schaumrollen.

1.1K 133 17
                                    

Schaumrollen is a cone or tube of pastry, often filled with or . The pastries are made by wrapping thin strips spirally around a cone shaped sheet metal tube, which is then coated and baked.

 The pastries are made by wrapping thin  strips spirally around a cone shaped sheet metal tube, which is then coated and baked

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

We can always begin again.

-Jack Kornfield-

Air POV

Karena itu kamu, maka kamu pantas diperjuangkan.

.

.

.

"Aira?"

"Kamila?"

Aku menatap takjub pada layar ponsel, melihat sesosok wanita yang kini memandangku tidak percaya. Setelah sembilan tahun tidak bertemu, aku masih bisa melihat sisa-sisa masa lalu. Rambut panjang hitam yang sama, wajah cantik yang sama, juga tahi lalat di bawah bibir yang sama. Yang berada di layar saat ini adalah Kamila—sahabatku masa SMA dulu—hanya saja disertai dengan tanda kedewasaan.

"Aira?! Ini beneran lo Aira? Airaaaa...."

Beberapa saat aku hanya tersenyum singkat mendengarkan rengekan Kamila. Menikmati kembali kenangan demi kenangan ketika kami masih bersama dulu, melihat kembali ekspresi kesal dan rindu yang dia berikan, mendengarkan kembali suara cempreng yang dulu sering aku anggap menyebalkan.

"Kenapa lo baru muncul? Sembilan tahun ini lo kemana? I miss you, Airaaaa...."

Suara Kamila menggelegar, memenuhi ruang dalam saluran telinga, juga memenuhi hati yang kini terasa cukup. Ternyata aku sangat—amat sangat—merindukannya, aku merindukan suaranya juga keberadaannya. Aku rindu mereka.

Aku kembali tersenyum, menahan semua perasaan yang membuncah hanya untuk mencegah agar emosiku tetap stabil. "Maaf, butuh waktu lama ternyata untuk mencari nomor lo, bahkan gue gak tahu Kristin sama Keisha ada di mana sekarang," sesalku.

Kamila mengusap sudut matanya, berusaha terlihat tegar, dan memberikan senyuman. "Kristin pindah ke Padang ikut suaminya, kalau Keisha masih di Jakarta tapi sedang ada urusan pekerjaan di Singapura beberapa minggu ini. Banyak yang harus lo ceritakan sama kami. Lo ke mana? Ngapain aja? Gimana sakit lo? Sudah sembuhkah? Aira, lo harus jawab banyak sekali pertanyaan gue."

"Iya-iya, gue akan jawab satu per satu, tapi boleh nanti gue cerita semuanya kalau Kristin dan Keisha sudah bisa kumpul, okay? Karena cerita gue panjang kalau diceritakan sekarang dan gue capek kalau harus menjelaskan tiga kali," jawabku terkekeh, berusaha memberikan pengertian.

Kamila hanya terdiam, kemudian ikut tertawa. Perlahan dia tersenyum dan berkata, "okay, gue akan sabar menunggu lo siap cerita. Tapi, boleh gue tanya satu pertanyaan?"

"Apa?"

"Are you happy? Right now?"

Aku memandang Kamila tepat di matanya, walaupun kami terpisah oleh jarak dan hanya dapat dipertemukan melalui sebuah layar, tapi aku bisa melihat tatapan kelegaan yang diberikan Kamila untukku. Aku masih ingat terakhir kali Kamila, Kristin, dan Keisha melihatku di RS—juga melalui layar ponsel. Saat itu aku hanya bisa terdiam tanpa menjawab pertanyaan, aku bahkan tidak sanggup melihat satu per satu wajah mereka.

AIR (END, COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang