Sudah beberapa hari ini Gempa selalu terlihat murung di sekolah dan bahkan dirumah hal ini membuat penghuni sekolah kebingungan terutama yang ada di rumah.
"Adik kamu kenapa?" tanya Elisa.
"Dia sedih karena Scary boy itu gak mau berteman sama dia lagi," ucap Taufan.
"Namanya Halilintar Fan," ucap Gempa lalu setelahnya ia kembali murung.
"Gempa kamu itu punya banyak teman selain dia kenapa coba kamu malah mau berteman sama anak yang bahkan gak jelas asal usulnya begitu," ucap Elisa mengolesi roti dengan selai kacang.
"Karena dia perhatian, baik, peduli pada alam dan dia juga sosok yang dewasa sekali," ucap Gempa membanting sendok lalu pergi ke kamarnya dengan kesal.
Keluarganya yang melihat hal itu hanya bingung harus bagaimana lagi. Dan hari-hari berikutnya Gempa sakit karena tidak makan dengan teratur ia bahkan tidak mau makan selama ia sakit hal ini membuat keluargarnya khawatir.
💠💠💠💠
Taufan terlihat sedang menunggu jemputan mobil pribadi miliknya ia menunggu dengan kesal karena sudah menunggu sendirian sekarang ia harus menunggu lebih lama karena mobil pribadi miliknya itu rusak.
Taufan lalu melihat Halilintar yang sedang berjalan santai sambil mendengar musik dari headphonenya.
"Eh tunggu!" Taufan lalu menarik tangan Halilintar.
"Apaan," ucap Halilintar melepaskan headphonenya lalu menatap datar Taufan.
"Demi Gempa," batin Taufan.
"Kamu harus datang kerumah, Gempa sakit."
"Terus apa hubungannya samaku."
"Dia sakit gara-gara kamu."
"Eh kamu pikir aku itu kuman yang membawa penyakit apa lagian kamu kan yang suruh aku buat jauhin adik kesayangan kamu itu," ucap Halilintar cuek kembali memasang headphonenya lalu pergi meninggalkan Taufan.
"Dasar scary boy udah aku baik-baikin juga lihat aja entar."
💠💠💠💠
"Pak Zola handphoneku hilang," ucap Taufan tiba-tiba saat kelas hening.
"Apa handphone?!" ucap sang guru tidak yakin.
"Iya pak," ucap Taufan.
"Ini tidak bisa dibiarkan anak-anak sekarang ayo berdiri didepan," ucap Pak Zola kemudian semuanya berdiri didepan.
Pak Zola mulai memeriksa semua tas milik murid-muridnya dan saat memeriksa tas Halilintar ternyata handphone tersebut ada didalam tasnya.
"Kok bisa," ucap Halilintar heran menatap Taufan yang tersenyum sinis padanya ia lalu menatap tajam Taufan.
"Kenapa kamu mengambil handphone milik Taufan!" Ucap kepala sekolah Pian.
"Aku tidak mengambilnya!" Ucap Halilintar membela diri.
"Tentu saja dia mengambilnya dia tidak memiliki ibu yang mengajarkannya sebuah aturan bahwa mencuri itu dilarang," ucap Elisa yang dipanggil ke sekolah.
"Ibuku mengajariku dan berhenti merendahkan ibuku," ucap Halilintar hendak menangis.
"Maaf kepala sekolah saya tau bagaimana Halilintar dia anak yang baik tidak mungkin melakukannya," bela sang guru yang bernama Timi.
"Sudah jelas-jelas handphone anak saya ada didalam tas anak tersebut kalian ini bagaimana sih!!" Ucap Elisa.
"Sepertinya anak ibu juga melakukan kesalahan," ucap guru laki-laki bernama Sai.
"Sekolah melarang murid-muridnya membawa handphone karena bisa menganggu pembelajaran sekolah."
"YANG BENAR SAJA ANAK SAYA BAWA HANDPHONE KE SEKOLAH UNTUK MENELPON SUPIR PRIBADI DIRUMAH SAAT DIA PULANG SEKOLAH!" teriak Elisa.
"Ibu Elisa tolong jangan berteriak didepan guru anak ibu melihat ibu," ucap Pian.
"Lagian jika anak ibu membawa handphone bisa dititipkan ke guru BK ibu," ucap Timi.
"Yang benar saja kenapa sih kamu memilih sekolah ini," ucap Elisa.
"Kan ibu yang memasukkan aku kesini," ucap Taufan membuat Elisa mendelik pada Taufan.
Semua yang diruangan tersebut tersenyum simpul mendengar kalimat yang dilontarkan Taufan kecuali Halilintar.
"Begini saja mari kita cek cctv yang yang saya pasang kemarin buat percobaan," ucap Sai lalu membuka komputer.
"Lihat," ucap Sai menunjuk rekaman video cctv dimana Taufan memasukan sesuatu kedalam tas Halilintar.
"Nah kan berarti ini cuma kesalahan pahaman doang Bu maklum anak-anak masih tahap pertumbuhan ke jenjang dewasa jadi mereka lebih nakal," ucap Timi.
Ibu Elisa menatap ke arah lain sepertinya malu dengan tindakan anaknya Taufan sementara Taufan malu karena tindakannya di ketahui.
"Ayo Taufan minta maaf," ucap Pian pada Taufan.
"Maaf," ucap Taufan namun Halilintar hanya menatap datar hal tersebut jantungnya berpacu lebih kencang dari sebelumnya sepertinya penyakitnya kumat lagi.
Halilintar memegang dadanya seketika ia sulit untuk bernafas.
"HALILINTAR!!" Panik semua orang kecuali Elisa dan Taufan.
"Dasar penyakitan," ucap Elisa.
"Ibu jaga omongan ibu ya," ucap Sai tidak terima anak didiknya dihina.
"Ayo Taufan kita pulang," ucap Elisa menarik lengan Taufan dan pulang tanpa menghiraukan Halilintar yang berada diambang Kematian.
-Bersambung-
Jangan lupa vote 🌟, Comment 💬, Follow 💫, dan masukan ke reading list📖 kalian ya agar kalian tidak ketinggalan cerita 📚 terbaru dari Author.
_____Selamat membaca_____

KAMU SEDANG MEMBACA
Stepbrother (Tuntas)
Ciencia FicciónBertemu dengan dua insan yang memiliki wajah serupa dengannya ternyata membawanya kepada kebenaran yang tidak terduga terlebih setelah Ia bertemu sosok dia yang ingin membunuh dirinya darah dagingnya sendiri. Edit cover by : chenligh_