18

377 47 6
                                    

Angin malam yang dingin menusuk kulitku sampai ke tulang. Aku masih mondar-mandir berjalan di tengah taman pada tengah malam. Helaan nafas panjang terdengar lagi di penghujung hari ini. Rasa frustasi kembali datang menghampiri ku pada tengah malam seperti ini. 

Aku tidak bisa tidur dengan segala beban pikiran ini, sehingga aku keluar dan membiarkan angin menyapu segala pikiran itu. Bunyi jangkrik memecahkan suasana hening malam. Cahaya bulan malam ini seperti bersinar lebih terang daripada biasanya. 

Kini aku hanya menghempaskan tubuhku pada kursi panjang yang ada di taman tersebut. Tanganku hanya bergerak memainkan ujung piyama ku. Tak sengaja aku jadi memandangi bekas luka di punggung ibu jari ku. Itu adalah bekas luka ketika aku memukul Shinobu terlalu keras.

Sial, aku jadi teringat lagi.

Aku sudah muak mengingat dirinya. 

Bahkan Gojo hari ini memarahi ku karena aku diskors 3 hari dari sekolah dan ia dipanggil sebagai wali untuk membicarakan insiden yang telah ku perbuat. Ya, aku mengerti bahwa ia pasti akan bertanggung jawab akan perbuatan ku kepada atasan jujutsu. Mungkin aku juga akan ditegur kepala sekolah, Masamichi Yaga.

Aku mengadah ke langit, melihat bulan yang bersinar terang. Sinar bulan masuk melewati netraku membuat sebuah refleksi yang terukir di bola mataku. Angin malam membasuh segala macam pikiran yang ada di kepalaku.

Ku gosokkan kedua tanganku berusaha menghangatkan diri. Udara malam semakin mendingin dan angin juga semakin kencang. Entah mengapa disaat seperti ini aku jadi kepikiran tentang Ryu. Kalau aku tidak masuk selama 3 hari apa yang akan terjadi dengannya? Apa ia akan tetap dirundung selama 3 hari ke depan? Aku benar-benar tidak akan memaafkan mereka jika merundung Ryu di depan mataku.

Alasan aku melindungi Ryu? Entahlah aku juga tidak tahu. Sebuah perasaan pribadi tersendiri saja kala kami tak sengaja mulai berinteraksi sebelum aku diskors hari itu. Sebuah perasaan simpati muncul secara tiba-tiba. Selain itu, aku seperti merasakan sesuatu yang tidak biasa dalam dirinya. Hal itu yang membuat ku penasaran dan mencoba menyelidiki dengan alibi berteman dengannya. 

Awalnya aku hanya beralasan bahwa aku tidak akan menggunakan hati saat berteman dengannya karena ini semua bagian dari rencana. Tapi mengapa ujung-ujungnya aku malah melibatkan perasaan sungguhan? Entah sambaran kilat darimana aku tiba-tiba mengatakan akan melindunginya. Ucapan yang bodoh kalau diingat-ingat. 

Lagi-lagi aku terlalu banyak berpikir. Malam semakin larut. Sudah lama sejak aku tidak merasakan suasana larut malam. Besok aku juga tidak bersekolah jadi tidak masalah apabila aku akan tidur sangat larut. 

Aku menjadi sangat jenuh dengan segala pikiran yang berkecamuk di dalam kepalaku. Mungkin dengan sedikit jalan-jalan mengelilingi asrama akan membantu meredakan kejenuhanku. Aku pun bangkit dari posisi duduk ku dan mulai melangkah meninggalkan taman. Ku lewati banyak kamar dari tiap lorong. Kamar Itadori,Fushiguro,Kugisaki, serta Maki dan kawan-kawannya. Oh ya, aku mungkin akan iseng melewati kamar Gojo. 

Kamar Gojo ku lewati. Namun, sama seperti yang lainnya, kamarnya sepi senyap. Mungkin ia sudah tidur saat ini. Kaki ku kembali melangkah menyusuri lorong ini. Segalanya telah ku lewati. Mulai dari lorong kamar, ruang kelas, hingga gudang juga ku lewati. Ini mungkin hal bodoh karena aku justru terlihat seperti penjaga keamaan asrama yang sedang patroli daripada sedang  berjalan-jalan. 

Satu ruangan saja yang belum ku lewati sama sekali. Ruang kepala sekolah, ruang kerja pak Masamichi Yaga. 

Dengan begitu penasaran aku berjalan menuju ruangannya. Tidak, aku tidak akan mengintip ke dalam. Aku hanya berjalan di depan ruangannya saja, sama halnya seperti yang kulakukan sedari tadi. Namun, sesuatu menangkap pandanganku. Sebuah cahaya lampu keluar dari sela-sela pintu yang tidak ditutup sepenuhnya, menyisakan hanya sepersekian kecil pintu tersebut terbuka. 

𝙇𝙊𝙑𝙀 𝘼𝙉𝘿 𝘾𝙐𝙍𝙎𝙀 | 𝙂𝙊𝙅𝙊 𝙎𝘼𝙏𝙊𝙍𝙐Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang