20

468 41 13
                                    

TAK!

Aku membuka tutup kaleng dari minuman bersoda yang ada di tanganku. Ku teguk perlahan minuman itu dengan santai. Kini aku sedang duduk di pinggir lapangan sembari menunggu Maki datang. Harusnya sekarang jadwal ku latihan, tapi ia tak kunjung datang. Apa ia lupa? 

Mataku memandang seluruh lapangan dari tempatku duduk. Rumput yang ada di lapangan bergerak ke sana kemari seperti sedang menari karena ditiup angin. Angin lembut dan cahaya matahari yang hangat benar-benar membuatku mulai mengantuk. Kapan Maki akan datang? Aku mulai gelisah. 

Ku teguk lagi minuman yang ada di tanganku. Hal itu awalnya baik-baik saja sampai seseorang tiba-tiba saja menendang kaleng minuman itu hingga terbang lepas ke atas. Tentu saja aku sangat terkejut karena itu terjadi dengan cepat. Tahu-tahu saja kaleng itu sudah tidak ada di tanganku dan melayang di angkasa. 

Dengan cepat, kaleng yang sedang melayang di angkasa itu jatuh kembali ke tanah. Tentu saja isinya tumpah semua. Aku jadi kecewa karena baru meminumnya beberapa teguk. 

"Sudah berapa kali ku bilang, jangan minum-minuman bersoda sebelum latihan! Kau ini keras kepala ya?!"

Aku menoleh dengan cepat ketika mendengar suara wanita muda yang ku kenali. Terlihat Maki berdiri di sana dengan wajah kesal. Aku tidak jadi marah karena yang menendang minuman ku adalah Maki. 

Kemudian Maki mengayunkan tongkatnya dan memukul kepalaku. Ringisan kesakitan keluar dari bibirku ketika tongkatnya itu menyentuh kepalaku dengan keras. Entah sudah ke berapa kalinya ini terjadi karena aku sering tertangkap meminum minuman bersoda. Entah juga ke berapa kalinya kepalaku jadi korban karena kesalahan ku itu. 

"Jika sekali lagi aku melihatmu melakukan hal itu, aku akan meremukkan kaleng itu beserta kepalamu" 

Dengan cepat aku mengangguk takut. Ancamannya itu membuat tubuhku merinding.

Aku kemudian berdiri dan mengambil kayu yang dirakit menyerupai katana itu lalu berjalan menuju lapangan. Ketika berjalan, aku menoleh ke belakang dan heran. Mengapa Maki diam saja di sana dan bukannya mengikuti ku? Bukankah harusnya kita latihan? 

Belum sampai di tengah lapangan, aku berlari kembali ke tempatku tadi. Setelah sampai, aku bertanya kepadanya mengapa ia tidak mengikutiku. Ia tidak menjawab dan hanya memainkan tongkatnya itu kemudian ia menunjuk ke belakangku dengan tongkatnya. Wajahnya meunjukkan rasa tidak suka ketika menunjuk ke arah belakang ku. 

Kepalaku menoleh dan mendapati Gojo berdiri di sana dengan baju olahraganya. Kepalaku di penuhi tanda tanya. Apa yang ia lakukan di sini dengan mengenakan baju olahraga? Biasanya dihari libur seperti ini ia akan lebih memilih menikmati waktu sendiri atau rapat dengan para atasan. 

"Senpai, apa yang ia lakukan di sini?!" Tanyaku pada Maki. 

Maki memasang wajahnya malasnya dan menurunkan tongkatnya itu. Ia melepas kacamatanya dan mulai bicara.

"Hari ini aku akan melatih Nobara, jadi berlatihlah dengan albino itu" Ucapnya dengan nada sinis. 

Aku mematung sejenak ketika Maki mengatakan hal itu. Ia yang sudah melatihku selama ini, aku sudah hafal dan paham bagaimana caranya ia mengajar. Ia melatihku sangat kasar dengan berbagai luka yang dapat membuatku semakin kuat. Tetapi, mengapa hari ini ia malah tidak melatihku?! Bukankan biasanya Kugisaki berlatih dengan Maki di lain hari? Mengapa sekarang?!

"Tenanglah, hari ini kau akan belajar teknik kutukan dan bukan latihan fisik ataupun teknik bertarung. Karena aku tidak punya energi kutukan, jadi Gojo lah yang akan mengajarmu" Jelasnya. 

Hari ini aku latihan apa katanya? 

Latihan teknik kutukan? 

Memang sebelumnya aku belum pernah diajari secara praktek langsung mengenai hal ini karena Maki hanya dapat mengajariku teknik bertarung dan latihan fisik saja. Aku paham sekarang. 

𝙇𝙊𝙑𝙀 𝘼𝙉𝘿 𝘾𝙐𝙍𝙎𝙀 | 𝙂𝙊𝙅𝙊 𝙎𝘼𝙏𝙊𝙍𝙐Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang