#36.

277 24 0
                                    

.
.
.
🐢 Happy reading Gaess 🐢
.
.
.

2 hari kemudian

Setelah Leon melepaskan helm full face nya dia berlari memasuki rumah, dan membaringkan tubuhnya di sofa. Ah...untung saja hari ini papahnya pergi ke luar kota.

Leon memejamkan matanya menikmati aroma lavender di ruangan televisi, ini adalah aroma yang sangat di sukai oleh Leon dan... Mamahnya. Setiap kali dia mencium aroma ini, itu membuatnya teringat kepada mamahnya yang sudah lama tidak bertemu, Leon juga tak tahu, kemana perginya dia.

Leon mencium aroma itu dalam²
"Mamah kemana sih, Leon kangen tau" batin Leon

"Muka bang Leon kenapa? Ko banyak lukanya?" Tanya Arkan saat melihat muka kakaknya penuh lebam dan sedikit ada bercak darah di ujung bibirnya.

Leon membuka matanya menatap Arkan yang tengah membawa satu gelas susu coklat. "nggak baosen apa ni anak minum susu coklat Mulu?" Batinnya walaupun Leon tahu dirinya juga seperti Arkan, tidak bosan² meminum susu rasa vanilla.

Arkan menyimpan susunya di atas meja, lalu duduk di sofa yang berbeda. Kemudian dia mengambil remote untuk menyalakan televisi.

Leon menatap Arkan malas "heh! Lo nggak mau gitu ngobatin Abang Lo yang terluka ini?" Tanya Leon

Arkan mengerutkan alisnya "emang sakit? Keliatannya baik baik aja" jawab Arkan santai

Leon mengubah posisinya menjadi duduk
"Heh! Gue emang keliatan baik baik aja,tapi sebenernya ini tuh Sakit! Cuma..gue nggak lebay kaya Lo!" Sarkas Leon

Arkan diam sejenak lalu sedikit mengangkat ujung bibirnya. Karena Arkan adik yang baik dia pun beranjak dari sofa dan melangkah pergi ke dapur.

Sekitar empat menitan Arkan di dapur, dia pun kembali ke ruangan tv seraya membawa sebuah baskom kecil dan handuk. Lalu duduk di samping kakaknya.

Leon memperhatikan gerak gerik adiknya sedari tadi, ia pikir Arkan tidak akan melakukannya, namun dugaannya salah.

Arkan mulai mengobati luka lebam di wajah Leon dengan handuk yang sudah ia basahi dengan air es.

Tidak ada sedikit katapun yang keluar dari mulut arkan ketika dia mengompres luka² lebam di wajah Leon, dia hanya diam.

"Sshh...Pelan pelan njir sakit" pekik Leon saat merasakan nyeri di bagian rahangnya

Arkan memutar bola matanya malas "Arkan pelan pelan ko, bang Leon nya aja Yang lebay" jawabnya yang langsung di tatap tajam oleh Leon.

Kerena merasa kesal, Leon mencipratkan air dari baskom ke wajah Arkan "Lo mah nyiksa gue! Bukan ngobatin gue!" Ketusnya

Arkan mengusap wajahnya yang basah, Tangannya yang masih menempel di pipi Leon, dia pun menekankan tangannya tepat di bagian luka Leon, membuat sang empunya berteriak kesakitan.

"Awww!.."
"Anjing Lo!" Teriak Leon.

Arkan menatap Leon tak kalah tajam "Lo yang anjing!" Balasnya seraya menutup wajah Leon dengan handuk, lalu dengan cepat Arkan berdiri dan berlari menjauhi kakaknya

"Anak setan Lo! Gue Cepuin Lo ye ke papah! Awas! Lo!" Leon melemparkan handuk basah ke arah Arkan yang mulai menjauh, "gila gue kira Lo anak baik baik" gumamnya. sebenarnya bisa saja ia mengejar anak itu, namun kakinya terlalu lemas untuk melakukan hal itu. Lebih baik ia diam mengistirahatkan kakinya yang lemas daripada harus mengejar anak lucnut yang dikirim oleh tuhan ke rumahnya. Ia bisa membalasnya kapan saja.

"Bukannya bilang makasih! Malah ngatain gue anjing! Anjing ko bilang anjing!" Gumam Arkan saat menaiki anak tangga.

[Arkan juga punya sisi buruknya kali]

DEAR BROTHER || Yumark [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang