1

2.1K 181 5
                                    

" Kim Doyoung! Perhatikan pelajaran jika masih ingin di kelas. " Ucap guru dengan nada sinis ke Doyoung. Sedangkan Doyoung pun sadar dari lamunan nya.

Lalu pria di pojokan kanan hanya bisa tidur di meja nya. Tak heran lagi dengan pria itu. Dia So Junghwan. Guru tidak berani menegurnya atau bertukar sapa saja tidak berani.

Di rasa kelas berisik karena pelajaran. Junghwan langsung pergi dari kelas dengan raut wajah yang dingin. Junghwan tidak memperdulikan sekitar nya. Hanya tampil dengan wajah datar dan nan dingin.

Guru hanya bisa menghela nafas nya. Guru pun mulai lanjut pelajaran sampai bel bunyi istrirahat.

" Bby. Kantin yuk? " Ajak Mashiho dengan mengusak rambut Doyoung.

Doyoung pun menganggukan kepalanya.

Sesampainya di kantin memang terlihat ramai. Doyoung tipe orang tidak suka keramaian. Sepi. Tenang menurut nya.

" Shiho, sepertinya aku bawa bekal dari mama. Aku lupa hehe. Kau ke kantin saja bagaimana? " Tanya Doyoung dengan tersenyum ke sahabat nya itu.

Terlihat raut kecewa di mata Mashiho. Doyoung tau Mashiho kecewa. Tetapi Doyoung juga merasakan tidak tenang dengan posisi yang ramai sekali. Memang Doyoung Egois.

" Nanti ku panggil kak Junkyu buat nemenin deal? " Tanya Doyoung. Mashiho pun menganggukan kepala nya dan tersenyum manis. Doyoung pun dengan cepat keluar dari kantin yang bisik itu.

Ia menuju ke sebuah ruangan. Yang tak lain adalah ruangan musik. Ruangan musik jarang di pakai atau di buat kepentingan. Hanya dalam pembelajaran saja.

" tenang sekali. " gumam Doyoung sambil memejamkan mata nya di sebuah kursi kecil.

Bipp.

Ntah kenapa tiba-tiba lampu mati. Doyoung yang awal nya merasakan ketenangan pun sekarang panik. Apa lagi ia mempunyai trauma dengan gelap.

Suara langkah terdengar dari depan pintu. Doyoung mengigit bibir bawahnya dan sedikit keringat yang muncul di dahi nya.

" Cantik. Kau miliku. " Ucap seseorang dengan lembut dan mengelus pipi dan Surai rambut Doyoung dengan lembut.

Sontak Doyoung memeluk orang itu. Ia sangat ketakutan dengan gelap. Gelap ia takut kegelapan. Keringat membasahi dahi nya dengan tubuh yang bergetar.

seseorang itu pun melepaskan pelukan nya dari Doyoung. Ia mengunci pintu. Dan lampu yang awal nya dia matiakan pun ia nyalakan kembali. Di lihat Doyoung sedang memegang lutut nya dengan bergetar.

" Sayang. Jangan takut. Ada aku di sini. " Jawab Pria itu dengan tenang. Ia pun menarik Doyoung dalam pelukan nya. Serasa Doyoung sudah tenang akhirnya Doyoung melepaskan pelukan nya.

Ia kaget dengan orang di depan nya.

Ya.

Dia.

So Junghwan.

Pria yang arogan. Dingin dan tatapan nya yang tajam.

" Apa yang kau lakukan di sini. " Ucap Doyoung sedikit berbata-bata. Tetapi di balas senyuman tipis dari Junghwan.

Junghwan memajukan kepala nya ke Doyoung. Sontak Doyoung pun memundurkan tubuhnya. Tak di sangka bahwa ia sudah di belakang dinding. Mati lah Doyoung.

" Kau miliku. " Bisik Junghwan dengan senyuman tipis tercetak jelas tapi tidak dengan Doyoung yang kaget dengan pertanyaan Junghwan tersebut.

" Bukan. aku milik tuhan. " Ucap Doyoung dengan sedikit ketus. Ntah keberanian dari mana ia berani menolak pria kaya raya yang berkuasa itu.

Junghwan langsung tersenyum licik. Ia memajukan kepala nya dan target nya adalah bibir merah Doyoung yang sangat menggoda bagi nya. Doyoung menelan ludah nya kasar ketika bibir nya mulai bersentuhan dengan bibir Junghwan.

Perlahan Junghwan melumat nya dengan lembut. Tetapi kelamaan Junghwan sedikit kasar. Hingga membuat bibir Doyoung paling bawah berdarah sedikit.

" Auww. " Ringkis Doyoung ketika bibir nya sedikit sobek. Junghwan semakin menjadi ketika Doyoung tidak memberontak sama sekali dengan ia mencium bibir nya. Junghwan pun menghentikan aktivitas nya dan tersenyum kecil.

" Kau menikmati nya juga bukan. Selalu ingat. Kau milik So Junghwan. Tubuh. Jiwamu semua punyaku Kim Doyoung. " Jawab Junghwan mengecup sekilas bibir Doyoung yang ia rasa manis dan candu.

Doyoung yang sadar ia tengah berciuman pun memukul kepalanya. Bodoh!

Kenapa ia menikmati ciuman itu.

Sialan.

Ciuman pertama nya bangsat.

" Bangsat. Ciuman pertama kuuu! " Teriak Doyoung emosi. Doyoung memukul-mukul dada Junghwan untuk melampiaskan amarah nya. Dengan cepat Junghwan memegang kedua tanganku yang kecil sekali.

" Oh iyakah? Bagus sekali. Sekarang kamu punya pilihan. Menjadi miliku atau ku buat kau tidak bisa jalan dari sini? " Tanya Junghwan dengan serangkaian licik tercetak jelas di wajah nya.

Doyoung kaget. Ia harus memilih? Doyoung ingin emosi sekarang. Tetapi senyuman mematikan dari Junghwan mengurungkan niatnya.

" Sayang. Pilih atau memang harus keduanya. " Ucap Junghwan dengan santai.

" aku- baiklah pilihan pertama. " Ucap Doyoung final. Junghwan hanya bisa tersenyum tipis ke arah Doyoung. Ia memeluk Doyoung sangat erat. Sejenak ia pun melepaskan nya.

" Ingat. Kau miliku. Kau kabur pun tidak akan bisa Doyoung. dan sana pergi ke kelas. Belajar yang rajin ok? " Ucap Junghwan sambil mengusak rambut Doyoung. Dengan cepat Doyoung berlari dari ruangan itu jujur Doyoung takut.

Sementara Junghwan terkekeh geli melihat tingkah Doyoung yang menurutnya lucu.
" Dasar kelinci kecilku. " gumam Junghwan sambil memegang bibir nya.

" Manis sekali bibir nya. " lanjut Junghwan. Lalu Junghwan pun melangkahkan kaki nya untuk keluar dari ruangan musik itu.

Di ruangan musik ini lah kisah cinta mereka terjadi.

TBC.

My Blind Love(ft Hwanbby)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang