#46.

420 41 0
                                    

____
.
.
.

🥑Yang rajin' yah pencet Vote nyah🥑
.

.
.

🍂JIKA ADA KATA² YANG TIDAK🍂 MENGERTI, ATAU TIDAK PROFESIONAL, MOHON DI MAKLUM,
🍂SAYA JUGA LAGI BELAJAR 🍂
.
.
🦋kalo ada typo maafin🦋
.
.
.
🐨 HAPPY READING 🐨
.
.
.
____

[Ini ceritanya hari Minggu ygy]

_______

Pukul 08:30

Ryan menyuruh Leon yang sedang menyuapi Arkan untuk pindah ke sofa, biarkan dirinya yang melanjutkan aktivitasnya.

Hal itu membuat Arkan menjadi malas, dan tidak mau makan lagi.

Ryan menghela nafas berat, kemudian ia menyodorkan satu suapan untuk Arkan, namun anak itu justru memalingkan wajahnya.

Ryan menyimpan makanan ke atas nakas, lalu menatap putranya sendu
"Arkan.. papah tau kamu marah sama papah"

"Papah ngelakuin itu karena papah nggak mau kamu kenapa napa" tutur Ryan

"Kemarin saat bunda nggak ada, itu jadwal kamu kemoterapi"

"Papah nggak mau kamu batal kemoterapi cuma karena bunda"

"Papah bohong sama kamu karena itu demi kebaikan kamu juga"

Ryan menjelaskan apa yang memang sebenarnya terjadi.

Ryan menghela nafasnya berat "Leon jemput Yuta yah?"

Perkataan yang baru saja keluar dari mulut papahnya itu,membuat lamunan Arkan Buyar dan menatap Ryan dengan tatapan tak percaya.

Begitupun dengan Leon yang mendengar itu, ia kaget kenapa harus dirinya yang menjemput Yuta? Kenapa tidak papahnya saja?

Tangan kanan Ryan, ia gunakan untuk menggenggam tangan putranya, lalu menggunakan tangan kirinya untuk mengusap lembut puncak kepala anak itu

"Semua akan lebih baik jika kamu bersama Yuta bukan?" Tanya pria paruh baya itu seraya tersenyum tulus penuh kasih sayang.

Arkan menatap Ryan sayu, siapa yang telah menyadarkan papahnya ini? Mungkin itu yang ada di pikiran Arkan sekarang

Arkan masih diam, tidak percaya apa yang papahnya katakan.

Ryan tahu anaknya masih belum percaya apa yang baru saja dirinya katakan. Dia pun mencoba meyakinkan putranya bahwa dirinya tidak sedang berbohong.

"Kamu mau balik lagi sama Yuta kan?" Tanya Ryan dengan suara khasnya.

Perlahan Arkan menganggukkan kepalanya pelan.

Ryan tersenyum melhat itu dia pun membawa Arkan kedalam pelukannya.

Arkan hanya membalas pelukan itu, ia harap papahnya tidak berbohong dan akan membawa kembali Yuta Kesini menemuinya.

Perkataan Leon kemarin membuatnya tersadar, dan berubah pikiran.

Mungkin sudah saatnya Arkan kembali ke pelukan Yuta, walaupun laki-laki itu bukanlah Kaka kandungannya, bahkan Kaka tiri juga bukan, Tapi Arkan sudah menganggapnya sebagai kakak terbaik yang pernah hadir dalam hidupnya, dan mungkin Yuta adalah tempat ternyaman untuk putranya.

[Ampuh juga tuh kata² si Leon]

🎈***🎈

DEAR BROTHER || Yumark [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang