17 - Enemy

380 29 1
                                    

Setelah sekian lama, aku akhirnya tidur di ranjang yang sama dengan Lyn. Meskipun semalam kami saling menghancurkan mood satu sama lain, ujung-ujungnya kami tidur bersebelahan lagi.

Aku terbangun dengan Lyn yang tidur di atas lengan kiriku. Singkatnya, ia semalam bermimpi buruk dan aku berusaha menenangkannya. Ia pun tidur sambil memelukku. Tapi aku penasaran dia mimpi apa.

Aku melihat wajahnya saat tidur.

"Lucu juga," gumamku.

Lyn seperti sedikit tersenyum mendengarnya. Apa dia sudah bangun?

Tanganku mulai kesemutan. Perlahan aku tarik tanganku dari kepalanya. Berhasil.

Selanjutnya aku harus bangun tanpa membuatnya ikut terbangun. Perlahan tapi pasti. Telapak kaki kananku berhasil menyentuh di lantai. Aku bangun perlahan.

Sial.

Lyn menahanku. Ternyata dia sudah bangun.

"Mau kemana?"

"Ke kamar mandi," ucapku bohong.

"Gak boleh. Sini!"

Aku terpaksa menurutinya.

Lyn memelukku kembali di tempat tidur.

"Kenapa?"

"Gakpapa, lagi pengen aja."

Aku menghela napas.

"Tadi kamu bilang apa?"

"Apa? Aku gak ngomong apa-apa?"

"Pas aku tidur tadiii!"

"Kapan ah?"

"Ih barusan..."

"Gak ada, aku gak ngomong apa-apa."

"Gak usah malu-malu gitu dehh, aku apa tadi?"

"Apa? Kamu mimpi kali?"

"Lucu ya? Tadi kamu bilang aku lucu kan?"

"Nggak... Mana ada?"

"HAHAHAHA MUKANYA MERAH!!"

"Eh kamu jangan fitnah deh."

"Aaaa Vano bilang aku lucuuu!! Akhirnyaaaaa!"

Ah sumpah, gemas sekali!!

"Jangan fitnah deh!"

Aku mencubit pipinya dengan gemas.

"Aaaaa aduh aduhhhh sakitttt!!"

"Makanya jangan suka fitnah."

"Aku gak fitnah. Kamu aja yang malu-malu weeekkk!"

Pagi ini cukup menyenangkan. Rasa kesalku semalam hilang begitu saja. Seharusnya aku tidak perlu khawatir. Selama Lyn memilihku, Reno tidak mungkin bisa merebutnya. Eh, maksudku bukan merebut begitu. Lebih kayak eee... Pokoknya Lyn masih jadi istri sahku secara hukum dan agama.

"Mau ke kantor gak?"

"Bareng sama kamu?"

Aku mengangguk.

"Asikkk udah lama gak ke kantor bareng Vano!!"

"Gak usah lebay."

"Gak lebay tau..."

Lyn mendekatkan mukanya ke arahku.

Sekarang kami bertatapan dengan jarak yang sangat dekat. Mata kami saling menghipnotis. Jantung kami berdetak saling bersahutan. Sial, aku tidak bisa kabur.

Bibir kami kembali bersentuhan setelah sekian lama.

Lembut.

Lidah kami saling mengikat.

Fall In Love AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang