15

491 54 6
                                    

Sementara tubuhku terus diguyur hujan, aku merasa kulitku tidak lagi merasakan dinginnya air dari langit itu. Karena heran, aku pun mengadah ke atas langit. Ku lihat payung berwarna hitam serta seseorang yang menggenggam payung tersebut.

Itu dia orang yang membuatku menjadi setengah gila seperti ini. Dengan mudahnya setelah mengucapkan segala hal yang menyakitkan ia muncul di depanku seperti ini. Aku menggigit bibir bawah ku menahan segala amarah yang akan ku lontarkan kepada pria ini. Bisa saja aku mencaci maki nya seperti orang yang sudah kehilangan akal karena sudah dirasuki amarah. 

"Kau...bajingan, Gojo Satoru"

Pria itu tak bergeming menanggapi kata-kata ku. Ia hanya menatap ku yang sudah tak bisa dijelaskan lagi penampilannya. Basah kuyup dari atas sampai bawah serta rambut yang sangat berantakan. Keadaanku saat ini benar-benar kacau dan sungguh menyedihkan

Ia kemudian berjalan mendekatiku. 

"Menjauh dari ku brengsek!" 

Bukannya mundur, ia malah terus melanjutkan langkahnya. Aku sudah mengambil ancang-ancang kalau dia kemari aku akan memukulnya. Dan tentu saja aku tidak bercanda. Ketika ia sudah berada di jangkauan dimana aku dapat meninjunya, aku melayangkan satu pukulan ke wajahnya. Namun, tangan ku malah ditangkap dan ditarik olehnya. 

Ia menarik ku ke dalam pelukannya. Seolah ia tak peduli pakaian nya akan ikut basah, ia mendekapku dengan kuat. 

"Aku minta maaf, tolong jangan seperti ini dan membuatku khawatir"

Mataku membelalak ketika mendengar ucapan permintaan maafnya. Dengan mudahnya ia mengucapkan permintaan maaf yang enteng itu. Tubuhku benrniat ingin mendorong tubuhnya menjauh dariku. Tapi, entah mengapa aku tidak bisa berbuat apa-apa dalam pelukannya. Brengsek, lagi-lagi aku luluh hanya dengan pelukannya.

"B-brengsek! Kau telah memainkan perasaan ku, sialan" Dengan terbata-bata aku memaki nya karena suara ku yang gagap sembari menangis.

"Tapi aku tidak bisa membiarkan mu menjauh dariku.." Entah mengapa mulutku dengan spontan mengeluarkan kata yang bahkan belum diproses oleh otakku.

Dasar bodoh! Aku bicara apa sih? Mulutku melantur sekali, sekarang aku harus menanggung malu. Sekarang aku tidak tahu harus berbuat apa selain menahan wajahku dalam dada bidangnya karena aku tak sanggup menunjukan wajah bodohku yang memerah.

Gojo tersentak ketika aku mengeluarkan kalimat itu. Ia bahkan tak bergeming ketika aku hanya membenamkan wajahku pada dadanya. Selang beberapa detik ia tersadar, ia langsung kembali mengeratkan pelukannya lebih kencang daripada sebelumnya.

Hal itu membuatku sedikit syok karena kekuatannya yang bertambah secara tiba-tiba. Sialan, dia makan apa sih kok bisa sekuat ini? Badan mungil ku jadi terhimpit. Nafasku jadi sesak.

Setelah membuatku hampir mati karena kehilangan nafas, akhirnya ia melepaskan pelukan mematikannya itu. Ia bisa saja membunuh orang hanya dengan pelukannya itu.

"Aku akan mati jika kau terus memelukku seperti ini" Lirih ku karena mulai kehabisan nafas.

Tak selang lama kemudian, ia melepaskan pelukannya itu. Akhirnya ia tersadar bahwa orang yang dipeluknya ini hampir sekarat.

"Bajumu jadi basah, kenapa kau memelukku tiba-tiba?" Ucapku sambil memperhatikan baju nya yang basah karena bekas pelukan dariku yang habis basah kuyup. 

Bodohnya aku yang bahkan tidak sadar diri bahwa keadaan ku lebih parah. Aku bisa saja demam dan hanya berbaring di tempat tidur besok. Andai saja hal itu jangan benar terjadi. Hari ini aku baru pertama kali bersekolah, yang benar saja kalau aku langsung izin sakit besok?

𝙇𝙊𝙑𝙀 𝘼𝙉𝘿 𝘾𝙐𝙍𝙎𝙀 | 𝙂𝙊𝙅𝙊 𝙎𝘼𝙏𝙊𝙍𝙐Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang