Part 16

2 1 0
                                    

"Aku punya usulan, bagaimana kalau kau menyamar sebagai yang mulia? Kita tipu mereka dengan menunjukkan bahwa yang mulia masih hidup, mereka pasti akan panik karena mengira kalau yang mulia sudah mati. Dan saat mereka panik, kita serbu kepala si bodoh itu!" Kata salah satu prajurit. "Itu ide yang bagus!" Kata Azazel. Malam harinya. "Hahahaha! Kita memenangkan pertempuran hanya dalam waktu singkat, bangsa iblis baik memang sangat lemah! Ayo, habiskan minuman dan makanan kalian, dan rayakan kemenangan kita dengan penuh sukacita!" Kata raja Ifrit. "Hidup bangsa iblis jahat!!!" Teriak semua prajurit. Sementara itu, Azazel yang menyamar sebagai raja Leviathan, dan para prajurit sudah sampai di pemukiman warga bangsa iblis jahat. "Untung saja arus di perairan sangat tenang, jadi kita dapat menyeberang dengan mudah." Kata salah satu prajurit. "Ya, Tuhan memberkati kita." Kata Azazel. Tiba-tiba mereka melihat para warga yang sedang menangis. "Ada apa itu?" Kata prajurit yang lain. "Coba aku tanya dulu. Halo, ada apa? Kenapa kalian menangis?" Kata Azazel. "Hah, raja Leviathan? Anda masih hidup?" Kata para warga. "Y... Ya, aku masih hidup." Kata Azazel. "Ingat, semuanya. Kita harus memanggil Azazel dengan nama Yang Mulia, agar mereka percaya kalau yang mulia raja Leviathan masih hidup." Bisik salah satu jenderal. "Baik, jenderal." Bisik para prajurit. "Jadi, yang mulia Ifrit berbohong!?" Kata para warga dengan kesal. "Berbohong?" Kata Azazel. "Ya, berbohong! Tadi siang..." Kata salah satu warga. Tadi siang, raja Ifrit pergi ke pemukiman warga. "Wahai, rakyat miskin dan tidak berguna! Dengarkan ini! Aku, raja Ifrit, mengumumkan bahwa raja Leviathan telah meninggal dunia karena dibunuh oleh prajurit ku sendiri! Jadi untuk membalas jasa ku dan para prajurit ku, kalian harus menyumbangkan paling sedikit sekarung emas pada kami, masing-masing harus pas sekarung, tidak boleh kurang tapi boleh lebih!" Kata raja Ifrit. "Apa?" Kata para warga. "Kalau tidak, maka aku akan membakar rumah kalian! Anak-anak, siapkan obor kalian!" Kata raja Ifrit. "Baik, yang mulia! Hei, turuti kemauan yang mulia, atau kami akan membakar rumah kalian!" Kata para prajurit sambil membawa obor. "Baiklah, kami akan melakukannya! Tapi tolong, jangan bakar rumah kami!" Kata para warga. "Hahahaha, begitu dong. Pengawal, apa kereta kuda untuk menampung karung-karung emas sudah siap?" Kata raja Ifrit. "Sudah, yang mulia!" Kata pengawal. "Bagus, sekarang ambil emas mereka!" Kata raja Ifrit. "Baik!" Kata pengawal.

AzazelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang