|| 24 || Kabur??

8 3 0
                                        

Candra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Candra

Pikiran Candra benar-benar kacau. Bahkan setelah malam berganti, saat bangun tidur otaknya dengan begitu saja berpikir tentang Rena adalah anaknya. Rasanya kepala Candra benar-benar akan meledak. Dia butuh seseorang untuk menceritakan semua tentang hal ini, tapi sayangnya semua yang terjadi terlalu tidak masuk akal untuk diceritakan kepada orang lain.

Perayaan kelulusan sekolah memang sudah lewat, dan itu membuat Candra tidak memiliki banyak alasan untuk datang kecil halte bus di dekat sekolahnya. Hari masih belum terlalu siang dan dengan langkah gontai Candra berjalan di trotoar dengan mata yang fokus pada langkah kakinya sendiri. Kepalanya terlalu pening bahkan untuk memikirkan sebuah rencana karena terlalu banyak hal yang bertumpuk di kepala.

Mama dan Vivi yang terlalu bersemangat untuk menyiapkan segala hal keperluannya untuk berkuliah di Inggris.

Naura yang tidak diketahui keberadaannya dan tidak bisa dihubungi.

Juga teka-teki tentang Rena yang membuat kepala Candra serasa mau pecah. Candra masih menolak percaya kalau Rena adalah putrinya, walau semua bukti yang ada semua mengarah ke sana. Rasanya terlalu tidak masuk akal, walau asal usul kedatangan Rena saja sudah tidak masuk akal.

Semua hal itu berpadu menjadi satu di otaknya, membuatnya sama sekali tidak bisa mengistirahatkan kepala barang sejenak. Saking penatnya Candra bahkan baru sadar ada seseorang yang memperhatikannya karena ada gesekan sepatu selain miliknya. Tanpa ragu Candra mendongak dan tanpa diduga wajah Rena adalah yang didapatinya.

Keduanya terdiam sesaat dalam jarak yang cukup jauh. Candra lagi-lagi melihat kekecewaan di wajah itu yang tanpa alasan begitu menyakiti dirinya. Tidak ada yang bergerak di antara keduanya hingga saat sebuah air mata jatuh dari matanya, Rena menghapusnya dengan cepat lantas memutuskan untuk berbalik dan pergi.

Dengan gerakan cepat Candra langsung menyusul, meraih tangan gadis itu. Ya, bagaimanapun Candra harus membuat segalanya jelas. Dia tidak bisa menerima begitu saja tatapan kecewa dan marah dari Rena bahkan tanpa mengetahui kebenaran aslinya. Karenanya Candra dengan agak sedikit memaksa menarik tangan gadis itu dan membuat tubuhnya tersentak ke arahnya.

"Kita perlu bicara."

Dan apa yang didapatkan Candra sama sekali bukan apa yang diharapkannya. Dengan cepat Rena memalingkan wajah lalu menarik tangannya kembali. Wajah gadis itu masih sama kecewanya dengan tadi dan dengan jelas Candra bisa melihat mata bengkak dan berair gadis itu. Siapapun bisa menebak dengan tepat kalau gadis itu banyak menangis setidaknya dari kemarin.

"Gue perlu tahu segalanya Rena. Lo nggak bisa seenaknya saja memandang gue seakan gue adalah orang paling jahat sedunia."

Mata Rena naik menatapnya dan pandangannya berubah jadi tajam. "Bukannya apa yang lo lakuin sama bunda udah menjelaskan semuanya?! Lo cuma cowok pengecut dan egois yang menolak buat bertanggung jawab!!"

PEMBATAS SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang