⊹
⊹
⊹🐩Happy reading 🐩
⊹
⊹
⊹Pukul: 20:30
Langit gelap yang diselimuti banyak bintang itu terlihat sangat indah di mata Yuta, kini ia duduk bersama Anya di sebuah gubuk kecil di pinggir pantai. Menikmati angin yang menusuk ke permukaan wajahnya.
Anya menatap ombak ombak kecil di ujung bibir pantai sana, jelas itu mengingatkannya kepada adiknya Zico, dulu ia sering sekali bermain di pantai bersama ke dua saudaranya, mungkin.. sekarang adiknya sudah bahagia di surga.
Gadis itu beralih menatap Yuta, laki-laki itu masih manatap langit, dari tatapan matanya yang menatap bintang saja, Anya sudah tahu, bintang itu pasti mengingatkan Yuta kepada seseorang. Anya meraih tangan yuta untuk di genggam, memberi sedikit kehangatan untuknya.
Yuta melirik ke arah Anya lalu menghela nafasnya panjang "gue kangen sama Arkan nya" lirihnya. Bintang di langit itu mengingatkan Yuta kepada Arkan, di saat² anak itu meminta yuta untuk menemaninya belajar setiap malam.
Anya tersenyum, ia tahu rasanya kehilangan seseorang, apa lagi itu adik, walaupun Anya tahu Arkan bukalah adik kandung Yuta, tapi..ia mengerti apa yang Yuta rasakan.
🐰...🐰
Leon menuruni anak tangga untuk menuju ke ruang televisi, disana ia melihat Arkan yang tengah berbaring di atas sofa "nggak ada hp, tv pun jadi" gumamnya di iringi kekehan kecil di akhir kalimat.
Kadang ia merasa kesihan melihat Arkan yang jarang sekali memakai ponsel, paling-paling memakai ponsel hanya untuk belajar saja. Leon juga tidak tahu jelas apa alasan papahnya melakukan hal itu kepada Arkan. Padahal Arkan itu sudah besar,dia butuh ponsel untuk menemani keseharian nya.
Leon duduk di sofa satunya, menaikan kakinya lalu mengambil bantal untuk mengganjal kepalanya dan berbaring, memiringkan tubuhnya mengarahkannya ke Tv seperti yang Arkan lakukan.
Arkan menatap Leon datar "tumben" batinnya.
Leon dan Arkan kini saling memandang televisi, suasana terasa damai, tidak ada satu pun yang membuka suara, hanya ada suara yang keluar dari tv itu.
Mereka sudah melupakan apa yang tadi siang terjadi, karena itulah mereka diam.Sudah hampir satu jam mereka habiskan dengan menonton tv, itu mungkin membuat Arkan mengantuk, dan akhirnya dia tertidur.
Leon tersenyum kecut kearah Arkan, ia tahu apa yang harus ia lakukan. Leon pun mengambil remote untuk menaikkan volumenya agar Arkan terganggu.
Tapi niatnya Terurungkan ketika melihat kembali wajah tenang yang anak itu tampilkan. Ah...lagi dan lagi Leon merasa tidak tega kepadanya. Leon menghela nafasnya, dia rasa semakin hari dirinya semakin peduli kepada anak itu. Padahal... dulu waktu Arkan baru saja tinggal di rumah ini, Leon sama sekali tidak menganggap kehadirannya. Leon pun menyimpan kembali remote keatas meja. membiarkan Arkan tertidur semau dia.
Ting! Ponsel Leon berdenting, dia pun meraih ponselnya lalu membuka satu pesan masuk dari Ryan papahnya.
Ppah
Leon, Arkan sudah minum obat? Pastikan
Jangan telat ya minum obatnyaLeon berdecak setelah membaca pesan itu, Kenapa papahnya hanya menanyakan Arkan saja?
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR BROTHER || Yumark [✓]
Fanfic"gue semesta yang berjanji akan selalu menjaga dunianya " _Yuta_ 🔹Buat readers🔹 Konflik? Gatau kalian baca aja Typo? Maafin Titik koma juga maafin USAHAKAN RAJIN PENCET VOTE NYA YA.. 📍Cerita ini hasil pemikiran saya sendiri, [BUKAN PLAGIAT] �...