09

519 59 2
                                    

Mentari datang menyambut dari tempat persembunyian nya membawa cahaya hangat nya yang terang ke seluruh penjuru dunia. Sang mentari menggantikan bulan yang telah berjaga sepanjang malam mengawasi orang-orang yang terlelap dalam kegelapan malam.

Mataku mengerjap-erjap perlahan. Pupil mataku berusaha menatralisir banyaknya cahaya yang masuk saat ku membuka mata.

Hal pertama kali yang ditangkap netraku adalah sebuah manik mata berwarna biru cerah yang sangat indah. Seakan terbuai dengan pemandangan cantik ini, aku menatap mata itu dengan dalam.

Bulu mata yang panjang dan lentik seputih salju, serta pipi yang agak merona dan rambut yang acak-acakan seperti hal normal pada umumnya ketika bangun tidur. Baru bangun tidur saja aku sudah disuguhkan oleh pemandangan yang menyegarkan mata seperti ini.

"Selamat pagi [Name]~"

Sebuah suara bernada rendah dan serak khas orang bangun tidur mengejutkan ku. Aku terperanjat ketika mendengar suara itu masuk ke dalam telinga ku. Diriku yang awalnya hanyut dalam manik itu kemudian buyar dan kembali tersadar ke realita.

Ku lihat senyum yang terpancarkan dari bibir sang empunya manik biru cantik tadi. Dia mengusap kepalaku pelan dan masih mempertahankan senyumannya itu.

APA YANG TERJADI?!

Mengapa dia muncul saat aku membuka mata?

Eh?

DIA JUGA SERANJANG DENGANKU?!!

Tunggu sebentar.

Otak ku memutar kembali rekayasa ulang kejadian semalam. Banyak hal yang terjadi sampai aku bisa berakhir seperti ini dengannya. Baru ku sadari bahwa ini bukanlah hal macam-macam seperti yang kau pikirkan!

Untung saja aku mengingat kembali kejadian semalam sebelum aku menampar wajahnya dan menyeretnya keluar meskipun ini kamarnya.

"Apa kau tidur nyenyak semalam?" Tanya nya.

Bukannya menjawab aku malah mengubah posisi ku yang awalnya merebah di atas kasur menjadi duduk. Sekali lagi aku menatap matanya yang sayu karena bangun tidur dan efek mabuk semalam.

"Harusnya aku yang bertanya begitu, bagaimana dengan mu? Apa kau sudah baikan?" Aku membalikkan pertanyaan nya.

Dia hanya mengangguk sambil memegang kepalanya.

"Sudah agak lumayan, namun aku masih sedikit pusing" Tuturnya.

Aku hanya mendegus sebagai balasan ucapannya itu.

"Lain kali kalau kau tidak bisa minum terlalu banyak tidak usah dipaksa bodoh!" Ujarku.

Ia hanya cengengesan.

"Aku ingat aku punya teh herbal yang mungkin bisa meredakan efek alkohol itu, aku akan segera kembali" Aku beranjak dari tempat tidurnya dan meninggalkan kamarnya.

Disepanjang lorong aku berjalan menuju kamarku aku tak henti-hentinya menggerutu ketika mengingat wajah nya yang bagaikan malaikat ketika bangun tidur. Sialan, aku jadi teringat lagi betapa sempurna wajahnya itu. Apa Tuhan menciptakan ia saat suasana hati yang bagus?

Kini aku sampai di kamar ku. Membuka lemari dan menemukan teh herbal yang kucari. Setelah mengambil beberapa kantong teh aku kembali beranjak menuju kamar Gojo.

Ku seduh teh herbal itu dan menyodorkannya padanya.

"Ini, minum"

Ia mengangguk dan mulai meneguk teh itu. Belum beberapa teguk tapi ia sudah menyemburkan nya keluar. Bajingan ini benar-benar.

"INI TEH APAAN SIH? PAHIT SEKALI!"

"NAMANYA JUGA TEH HERBAL, KENAPA KAU MUNTAHKAN BODOH? MINUM LAGI!"

𝙇𝙊𝙑𝙀 𝘼𝙉𝘿 𝘾𝙐𝙍𝙎𝙀 | 𝙂𝙊𝙅𝙊 𝙎𝘼𝙏𝙊𝙍𝙐Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang