"Tok..... Tok....Naa"Jemi mengetuk pintu kamar gadis itu tapi tidak ada respon sama sekali. Jemi lantas memutar knop pintu yang ternyata terbuka karena tidak di kunci oleh pemiliknya.
Jemi berjalan mendekat ke arah Hanna yang sedang duduk di ranjang menghadap ke jendela,tak lupa juga ia mengunci pintunya.Jemi berjongkok didepan gadis itu, sedangkan Hanna tak memperdulikan keberadaan Jemi,memilih tetap menatap ke luar jendela.
"Na kamu kenapa? Ada masalah?, atau aku punya salah sama kamu? "Jemi mengambil satu tangan Hanna untuk ia genggam.
Hanna melepas tangannya yang digenggam oleh Jemi. " Jem, kamu bisa janji gak? Kalau kamu gak akan pernah ninggalin aku"Jemi mengangkat satu alisnya karena bingung dengan perkataan Hanna, setelah itu ia terkekeh pelan.Apa - apa an ceweknya ini, masa bolos sekolah dan ngambek sama Jemi cuma karena berfikir Jemi akan meninggalkan nya. Itulah isi otak Jemi saat ini.
Cup
"Gak akan Na! " Jemi mengecup bibir Hanna singkat.
"Janji? " Hanna mengangkat satu jari kelingking nya didepan wajah Jemi, Jemi tersenyum ia tak mengaitkan kelingking nya tapi mengambil kedua tangan Hanna untuk ia kaitkan di lehernya. Jemi menarik Hanna kedalam ciuman intens, tak sampai di situ tangan Jemi juga tak tinggal diam, tangannya masuk kedalam kaos yang Hanna kenakan untuk meremas dan memainkan payudara gadis itu. Sesi panas mereka terus berlanjut hingga keduanya jatuh ke ranjang dengan posisi Jemi menindihi tubuh Hanna.
🐶🐻
Jevan dan kawanya saat ini lagi nongkrong di kantin dalam sekolah,kenapa gak ke warung nya bak Ida? Ya karena kelas dua belas itu hari ini ada simulasi ujian dan penjagaan sekolah ini jadi ketat bgt biar gak ada siswa bandel ya bolos atau kelayapan keluar area sekolah.
Bahkan OSIS ditempatkan dibeberapa titik untuk mengawasi anak-anak bandel. Terutama Hanny yang ditempatkan di gerbang sekolah, nah kan kalau ke warung mbk Ida harus lewat depan jadi daripada harus melawan buketos satu itu kan mending mereka makan di kantin dalam sekolah aja. Hal ini juga membuat Marsel makan langsung bayar soalnya kalau di warungnya bak Ida dia ngebon dulu.
Pas lagi nyruput es kopi, Jevan dan temannya dibuat terkejut oleh kehadiran Cesiana temanya Hanny yang lari sambil teriak- teriak manggil Jevan.
"Ada apa sih Ces sampai lari-lari gitu? " Tanya Jevan saat adek kelasnya itu ada di dekatnya.Cesian masih sibuk menetralkan nafasnya yang terengah-engah sembari membungkuk memegangi lututn
ya."K-kak tolongin Hany kak Jev! " Mendengar itu Jevan langsung berdiri.
"Hany kenapa ces?! "
"H- hany dibawa kaya anak geng gitu kak dari sekolah lain"Jadi tadi itu ada sagrombol geng gitu dari sekolah lain. Mereka adalah orang yang sama waktu Jevan dan Hanny dicegat dijalan. Entah bagaimana Cesian tidak tau, ia hanya melihat Hanny ditarik paksa oleh segerombol anak-anak itu.Melihat itu Hanna berinisiatif memberitahu Jevan.
" Apaaaa!!! "Kali ini Jemi ikut berdiri, sedangkan Jevan langsung berlari kesetanan menuju gerbang depan sekolah. Jemi juga tak tinggal diam ia ikut menyusul Jevan, tapi sebelum itu ia menyuruh Marsel, Rendi, dan Bendhol buat ngumpulin anak-anak yang jago berantem, karena kemungkinan mereka akan menyerang anak- anak yang membawa Hanny.
Pas lari di Koridor Jemi gak sengaja papasan sama Hanna yang otomatis wanita itu menahan lengan Jemi membuat Jemi terpaksa berhenti. " Kamu kenapa yang, lari-lari gitu? ".
" Na, adek kamu dalam bahaya Na, aku harus tolong in dia"Hanna tentu panik mendengar itu,ia memang masih diam-diaman sama adeknya, tapi kakak mana yang gak khawatir adeknya kenap- napa.
"Jem aku ikut jem!" Hanna mengguncang lengan Jemi sanking paniknya. "Gak Na, bahaya! Aku janji bakal bawa adek kamu kesini" Jemi tentu melarang Hanna untuk ikut, terlalu bahaya untuk gadis itu. Tapi tau sendiri bagaimana keras kepala nya seorang Hanna jadi Jemi terpaksa mengizinkan nya dari pada memperlambat waktu hanya untuk berdebat.
Pas sampai di depan gerbang Jevan udah gak ada, mata Jemi menelisik ke segala arah dan akhirnya menemukan Jevan yang lagi ngeluarin motornya dari area parkiran. Sialnya pas Jemi narik Hanna buat ke parkiran ngambil motornya nyusul Jevan, mereka malah kepergok OSIS yang neriakin buat balik ke dalam sekolah. Jemi bodoamat dia tetep mbradat dengan motor nya ngejar Jevan dengan Hanna.
Jevan sedikit tau tentang gengster sekolah satu ini, maka dari itu saat ini dirinya sudah berada di area markas mereka. Jevan tadi mau langsung masuk kedalam tapi ditahan oleh Jemi. Tentu saja mereka akan kalah jika hanya berdua,bukanya nyelmetin Hanny malah nyerahin diri kalau terlalu gegabah. Yang dinanti pun tiba, Marsel, Rendi, Mbendol telah membawa banyak pasukan, Jemi sampai terkejut saking banyaknya yang dibawa mereka.
Jemi adalah orang yang pintar mengatur strategi, jadi rencana nya ia dan Jevan yang akan menrobos masuk kedalam untuk fokus cari Hanny, sedang kan yang lainya menyerang musuh mereka. Semua mengangguk setuju dengan rencana Jemi.
Tapi sebelum masuk kedalam Jemi berpesan pada Hanna yang sedari tadi berdiri disamping nya. "Na, pokok nya kamu tunggu disini! Sampai kamu ngeyel masuk kedalam...... aku tinggal nikah kamu!!! "Setelah mengatakan itu Jemi berlari kecil menyusul teman - temanya.
Mereka sudah menjalankan rencana nya masing-masing, saat ini Jevan dan Jemi sudah berhasil menrobos, meninggalkan area perkelahian." Ny........ Yang kamu dimana.... "Teriak Jevan supaya Hanny mendengar suaranya, ia mencari diruang sebelah kanan,sedangkan Jemi disebelah kiri. Markas mereka ini berada di bangunan bekas yang temboknya sudah dicoret-coret.
Jemi mengedarkan pandangannya kesegala penjuru, sesekali juga tadi Jemi menghajar musuh yang mendekati nya. Hingga akhirnya mata Jemi melihat Hanny yang berjalan terseok-seok di lantai atas.Jemi yang melihat itu langsung berlari mendekati Hanny, ia lalu memeluk gadis itu erat. " Dek, kamu gak papa? Aku khawatir bgt sama kamu"Jemi memeluk Hanny semakin erat tanganya meremas rambut belakang Hanny dengan mata terpejam, Jemi sedang menyalurkan segala rasa khawatir nya. Tapi tanpa ia sadar ada Wanita lain yang berdiri dibawa melihat adegan itu, wanita itu adalah Hanna. Hanna dengan sifat batunya tak akan menuruti ucapan Jemi. Ia juga ingin mencari adeknya, ia mengikuti Jemi tadi dari belakang, ia juga melihat adeknya tadi, tapi Jemi lebih dulu berlari memeluk adeknya. Dan sekarang Hanna memilih kembali ke luar dengan rasa sesak didadanya.
"Hanny sayang.....!!" Teriak Jevan dilantai bawah, Hanny yang mendengar itu langsung melepas pelukan Jemi dan berusaha berjalan turun secepat mungkin dengan kondisi kakinya yang sakit.
"Jepaaaannn!!! " Tangis Hanny pecah saat berada didekapan Jevan. Jevan mengelus rambut Hanny dan mencium pucuk kepala Hanny agar mereda kan tangisannya.
"Maapin aku sayang, maapin aku gak bisa jaga kamu"Ucap Jevan, Hanny menggeleng mendengar itu. Itu bukan salah Jevan, tapi salahnya sendiri, harusnya ia tak terlalu percaya diri untuk melawan para geng tadi.
Mereka masih berpelukan lama, sedangkan Jemi menyusul kawan- kawannya yang masih baku hantam. Musuh juga udah pada lari, soalnya pasukan dari kubu Jevan lebih banyak dari musuh nya. Emang gak bener kalau nyuruh 3 curut itu, bayangin aja mereka tadi sampek cari pasukan murid yang jago berantem ke Smp deket sekolahnya. Sumpah kalau emak bocil- bocil itu tau bisa dicincang mereka, padahal Jemi udah pesen cari aja beberapa adek kelas yang jago bela diri, lah Rendi, Marsel, sama Bendol malah cari pasukan perang Baratayuda.
"Pann, aku kira aku bisa hajar mereka semua sendiri. ternyata kamu bener pan aku kalah kalau kroyokan,mereka nakal pan" Oceh Hanny yang masih dipeluk Jevan erat, mendengar itu Jevan jadi terkekeh, ia lalu melepas pelukanya beralih menatap Hanny dengan memegang kedua bahu gadis itu.
Jevan mengeraskan rahangnya dengan mata menajam saat menatap wajah Hanny, terdapat luka lebam membiru di ujung bibir wanita itu. Dan ia bersumpah masalah ini tidak akan selesai disini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacarnya Buketos(nohyuck)
RandomDari SMP udah benci banget sama yang namanya OSIS dengan 3 kawannya tapi pas SMA pacarnya malah ketua OSIS.