Pagi hari nya Doyoung pun menyejapkan mata nya. Ia merasakan perut nya di timpa oleh sesuatu yang berat. Ya itu adalah tangan nya Junghwan. Doyoung pun sejenak menatap wajah Junghwan.
" Ah. Jika di lihat seperti ini kenapa kamu ganteng? " gumam Doyoung sambil mengelus alis Junghwan. Doyoung tidak tau bahwa yang ia tatap tengah tersenyum tipis mendengar gumaman dari Doyoung.
" aku tau. " Jawab Junghwan langsung bangun dari tidur nya. Sedangkan Doyoung kaget dan menetralkan jantung nya yang sangat berdetak dengan cepat.
" apa. " Ucap Doyoung pura-pura bangun tidur sambil menatap heran ke Junghwan. Kaget? Tentu saja kaget. Orang di lihat dia masih tidur kenapa tiba-tiba bangun.
" tidak usah berbohong Bebe. Hukuman mu akan semakin menambah. " Jawab Junghwan dengan nada deep berat sekali. Membuat Doyoung merinding. Doyoung pun langsung berdiri dari kasur dan dan ingin berlari.
Tetapi tangan nya di cengkal oleh Junghwan. Membuat Doyoung terdiam dan ketakutan. Junghwan pun menarik kembali Doyoung ke kasur dan melemparnya ke tengah² kasur. Membuat Doyoung meringkis karena bokong nya sakit.
" Bebe. Morning kiss. " Ujar Junghwan dengan santai mengukung tubuh Doyoung. Junghwan pun melumat bibir Doyoung dengan lembut. Membuat Doyoung terlena dengan ciuman itu.
" Eughh. " Lenguh Doyoung ketika bibir nya sedikit sobek. Junghwan pun turun ke leher Doyoung. Junghwan mengigit leher Doyoung membuat Doyoung memekik kesakitan.
Leher yang tadi di gigit pun langsung mengeluarkan tanda merah tetapi merah nya sedikit ke biruan. Junghwan pun terkekeh melihat Doyoung meringkis kesakitan karena mengigit leher putih nya.
" Aww. Jung! Sakit. " Rengek Doyoung sambil mengelus gigitan Junghwan. Sementara Junghwan hanya tersenyum penuh arti dan kembali melumat bibir Doyoung dengan sedikit ganas.
Beberapa menit kemudian ciuman itu berakhir. Junghwan pun mengecup kening,pipi, dahi dsb yang berada di wajah Doyoung. Junghwan pun turun dari kasur nya dan menuju ke kamar mandi.
Sementara Doyoung? Doyoung sekarang berantakan sekali. Mata nya yang merah. Bibir nya yang sedikit membengkak. Dan leher nya yang ada tanda merah nya. Baju Doyoung yang sedikit kusut.
Doyoung mengacak rambut nya frustasi. Bagaimana bisa ia menerima semua sentuhan Junghwan itu!?Ah. Rasa nya sangat memalukan. Doyoung malu tapi benar saja bibir Junghwan sangat candu menurut nya. Junghwan pun keluar dari kamar mandi dengan handuk yang terikat di bawah badan nya.
Sontak Doyoung menutup mata nya kaget. Junghwan hanya terkekeh gemas melihat Doyoung yang menutup mata nya. Junghwan pun menuju ke tempat ganti baju dan berpakaian.
Junghwan pun menghampiri Doyoung yang masih menutup mata nya. " Bebe. Buka matamu. Tidak kah kau ingin turun sarapan? aku tunggu di bawah ok? " Ucap Junghwan sambil mengusak rambut Doyoung. Junghwan pun melangkahkan kaki nya ke luar kamar. Doyoung pun dengan cepat menuju ke kamar mandi dan siap-siap.
" Astga aku lupa. Bagaimana dengan sekolahku ya? Dan gimana kabar mashi? Astga bisa² nya aku melupakan dia. " Gumam Doyoung sambil berjalan untuk ke bawah.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Di meja makan terdapat. Jeongwoo,Haruto,Asahi dan Junghwan yang sedang menunggu nya. Doyoung pun langsung duduk di samping Junghwan dengan sedikit canggung kepada mereka.
" Oh ya doy, kamu masih sekolah. " Tanya Asahi memecahkan keheningan tersebut. Doyoung hanya menganggukan kepala nya dan menatap canggung ke Asahi.
" Ya kak. Aku masih sekolah dan kelas 12 sii , sekelas dengan Junghwan. " Jawab Doyoung dengan tersenyum. Sedangkan Asahi hanya ber-oh ria saja.
" Bebe. 2 Minggu kau akan cuti. Jangan membantah perkataan ku ingat. " Jawab Junghwan dengan santai, membuat Doyoung yang sedang memakan makanan nya pun tersedak.
Dengan cepat Jeongwoo menyerahkan air minum ke Doyoung. Doyoung pun menatap heran ke Junghwan. Ini pria gila atau bagaimana.
" Jangan mengumpatiku Bebe. " Jawab Junghwan dengan tajam nya. Doyoung pun menelan ludah nya susah payah. Sementara haruto dan Jeongwoo terkekeh melihat interaksi dari mereka.
" Dan satu lagi kau adalah Submissive ku jadi menurut lah kepada Dominan mu. " Jawab Junghwan dengan santai dan mengelap bibir dengan dengan tisu. Junghwan pun meninggalkan mereka dengan Doyoung yang masih termenung.
" Kenapa aku terjebak dengan kegilaan dari so Junghwan. Ini sangat menakutkan. " Gumam Doyoung dengan menatap kosong ke makanan nya. Jeongwoo pun menghampiri Doyoung dan menepuk pundak Doyoung dengan lembut.
" Doyoung. Kumohon kau tepati janji mu kemarin ya? " Mohon Jeongwoo dengan tatapan sayu. Sedangkan Doyoung pun tersadar dan menatap Jeongwoo dengan lembut. Doyoung pun menghela nafasnya kasar.
" Iya kak. aku janji tidak akan meninggal kan Junghwan meski sesakit apa pun dan sejahat dia. " Jawab Doyoung dengan tersenyum lembut. Jeongwoo pun memeluk Doyoung dengan sangat erat.
.
.
.
.
.
.
.
.
." Kau kira saya bodoh. " Tutur Junghwan dengan kekehan mengerikan. Membuat manager keuangan itu ketakutan seketika.
" Awal nya saya tidak ingin membuatmu mati. Tetapi fikiran ku berubah tuan. " ujar Junghwan lagi dengan mengelus pipi pria itu dengan sebuah pisau lipat yang Junghwan sembunyikan di balik sakit nya.
" kau tau. Saya benci penghianat. " Jawab Junghwan langsung menembakan peluru nya ke tangan pria itu. Membuat pria itu meringkis kesakitan. Dan perlahan darah mulai berkucuran di bangkar tersebut.
" Tuan. Ku mohon berikan saya kesempatan lagi. " Jawab Pria itu dengan kesakitan dan memelas karena tangan nya yang Kanan sangat sakit. Peluru nya menempuh tepat di tulang nya. Remuk rasanya.
" Kau meminta ampunan dari ku? Jangan harap. aku di lahirkan dari api bukan tanah. Dan kau sekarang sudah berurusan dengan orang yang salah. " Jawab Junghwan sambil mengambil pisau di dekat kamar rumah sakit pria itu
Sontak pria itu ketakutan. Junghwan pun menancamkan pisau tajam itu ke hidung nya. Darah terus berkucuran. Dan suara teriakan kesakitan dari pria itu terus berlanjut. Membuat Junghwan semakin terkekeh.
Junghwan senang mendapatkan mainan baru. Junghwan pun memanggil Jihoon untuk datang memberikan nya sebuah sesuatu hadiah itu pria yang sedang sekarat ini.
" Ini tuan. " Jawab Jihoon sambil menyerahkan kotak sedikit besar itu. Pria itu ketakutan setengah mati dan langsung memeluk kaki Junghwan.
" Maafkan aku tuan. Ku mohon jika perlu bunuh saja aku. Tapi ku mohon siksaan ini sangat menyakitkan. " Ucap pria itu dengan terisak. Junghwan dengan santai dan kasar nya menghempaskan tubuh pria itu dengan serangkaian kecil.
" Penghianat bukan nya harus di beri hukuman bukan. " Jawab Junghwan dengan serangkaian tajam nya. Pria itu sudah pasrah sekarang. Junghwan mengambil geraji yang cukup besar.
Junghwan mendekat dan langsung mengambil tangan pria itu. Junghwan dengan kejam mengeraji tangan itu hingga darah terus mengalir. Junghwan pun puas mendengar kan teriakan kesakitan dari mulut itu.
Sangat merdu sekali teriakan nya. " Baiklah sebenarnya aku masih ingin menyiksa mu. Tetapi ini di rumah sakit. Mana munggkin aku menyiksamu di sini. Jadi ke inti saja selamat tinggal dan semoga di sana dengan pengampunan mu. " Ujar Junghwan sambil menembakan peluru ke kepala. Perut. Dan jantung pria itu.
Junghwan pun memberikan isyarat ke Jihoon untuk mengurus mayat itu. Sementara Jihoon hanya menganggukan kepala nya dan menyerahkan sebuah baju ke Junghwan untuk berganti baju. Junghwan pun menuju ke kamar mandi dan menganti baju nya dengan baju yang bersih Tampa darah.
Pada dasarnya. Junghwan itu adalah iblis keji. Tetapi jika dengan Doyoung kesayangan nya ntah sikap kejam Junghwan menghilangkan. Meski harus bersikap dingin.
TBC.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Blind Love(ft Hwanbby)
Fanfiction" saya membencimu Jung. " " tetapi saya mencintaimu bby. " . " akan saya pastikan bagaimanapun cara nya kau harus menjadi miliku Kim Doyoung. " " itu tidak akan pernah terjadi So Junghwan!. " " kamu tidak akan bisa kabur atau lepas dari genggaman ku...