Ruangan ini sungguh sunyi. Kelewat sunyi sampai hanya terdengar jarum jam yang berbunyi.
Perasaan gelisah mengalir ke seluruh tubuhku. Keringat dingin yang tercampur dengan rasa penyesalan keluar dari kulitku.
Sesekali aku melirik Gojo yang bahkan dengan kelewat santai duduk dengan menyilangkan salah satu kakinya di atas lutut dan tersenyum seolah tidak merasa bersalah atas hal apapun.
Aku masih tak bisa mengucapkan sepatah katapun kala kepala sekolah Masamichi terus menatap tajam ke arah ku dan Gojo secara bergantian. Kepalaku terus kutundukkan agar ia merasa bahwa aku benar-benar merasa bersalah.
Tapi albino sialan di sampingku ini malah seperti merendahkan harga diri kepala sekolah yang bahkan lebih tua darinya.
Diam-diam aku mencubit pahanya hingga ia meringis kesakitan. Aku memberikan kode padanya untuk melakukan juga apa yang sedang ku lakukan.
Ia mengernyit heran. Aku jadi kesal karena sepertinya ia tak mengerti apa yang kumaksud.
Aku pun langsung membuat kepalanya menunduk paksa dengan tanganku. Aku benar-benar memaksanya.
Bajingan ini kalau tidak dipaksa akan terus bersikap tidak sopan pada kepala sekolah Masamichi. Dia yang bersikap demikian tapi aku yang malu.
Gojo pun kembali meringis kesakitan karena sendi-sendinya yang kaget karena tiba-tiba dipaksa untuk menunduk hingga 90 derajat kepada orang yang ada di depannya.
"Hei, kau sedang apa sih? Sakit tahu!?"
"Tundukkan kepalamu, sialan! Apa kau tak tahu tata krama dan sopan satun pada orang tua? Apa kau sungguhan orang Jepang asli?!"
Aku mencercanya dengan kalimat panjang supaya ia bisa diam dan bungkam. Benar saja, ia hanya diam dan menyerah ketika aku memaksanya untuk menundukkan kepalanya. Setelah itu ia bangkit dan kembali menaikan kepalanya. Kini tatapan matanya sejajar dengan kepala sekolah Masamichi.
Badanku jadi semakin gemetar karena beberapa kali Masamichi melirik ke arah ku dengan tatapan mengintimidasi.
"[Name], lain kali kau jangan pernah mau diajak oleh Satoru kalau kemana-mana apalagi jika mau pergi sampai malam"
Aku mengangguk pelan sambil masih menunduk. Masamichi hanya menggeleng-gelengkan kepalanya ke arah ku kemudian menatap tajam ke arah Gojo.
Gojo juga sepenuhnya salah membawaku keluar asrama hingga dilewat batas waktu jam malam di asrama. Tentu saja ia jelas-jelas salah, dia kan seorang guru. Guru mana yang mengajak muridnya menyalahi aturan sekolah? Memang Gojo terkadang seperti orang tidak waras.
"Kau adalah seorang guru tapi kenapa kau malah melanggar aturan bahkan sampai membawa muridmu? Kalau terjadi sesuatu bagaimana?!"
Masamichi masih mengomel ria sementara Gojo seperti orang acuh tak acuh terhadap seluruh kalimat yang dilontarkan Masamichi kepadanya. Dari raut wajahnya pun sama sekali tidak terlihat rasa bersalah.
Tanganku masih berada di atas kepalanya, menyuruhnya untuk menunduk tadi. Sembari menunduk, aku melirik wajahnya Gojo yang bahkan sedang menahan tawa.
Bajingan ini memang seperti tidak tahu situasi dan kondisi.
"Dan apa yang terjadi padamu [Name]? Mengapa kau bisa pulang dengan keadaan berantakan dan balutan perban di tubuhmu?"
Aku langsung gugup karena ia kembali bertanya padaku.
"Ah, itu—"
"Nanti saja kita lanjutkan ini, [Name] masih harus beristirahat karena kejadian semalam yang membuat dirinya begitu lelah"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙇𝙊𝙑𝙀 𝘼𝙉𝘿 𝘾𝙐𝙍𝙎𝙀 | 𝙂𝙊𝙅𝙊 𝙎𝘼𝙏𝙊𝙍𝙐
Fanfiction"Jika cinta adalah kutukan, maka bertemu dengan mu adalah kutukan yang paling indah" _______________________________________________________ All characters belongs to ©𝗝𝘂𝗷𝘂𝘁𝘀𝘂 𝗞𝗮𝗶𝘀𝗲𝗻 by 𝗚𝗲𝗴𝗲 𝗔𝗸𝘂𝘁𝗮𝗺𝗶 Story ©xysgdj disclaimer: ...