Epilog - Happy Family

374 27 9
                                        

Lima tahun sudah aku dan Lyn menikah. Hubungan kami tidak lagi memiliki masalah. Lika-liku kehidupan pasangan suami istri yang berat sudah kamu lewati. Untunglah hanya di awal-awal pernikahan saja. Sekarang kami sudah dikaruniai seorang anak laki-laki. Jason Elano Ezra namanya. Usianya baru menginjak dua tahun. Ya, aku dan Lyn menghabiskan dua tahun pernikahan tanpa anak dulu. Tujuannya jelas, kami ingin mengenal satu sama lain jauh lebih dalam. Dengan kata lain, PDKT dulu hehe. Toh kami belum begitu dalam mengenal satu sama lain. Ketika memutuskan memiliki anak, kami sudah cukup yakin satu sama lain. Lahir lah Jason, sebagai bukti cinta kami berdua yang telah kami bangun.

Soal perusahaan, aku tidak ingin menyombongkan diri. Tapi aku sering sekali mengambil keputusan penting yang berbuah hasil manis. Bahkan papi Lyn memilih untuk pensiun, dan memberikan perusahaan ini kepasaku. Alias aku menjadi pemegang jabatan tertinggi. Kini kami telah membuka cabang sampai ke Amerika. Selain itu kami juga berhasil mempertahankan cabang di Jerman dan membuka di beberapa negara Eropa lainnya.

Kalian pikir menjadi pemilik sebuah perusahaan itu sangat berat? Tidak juga. Aku bisa lebih banyak bersantai dan menghabiskan waktu bersama Lyn dan Jason. Bahkan Lyn aku larang untuk bekerja. Aku ingin dia fokus menjaga dan membesarkan Jason. Tentu saja perlu pengganti sosok Lyn di perusahaan. Kalian pasti bisa menebaknya. Kami berdua menunjuk Dey. Bahkan aku kembali memanggil Chika untuk bekerja di bawahku.

Ngomong-ngomong soal Dey dan Chika, mereka masing-masing sudah punya pasangan. Dey sudah menikah, sementara Chika sudah memiliki pacar. Aku tidak ingin membahas masing-masing pria beruntung itu. Biarlah mereka punya kisah sendiri.

Malam ini seperti malam pada biasanya. Aku dan Lyn bersantai di kamar sambil melihat anak kami yang sudah semakin besar. Sungguh tidak terasa, kami menghabiskan waktu bertiga selama lebih dari dua tahun ini. Padahal waktu itu Lyn takut ada yang mengganggu waku kami berdua. Sekarang sudah ada satu jagoan yang menjadi orang ketiga di antara aku dan Lyn.

"Van, kamu udah mikirin Jason mau sekolah dimana?"

"Santai aja. Aku bahkan udah mikirin posisi yang cocok buat dia di perusahaan."

"Astaga kamu ya... Bener-bener jauh banget mikirnya."

"Hehehe, kan biar punya penerus yang baik. Nanti dia bisa gantiin aku pas muda, jadi kita bisa santai berdua di terus-terusan!"

"Emangnya kamu cuma mau Jason doang?"

"Maksudnya?"

"Gak mau nambah? Satu atau dua gitu..."

"Astagaaa, lagi pengen ya?"

"Hehehe tau aja..."

"Mau bikin adek buat Jason?"

"Mauuu!"

Aku pun tersenyum dan mencium bibirnya. Perlahan tapi pasti, kami saling melepaskan pakaian. Selanjutnya sudah jelas, kami melakukan apa yang suami dan istri lakukan. Terutama jika sang istri sedang masa subur dan ingin menambah anggota keluarga.

***

"Lyn, lu gemukan ya?"

Aku dan Lyn saling melihat satu sama lain dan tersenyum.

"Jangan bilang..."

"Iya Dey, adeknya Jason."

"Astaga! Dulu aja, lakinya kabur-kaburan. Sekarang udah mau punya dua anak."

"Hehehe... Lyn minta, ya gue kasih aja. Lagian yang hamil dia ini, bukan gue hehehe."

"Gakpapa aku yang hamil, kan jadi bisa nyuruh-nyuruh kami kerjain ini itu, weekkk!"

Ya, setelah permintaan Lyn memberikan adik untuk Jason bulan lalu, sekarang ia sudah kembali mengandung. Jujur aku tidak menyangka, aku akan segera menggendong anak kedua.

Fall In Love AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang