Chapter tiga belas

680 195 31
                                    

best-friend

"assalamualaikum"

jeongwoo masuk ke rumahnya dengan perasaan agak canggung. biasanya dia langsung melengos kalau ada ibu tirinya lagi sibuk di dapur. tapi sekarang cowok itu malah berdiri sambil garuk-garuk belakang lehernya di depan kulkas.

"waalaikumsalam, loh, udah pulang" sahut rose yang lagi sibuk nata piring di meja makan.

"iya" jawab jeongwoo, "papi gak ada?" ucapnya basa-basi, padahal dia tau hari ini papinya emang pulang telat.

"papimu lembur lagi malem ini. pulangnya tengah malem kayak biasa"

jeongwoo ngangguk sambil berdehem pelan. mungkin ini adalah pertama kalinya dia dan rose ngobrol dengan durasi yang lumayan panjang. biasanya mana pernah jeongwoo nyaut kalau ibu tirinya ngomong.

boro-boro nyaut, kadang belum selesai ngomong aja udah ditinggal pergi.

"bajumu basah itu, mandi gih nanti makan malemnya dianter mba wati ke kamar kayak biasa ya" ucap rose sambil senyum.

"ini siapa yang masak?" tunjuk jeongwoo kearah meja makan.

"saya, mas jeongwoo" sahut mbak wati yang lagi sibuk cuci piring.

jeongwoo diem sebentar, setelah itu lanjut ngomong, "tante nggak masak?"

rose keliatan bingung. lagi lagi jeongwoo bikin dia kaget. bahkan mbak wati juga ikut kaget dan pastinya agak ketar-ketir takut terjadi keributan kayak yang dulu-dulu.

"tante lagi nggak masak hari ini. sibuk"

"oh" jeongwoo berbalik arah menuju tangga. sebelum sampe keatas, jeongwoo balik lagi melirik dapur, "malem ini aku pengen makan di meja makan"

"baik, mas jeongwoo"

"tante udah makan?" mata jeongwoo tertuju ke rose yang lagi beres-beres isi kulkas.

"hah? oh, belu-"

"yaudah kita makan bareng aja"

setelah itu, jeongwoo lari menuju kamarnya, ninggalin rose yang lagi terheran-heran bersama mbak wati yang mulutnya nganga lebar.

"bu, saya takut itu bukan mas jeongwoo..."

"huuss!!"

*****

"yang remidial sejarah ibu sebutin ya, dohyon, jinwoo, carla, prilly, lesti, jeongwoo, dean, win, jungwon, dan alex. selain yang ibu sebutkan, boleh keluar kelas"

"YAELAAAAAAH"

tau sendiri siapa yang teriak paling kenceng. iya, si ketua kelas yang selalu remidial tiap pelajaran sejarah. katanya dia paling nggak suka sama pelajaran tentang masa lalu, makanya dia males belajar.

liz seneng karna namanya nggak ada di list siswa-siswi yang remidial. buru-buru gadis itu keluar kelas, tapi sebelumnya ngelitian jeongwoo dulu yang sekarang lagi cemberut.

"woy! semangat hapalannya" kata liz sambil ketawa ngeledek.

jeongwoo pura-pura mau ngelempar penghapus, "ye, songong amat!"

"makanya belajar" ledek liz lagi. tau jeongwoo makin keliatan bete, cewek itu akhirnya keluar kelas berdua sama may. hari ini rei sama wonyoung nggak sekolah karna dua-duanya sakit. bestie banget sampe sakit aja barengan.

"lah, sendirian? perasaan tadi berdua sama may" tegur haruto, waktu liz baru masuk ke perpustakaan dan cari tempat duduk disekitaran bangku cowok itu.

"may ke kamar mandi bentar"

haruto ngangguk, setelah itu balik fokus lagi ngunyah roti yang dia beli di kantin sebelum melipir ke perpustakaan.

liz ambil posisi duduk disebelah haruto, "to, gue boleh nanya sesuatu nggak?"

haruto cuma ngangguk karna masih asyik ngunyah rotinya.

"lo tau, kenapa jeongwoo se-nggak suka itu sama nyokap tirinya?"

"hah?"

"kalo nggak mau jawab juga nggak masalah sih"

"agak aneh ngeliat lo kepo gini" kekeh haruto.

"penasaran doang" elak liz.

haruto neguk habis teh gelasnya sambil sembunyi-sembunyi, karna konon katanya, penjaga perpus lebih galak dari satpam sekolah.

"lo udah denger cerita versi jeongwoo?"

liz geleng-geleng, "emang ceritanya ada berapa versi?"

"tapi janji ya lo jangan cepu ke siapa-siapa"

liz ngangguk saling natap haruto serius.

"kalo versi jeongwoo, dia pasti bakal bilang kalo tante rose itu pelakor. padahal enggak sama sekali" haruto mulai cerita panjang lebar.

"ibu kandung jeongwoo meninggal waktu jeongwoo masih SMP. meninggalnya karna sakit gagal ginjal. dua tahun setelah itu, om june ketemu lagi sama mantannya waktu kuliah, yang nggak lain adalah tante rose. mereka akhirnya deket lagi dan mutusin untuk menikah. dan ya, jeongwoo nggak setuju. dia merasa semuanya terlalu cepet. dia nggak mau posisi mami-nya diganti sama siapapun. jeongwoo ngerasa om june selingkuh sama tante rose waktu mami-nya sakit-sakitan, padahal sebenernya nggak kayak gitu. makanya sampe sekarang jeongwoo belum bisa nerima kehadiran tante rose"

"lo kok tau cerita detailnya?" tanya liz.

"nyokap gue satu geng sama papi-nya jeongwoo. nyokap gue percaya kalo om june nggak mungkin selingkuh, karna om june tuh sayang banget sama almarhumah mami-nya jeongwoo"

haruto menghela napasnya, "gue cuma berharap jeongwoo mau berdamai dengan keadaan sekarang. dengan om june dan tante rose. itu aja"

liz tertegun. cowok yang selama ini dia pikir paling jahil dan nyebelin, ternyata juga memendam rasa sakit. dan dibalik sifat nakalnya, jeongwoo ternyata rapuh juga.

"lo naksir jeongwoo ya?" haruto nyenggol bahu liz. seketika lamunan cewek itu jadi buyar.

"dih! enggak lah!"

"ngaku aja daah"

"emang enggak"

"kalo jeongwoo yang naksir lo gimana?" pancing haruto. duh tiba-tiba pipi liz malah jadi merah, "jeongwoo baik tau, liz. walaupun otaknya emang kadang rada-rada error, tapi aslinya dia setia. mantannya aja cuma ada satu"

"boong banget!" liz memalingkan wajahnya dari haruto.

cowok tinggi itu ketawa, "kalo sama jeongwoo nggak mau, sama gue mau nggak?"

"liz, gue cari-"

"YUK MAY KELUAR. DISINI BANYAK SETANNYA"

"hah???"

may auto kebingungan. baru juga sampe perpustakaan, udah ditarik keluar aja sama liz.












bersambung....






siapa kangen wuyiiiisss

Best-friend °Jeongwoo LizTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang