strudel.

1.4K 144 39
                                        

Strudel is a layered pastry, typically with a sweet filling inside. Often served with cream.

The words of truth are simple

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

The words of truth are simple.

-Anonim-

Air POV

"Mama?"

"Air? Aira?!"

Dr. Anastasia Karina, MGizi, SpGK—ibu Aidan, Aranth, dan Aryl—saat ini sedang duduk di depan televisi sambil mengunyah sekantung besar keripik singkong yang dia letakkan di pangkuannya. Keripik singkong yang terlihat memenuhi sebagian besar tubuh kecilnya, sangat kontras dengan tubuh mungilnya. Juga keripik singkong yang dia makan dengan lahap, sangat kontras dengan titel yang tersematkan di belakang namanya. Seorang dokter spesialis gizi klinik yang sedang memakan camilan tidak sehat tinggi MSG dan tinggi garam. Luar biasa sekali kan?

Namun itulah Mama Sasha, seorang wanita dengan tubuh mungil tapi terdapat semangat besar. Galak—sahut Papa Bara yang selalu dia ucapkan bila istrinya bicara. Cerewet—ucap Aidan bila sedang menggoda ibunya. Namun menurutku Mama Sasha tidak galak atau cerewet—berbeda dengan Ibu yang cenderung lembut dan bijak—Mama lebih witty dan usil.

"I miss you!"

"I miss you too Ma. Maaf ya Air jarang ke rumah," jawabku beberapa saat setelah berhasil melepaskan diri dari pelukan kuat Mama. Duduk di sofa, tepat di sebelah Mama yang akhirnya meletakkan keripik di atas meja.

"Gak apa-apa Sayang. By the way, kok kamu ke sini?"

"Ada janji sama Aidan Ma. Tadi malam Air pulang ke rumah, jadi pagi ini disempatkan dulu ketemu Mama."

Mama cemberut, pura-pura kesal dengan jawabanku. "Ah, janjian sama Abang toh, kirain mau ketemu Mama...."

Aku tertawa lebar—sangat lebar sampai memperlihatkan gigi-geligi—mendengar rengekan palsu Mama yang selalu membuatku terhibur. Tentu saja aku tahu Mama hanya bergurau, karena aku selalu pergi menemui Mama setiap kali bermalam di rumah, dan baru beberapa hari lalu kami dua keluarga besar makan malam bersama di rumah ini.

"Lagi apa Ma?" tanyaku ringan, sambil memeluk erat lengan kanan Mama.

Mama menghembuskan napas galau—lagi-lagi gestur berlebihan, yang sudah aku kenali dan pahami—seakan pertanyaanku membuatnya pusing. "Lagi bengong Sayang, akhir-akhir ini Mama sering sendirian di rumah. Biasalah punya suami sama anak tiga, semuanya sibuk luar biasa. Aryl sibuk dengan tesis S2-nya, mudah-mudahan secepatnya jadi psikolog dan bisa praktek di RS Papa. Anak itu–Aryl—adalah anak Mama yang paling gampang diatur, mungkin bawaan tubuhnya yang gak terlalu kuat ya, jadi lebih bisa menahan diri. Sementara Aranth—aduh, Mama pusing sama anak gadis itu—sama sekali gak pernah pulang ke rumah."

"Kok bisa Ma? Bukannya Aranth sudah sumpah dokter dan kerja di RS Papa juga?" tanyaku bingung.

Menekan bagian di antara kedua alisnya, Mama terlihat lelah dan kesal ketika menceritakan kelakuan anak keduanya. "Iya, Mama pikir setelah lulus jadi dokter dia bisa mengurangi kesibukan dan bekerja sesuai jadwal RS. Biasanya jadwal RS kan teratur dan tidak terlalu sibuk. Tapi kamu tahu? Dia berencana langsung mengambil spesialisasi, jadi bukannya santai malah semakin sibuk di RS cari pengalaman."

AIR (END, COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang