3

1.5K 139 0
                                        

" bilang ke keluarga nya Kim Doyoung. Bahwa Doyoung aman bersamaku. Jika mereka membantah nya ancam saja aku akan membunuh Kim Doyoung. Apa lagi jika mereka memanggil polisi tidak akan ku biarkan kalian hidup tenang. " Ucap Junghwan panjang lebar ke asisten nya. Sementara asisten nya hanya mengangguk paham.

Junghwan kembali dengan muka yang datar. Ia pun meminum bir dengan memikirkan sesuatu di fikiran nya. Sedikit kotor tapi Junghwan suka.

Di mana Doyoung nya mendesah nikmat di Klungkung nya.

Ah rasanya ingin menghajar habis-habisan lubang Doyoung.

.
.
.
.
.
.
.
.

Celkekkk..

" Bebe. Tidurlah, sudah malam. " Ujar Junghwan sambil mendekat ke arah Doyoung, Doyoung hanya menoleh dan menatap mata Junghwan dengan sayu.

" Jung.. aku ingin pulang. Kasihan keluarga ku pasti mencariku. " Jawab Doyoung dengan lesunya. Sedangkan Junghwan terkekeh pelan dan mengecup kening Doyoung dengan penuh kasih sayang.

" Kau tenang saja Bebe. Keluarga mu sudah ku beri tau. " Jawab Junghwan santai. Membuat Doyoung melorotkan mata nya tidak percaya.

Pria di hadapan nya ini tidak gila kan.

Astaga rasanya ingin mengumpati dia.

Tapi Doyoung tahan.

Sementara Junghwan hanya terkekeh dan mengelus pipi Doyoung dengan tersenyum lembut. Jantung Doyoung tidak bisa di ajak kerja sama dengan nya. Ia berdetak dengan sangat kencang.

" Dasar jantung. Kenapa detak nya harus gini sii. " gumam Doyoung dengan diam tetapi dalam hati yang resah. Junghwan pun berdiri dan menatap Doyoung lagi.

" Tidur lah Bebe. Dan selamat malam. Tenang saja aku tidak akan melakukan sesuatu yang buruk kepadamu. " Tutur Junghwan dengan panjang lebar. Sedangkan Doyoung hanya diam dalam duduk nya.

Setelah punggung Junghwan tak terlihat lagi di mata Doyoung. Doyoung pun terisak sekarang. Ya tau keluarga sudah tau kalo ia di sini. Tetapi jujur saja Doyoung sangat takut. Hanya takut dengan So Junghwan yang gila itu.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Pagi harinya Doyoung terbangun ketika mendengar suara ribut di depan. Doyoung pun berusaha menormalkan kesadaran nya 100%. Ia pun perlahan bangun dari tidur nya dan mulai mengintip dari pintu kamar.

" Hwan!kenapa kamu menjadi anak yang pembangkang sekarang. " Teriak Mama nya dengan emosi. Mama nya ingin menampar wajah Junghwan. Tetapi di cegah dengan tangan Junghwan sendiri.

" Saya tidak akan menuruti permintaan kalian jika itu hal keji paham!? " Ucap Junghwan dengan tatapan menusuk. Ia menghempaskan tangan mama nya dengan kasar. Memang ia tidak sopan bahkan kasar kepada orang tua nya.

Tapi kita sebagai anak tentu saja tidak sepenuh nya menuruti permintaan kedua orang tua. Jika memang permintaan kedua orang tua itu baik maka lakukan lah. Jika melanggar hukum atau aturan maka Junghwan akan lebih tegas ke mereka.

Meski Junghwan tipe orang yang aroggan, dingin, jutek bahkan jika berbicara singkat. Ia juga mempunyai hati nurani. Sedangkan sang papa maju dan langsung memukul Junghwan secara rinci. Junghwan hanya diam dan menerima semua pukulan tersebut.

Sedangkan di sana Doyoung menutup mulut nya melihat darah Junghwan yang menetes akibat pukulan dari papa nya tadi. Dalam hati Doyoung sangat khawatir dan kasihan.

" Anak tak berguna ! " Teriak papa nya memperhentikan pukulan nya. Papa nya pun menarik nafas nya dalam-dalam. Sementara Junghwan masih diam dengan aura yang dingin.

" saya memang tidak berguna. Kenapa kalian ketika membutuhkan bantuan harus ke saya? Pergi lah ke anak kesayangan kalian itu. " Jawab Junghwan dengan kasar ia mengusap luka darah di sudut bibir nya dengan kasar.

" Saya ingatkan. Jika belum di izinkan oleh saya masuk. Jangan masuk rumah saya. Karena di sini semua adalah rumah saya bukan rumah kalian. PAHAM!? " teriak Junghwan sekarang di kata terkahir nya. Jujur Junghwan lelah dengan mereka.

Orang tua Junghwan pun pergi dengan tatapan tajam kepada Junghwan. Sedangkan Junghwan pun ambruk di sana. Ia benci situasi seperti ini. Muak dengan ini semua. Ia pun duduk di lantai dan menetralkan emosi nya.

" Hwan! " Teriak dua orang pria berlari tergesa-gesa menuju ke Junghwan. Mereka pun menghampiri Junghwan dan di serbu banyak sekali pertanyaan.

" Kamu gpp? Tadi si tua itu bilang apa sama kamu? Gppkan? " Ucap Haruto dengan rasa khawatirnya. Sedangkan Jeongwoo pun berlari untuk mengambil kotak obat.

" Tidak. " Jawab Junghwan singkat. Haruto pun memeluk Junghwan sangat erat. Haruto dan Jeongwoo tau bagaimana kisah Junghwan. Mereka berdua berjanji akan menjaga Junghwan sebisa mereka.

" Sini ku obatin. " Ujar Jeongwoo datang dengan kotak obat. Junghwan hanya menganggukan kepalanya. 5 menit selesai ketika mengobati Junghwan.

Junghwan pun berdiri dan menuju ke kamar nya untuk mandi. Sementara haruto dan Jeongwoo hanya bertatapan mata nya.

" Sayang. Sudahlah biarkan Hwan sendirian ayo masak. " Jawab Haruto sambil mengandeng tangan Jeongwoo untuk ke dapur. Sementara Jeongwoo hanya menganggukan kepalanya.

Sementara Doyoung mematung di sana melihat apa yang terjadi. Ternyata hidup Junghwan sangat penuh misteri.

TBC.

haii sorry baru up.. ku sibuk latihan;(

My Blind Love(ft Hwanbby)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang