08

535 67 3
                                    

Aku mematut bayangan diriku dicermin sambil berputar dan berlenggak-lenggok dengan anggun.

Sebuah gaun berwarna putih dengan panjang dibawah lutut terlihat pas kupakai di tubuhku. Sudut bibirku tertarik keatas membentuk sebuah senyuman manis.

Gaun ini mengingatkan ku kembali pada ibuku. Dulu ibuku pernah bilang jika aku sudah beranjak dewasa ia akan memberikan ku gaun ini.

Aku menatap sendu pantulan diriku dicermin yang memakai gaun putih cantik ini. Coba saja ibu ku masih ada disini, pasti ia akan memuji ku terus-menerus.

Sebuah ketukan pintu membuat ku kembali tersadar dari dunia imajinasi ku. Ku buka pintu dan tampak Gojo yang mengenakan setelan jas hitam dan tak lupa dengan kacamata hitam andalannya.

Dia tampak sangat gagah dan tampan dengan pakaian formal seperti itu. Kalau begini kan ia terlihat lebih dewasa meskipun sifatnya berbanding terbalik dengan itu.

"Sudah siap nona?" Ujar Gojo sambil menundukkan sedikit badannya ke depan dan mengulurkan tangannya.

Entah apa reaksi apa yang harus kuberikan. Tertawa atau malah harus menerima uluran tangannya.

Tapi entah mengapa tanganku reflek membalas uluran tangannya dan tersenyum. Terlihat wajahnya yang tiba-tiba menjadi merah merona.

"Hei, mengapa wajahmu menjadi merah? Apa kau sakit?" Ucapku sambil menaruh telapak tanganku pada dahi dan pipinya untuk memastikan suhu tubuhnya normal.

"H-hei sudah! A-aku tidak apa-apa" Balasnya gugup dengan wajah yang tambah memerah.

Aku masih heran dengan tingkah lakunya yang tidak biasa begini. Namun, ia tiba-tiba menarik tanganku menuju mobil yang terparkir di depan sekolah.

####

Singkat cerita kami tiba di gedung tempat acara pernikahan tersebut diadakan. Aku agak gugup ketika melihat orang banyak karena tidak biasa mengikuti acara seperti ini.

Biasanya aku hidup sendiri dan kesepian dan jarang mengikuti acara yang ramai orang seperti ini. Hal ini membuatku merasa agak berbeda ketika bertemu dengan gerombolan orang.

Apalagi ini terlalu berlebihan untukku dimana sebelum masuk ke dalam gedungnya kita harus melewati karpet merah dan berfoto dengan banyaknya kamera. Sebenarnya ini acara pernikahan atau fashion show sih?!

Gojo menyadari tubuhku yang berguncang sedikit karena gugup. Ia menepuk pundakku dan membisikkan sesuatu di telinga ku.

"Pssst, tenang saja! Semuanya akan baik-baik saja selama kau tidak berkeliaran dan tetap di sisiku" Bisiknya.

Aku hanya membalasnya dengan anggukan. Ku turuti perintahnya dengan mengikutinya disampingnya. Itadori, Kugisaki, dan Fushiguro sudah mendahului kami di depan. Mereka terlihat keren saat berpose di depan kamera.

Aduh sial, melihat hal itu justru malah membuatku semakin gugup. Saat tiba giliran kami, Gojo menggandeng ku secara tiba-tiba dan cahaya kamera mulai menghujani kami.

Mataku sangat sakit karena cahaya-cahaya yang berkedip terus-menerus dengan cepat. Tapi mau tidak mau aku harus tetap tahan.

Senyum manis ku buat dari sudut bibirku agar tidak terlihat begitu kaku. Setidaknya jika aku tidak bisa berpose aku masih bisa tersenyum.

"Wah lihat, itu Gojo Satoru!"

"Akhirnya aku bisa melihatnya secara langsung disini, ia bahkan lebih tampan dari fotonya"

𝙇𝙊𝙑𝙀 𝘼𝙉𝘿 𝘾𝙐𝙍𝙎𝙀 | 𝙂𝙊𝙅𝙊 𝙎𝘼𝙏𝙊𝙍𝙐Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang