No more 2

106 27 0
                                    

"Minggu lalu Rara itu cerita, katanya di bekali sama bunda nya Iqbaal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Minggu lalu Rara itu cerita, katanya di bekali sama bunda nya Iqbaal. Saya sering ngomel pagi-pagi gara-gara Rara jarang sarapan, eh taunya pas di sekolah udah ada bekal." Mama mengakhirinya dengan tertawa kecil. "Maaf ya, pasti Rara ngerepotin." Katanya lagi.

"Eh, gapapa kok saya emang suka masak, tapi nggak bisa setiap hari soalnya harus ngajar." Bunda tersenyum.

"Rara juga aneh kok Tante, padahal masakan mamanya enggak kalah enak, tapi suka makan bekal dari bunda." Sahut Iqbaal jujur.

"Kalo kayak gitu kita tukeran anak aja mba.. biar gak komplain sama masakan kita, hahaha." Meja restoran itu menjadi meja paling riuh saat ini.

"Rara kok lama ya? Susulin dong Baal." Iqbaal yang disuruh mau-mau saja lalu anak itu mengangguk dan pergi dari sana.

Tanpa Iqbaal tau, sebenarnya Rara terjebak di kamar mandi karena lupa membawa Hoodie di meja untuk menutupi perutnya.

Dan sedikit berfikir untuk jujur.

"Rara?" Suara berat dari iqbaal langsung mengisyaratkan Rara untuk bersuara, "disinii," suara itu terdengar dari pojok. Pintu terbuka saat bersamaan Rara keluar dari sana. "Kamu lama banget ngapain aja?"

"Aku takut balik, soalnya Hoodie aku ketinggalan di depan." Iqbaal baru ingat saat Hoodie ungu milik Rara tampak menyampir di kursi tadi. Rara melirik Iqbaal yang tampak malamun, "ng.. Baal, gimana kalo kita jujur aja?"

Iqbaal menoleh sarkastik, "kamu gila?"

"Apanya yang gila? Ini kesempatan Baal."

"Nggak, ini bukan waktu yang tepat, Ra." Iqbaal mencengkram pergelangan tangan Rara saat anak itu akan pergi, "kamu pilih sendiri aja Baal. Ngasih tau, atau ketahuan."

Iqbaal diam tak bergeming.

"Kamu bilang pasrah kan? Ya udah sekarang terserah aku mau jujur atau enggak. Lepasin." Iqbaal justru mengeratkan cengkramannya. "Sakit Baal! Kamu kok jadi kasar sih?!"

"Jangan bilang sekarang Ra, mereka lagi bahagia." Iqbaal mulai mengendurkan tangannya. Dan ini menjadi kesempatan untuk Rara kabur, anak itu tidak menggubris iqbaal dan memilih berlari menuju meja.

Sumpah, tampangnya berantakan sekali.

Rara memelankan langkahnya saat dekat dengan meja, menyeka air matanya kasar dengan punggung tangan. "Iqbaal mana sayang?" Bunda bertanya, tapi Rara diam saja.

"Ya ampun Ra, udah gede seragam nya masih berantakan aja." tangan Rara sudah mau mengancingkan bagian bawah seragamnya, tapi sudah di dahului mama.

More Than GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang