"Cepat lah!" Titah Tom.
"Sabar ini berat tau, kau tau bos Amato benar-benar kejam," ucap Bagogo.
"Apa peduliku yang penting aku dibayar untuk ini," ucap Tom.
"Dia membunuh anaknya sendiri bahkan melebihi psikopat," ucap Bagogo.
"Kau tau I don't care cepat selesaikan ini," ucap Tom.
Mereka sudah berada dipinggiran laut sekarang lalu mereka membuang besi tersebut kesungai.
"Bagaimana?" Tanya Amato.
"Beres bos jejak bukti berhasil disingkirkan," ucap Tom.
"Bagus lah kalau begitu," ucap Amato.
"AYAH DIMANA BANG ALIN!!" Teriak Taufan.
"Kalian bagaimana kalian bisa kesini," ucap Amato terkejut sekaligus panik.
"DIMANA BANG ALIN!!" Bentak Gempa.
Amato memegang kepalanya frustasi sejurus kemudian Ia tertawa kencang membuat semuanya mendadak takut.
"Kalian mau tau dimana abang kalian itu dia sudah mati dia berada didalam besi yang sudah di cor semen dan sekarang sudah ditenggelamkan kedasar laut ini," ucap Amato menunjuk laut.
"AYAH KAU BENAR-BENAR SEORANG PEMBUNUH!" teriak Taufan.
"Memang. Ayahmu memang seorang pembunuh. Tapi itu demi siapa? DEMI KALIAN!!" ucap Amato.
"Itu bukan keinginan kami itu adalah sisi gelap ayah selama ini Gempa benci sama ayah," ucap Gempa.
"Gempa kenapa kamu ngomong begitu," ucap Amato.
"Taufan juga benci sama ayah," ucap Taufan.
Amato kembali tertawa bahkan kali ini lebih gila Ia menjambak rambutnya lalu mengeluarkan sebuah pistol.
"Kalian berdua memang anak yang tidak tau diuntung bersyukur lah aku mau menerima kalian berdua," ucap Amato.
Dor...
"Gempa AWAS!!" teriak Taufan ia lalu mendorong Gempa sehingga dirinya lah yang terkena tembakan tersebut.
"BANG UFAN!!" teriak Gempa ia lalu menghampiri sang adik.
Amato tersadar dengan apa yang baru saja Ia lakukan mengacak rambutnya gusar entah apa yang merasuki dirinya Ia lalu mengarahkan pistol ke mulutnya.
Dor...
Kemudian Amato pun tewas bunuh diri karena merasa bersalah dan tertekan dengan segalanya.
"GEMPA!!" Panggil Fang.
"Apa yang terjadi?" Tanya Fang.
"Tidak ada waktu kita harus menyelamatkan Taufan dan Bang Alin!"
💠💠💠💠
Drak...drak...drak...
Kaizo terus memukul besi tersebut dengan kapak yang baru saja ditarik dari dasar Laut, butuh 12 jam untuk menarik besi tersebut keluar karena derasnya air.
"Aku tidak yakin anak itu akan selamat," ujar Sai.
"Aku juga tidak yakin, anak itu sudah lama terkubur hidup-hidup didalam besi itu," balas Maripos rekan kerja Sai.
"Tenang ya ini sakitnya sebentar kok," ucap Kuputeri mengobati luka Taufan.
"BERHENTI BERKATA SEPERTI ITU DIA ABANG KAMI DIA ORANG YANG TERKUAT YANG PERNAH ADA!!" teriak Gempa dengan air mata yang terus mengalir dari matanya.
Semuanya langsung terdiam mendengar hal itu Elisa langsung memeluk Gempa menenangkan anaknya itu.
Kaizo menyeka keringatnya bahkan didalam air pun semen itu tetap mengeras sepertinya Amato memang sengaja memilih semen yang cepat mengeras.
"Gitu aja lemah Zo lihat ini," ucap Lahap.
Drak..Trak...truk...
Bongkahan batu semen itu perlahan-lahan mulai hancur akibat pukulan dari lahap.
"Eh berhenti wajahnya sudah kelihatan," ucap Kaizo menghentikan pamannya yang terlalu bersemangat itu.
"Oke tim palu bereskan ini!" Titah Kaizo yang langsung di turuti.
Tim palu yang diperintahkan Kaizo segera memalu dengan hati-hati walau mereka yakin Halilintar sudah mati.
10 jam berlalu akhirnya tubuh Halilintar berhasil dikeluarkan dari dalam semen tersebut. Jadi totalnya ada 22 jam untuk penyelamatan Halilintar.
"Bang Alin hiks...ayo bangun," ucap Gempa sembari memeluk Halilintar yang tubuhnya sudah dingin bagaikan es.
-Bersambung-
Jangan lupa vote 🌟, Comment 💬, Follow 💫, dan masukan ke reading list📖 kalian ya agar kalian tidak ketinggalan cerita 📚 terbaru dari Author.
_____Selamat membaca_____
![](https://img.wattpad.com/cover/313839126-288-k93972.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Stepbrother (Tuntas)
Ficção CientíficaBertemu dengan dua insan yang memiliki wajah serupa dengannya ternyata membawanya kepada kebenaran yang tidak terduga terlebih setelah Ia bertemu sosok dia yang ingin membunuh dirinya darah dagingnya sendiri. Edit cover by : chenligh_