Operasi Berhasil

522 74 0
                                    

Gempa dan Taufan terlihat mondar mandir didepan sebuah ruangan.

"Bisa duduk gak? Udah kayak setrikaan aja mondar mandir," ucap Fang jengah melihat keduanya.

"Kita khawatir tau," ucap Taufan.

"Khawatir sih boleh tapi kalian ngapain mondar mandir," ucap Elisa.

"Lah iya juga ya," ucap Taufan.

💠💠💠💠

Dilain tempat nampak Amato tengah marah-marah ia mengobrak-abrik mejanya dengan gusar.

"Anak itu harus mati bagaimana pun caranya."

Amato terlihat menghubungi seseorang.

"Aku punya tugas lain untukmu," ucap Amato.

💠💠💠💠

Dokter pun keluar dari ruangan operasi ia melepaskan maskernya lalu tersenyum.

"Operasinya berhasil," ujar sang dokter membuat semuanya senang bukan main.

"Dokter kami boleh lihat bang Alin," ucap Taufan.

"Untuk saat ini belum boleh kalian bisa menjenguknya besok pagi," terang sang dokter.

"Yahh," ucap Taufan kecewa.

"Gak papa kalian bisa bikin kejutan untuk bang Alin besok," ucap Elisa.

"Iya juga ya," ucap Taufan.

"Terima kasih ya dokter Demon," ucap Elisa.

"Iya sama-sama senang bisa membantumu Elisa," ucap Demon.

💠💠💠💠

Dua hari setelah kejadian terlihat Taufan membawa hadiah yang sangat besar dikedua tangannya sambil tersenyum lebar.

"Udah dong senyumnya dikira gila kamu," ucap Gempa.

"Namanya juga senang ya wajar lah aku senyum daripada aku marah-marah gak jelas," ucap Taufan.

"Dibilangin ngeyel banget mas," ucap Gempa.

"Biarin ajalah," ucap Taufan.

"Haduh kalian ini," ucap Elisa yang sudah terbiasa dengan pertengkaran sikembar.

Ckleek...

"Bang Alin!" Pekik keduanya senang dikala melihat Halilintar sedang membaca buku.

"Kalian..." Ujar Halilintar menutup bukunya.

"Ini ada hadiah buat bang Alin seharusnya sih ngasihnya kemarin pas bang Alin sadar tapi hadiahnya belum siap hehehe," ucap Taufan.

"Gak papa kok makasih ya," ucap Halilintar sejenak ia melupakan hal bahwa Amato sedang berusaha membunuhnya sekarang.

"Kalian beli makanan dulu ya buat bang Alin," ucap Elisa membuat keduanya mengangguk.

"Alah kenapa gak Gem aja sih," ucap Taufan.

"Karena kantinnya beda-beda tugas kamu beli minuman," ucap Elisa memberikan keduanya uang.

"Maaf ya ngerepotin," ucap Halilintar.

"Eh enggak kok cuma bercanda tadi," ucap Taufan menggaruk pipinya.

"Kita pergi dulu ayo Gem!" Ajak Taufan sambil menarik tangan Gempa.

"Ada apa Tante?" Tanya Halilintar melihat ekspresi Elisa yang tidak biasa.

"Tante mau jujur sama kamu kalau dulu Tante pernah nabrak seorang perempuan," ucap Elisa terjeda beberapa saat ia menghela nafas.

"Dan itu ibu kamu," lanjut Elisa.

Halilintar hanya terdiam tapi ekspresi wajahnya sulit untuk ditebak.

"Lint---

"Pergi!"

"Kamu bilang apa nak?"

"AKU BILANG PERGI!! GARA-GARA DIRIMU AKU KEHILANGAN ORANG YANG PALING BERHARGA DALAM DIRIKU!! KAU MANUSIA JAHAT YANG PERNAH ADA hiks.... Bunda....hiks...ugh."

"HALILINTAR!!"

Bruk...

"Lintar sadar kamu kenapa? Maafin Tante Li," ucap Elisa sembari memeluk Halilintar yang tidak sadarkan diri.

💠💠💠💠

Sudah dua Minggu sejak kejadian itu Halilintar sudah pulang dari rumah sakit tapi Ia jadi membenci keluarga Dieogo terutama Elisa.

Sekarang ini Halilintar menatap datar pintu yang dimana didepan pintu tersebut terdapat Gempa dan Taufan yang berusaha ingin masuk.

"Ayo dong bang semua orang kan pernah melakukan kesalahan dalam hidupnya lagian Mama juga pengen nebus kesalahannya," ucap Taufan.

Halilintar hanya diam saja enggan membalas perkataan yang Ia yakini barusan adalah Taufan bukan Gempa sibijak.

"Pulang lah dan sadari lah bahwa aku bukan Abang kalian dan terima kasih sudah membantuku selama ini," ucap Halilintar akhirnya jengah mendengar Taufan terus memanggil dirinya.

"Tapi bang-."

"Dan beri tau sama wanita yang kalian panggil Mama itu bahwa aku tidak akan pernah memaafkan dirinya selama sisa hidupku," ucap Halilintar membuat keduanya terdiam mematung.

Fang menghela nafas ia sangat bingung kenapa sekarang ia berada dalam urusan keluarga ini padahal Ia bukan siapa-siapa cuma sebatas teman diantara Gempa dan Taufan, juga orang yang pernah diselamatkan oleh Halilintar.

"Tapi-."

"Sudahlah tuh Fan biarkan dulu Halilintar tenang dia baru saja keluar dari rumah sakit dan langsung mendengar kabar tentang orang yang ternyata pelaku dibalik kematian ibunya," ucap Fang.

"Apa maksud ucapanmu barusan," ucap Gempa tidak senang.

"Fyuuh...ya ampun aku rasa ini tidak akan mudah," ucap Fang.

-Bersambung-

Jangan lupa vote 🌟, Comment 💬, Follow 💫, dan masukan ke reading list📖 kalian ya agar kalian tidak ketinggalan cerita 📚 terbaru dari Author.

_____Selamat membaca_____

Stepbrother (Tuntas)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang