Abrianna Alka Tunggadewi (end)

13.2K 1.1K 16
                                    

Alka menoleh saat pintu kamarnya terbuka. Ia melihat senyuman ibunya yang seketika menghangatkan dadanya. Orangtua Alka berhak bahagia. Alka juga lebih berhak bahagia.

Setelah drama panjang yang tak berkesudahan, akhirnya Alka benar-benar bisa menghela napas lega. Melepas masa lajangnya pada orang yang tepat. Karena pengalaman yang Alka alami, lebih baik bersama orang yang mencintainya, daripada tersiksa karena bersama orang yang ia cintai.

Alka yakin, hatinya masih bisa menerima hati baru. Hati yang tulus mencintainya dan tentunya akan membimbing Alka ke jalan yang benar.

"Terima kasih ya, Sayang," ujar ibu Alka dengan haru.

Alka tidak tahu kenapa ibunya harus berterima kasih padanya. Bukankah ia yang harusnya mengucapkan kata itu karena selama ini dibesarkan dengan limpahan kasih sayang?

"Ih, jangan nangis," rengek Alka saat melihat bulir bening menetes ke pipi ibunya.

"Mama senang, Dek. Kamu akhirnya nikah juga. Tujuh tahun lebih Mama sama Papa nungguin kamu bisa bahagia kayak Mas Eno. Mama yakin sama pilihan Mama. Kalau nanti kamu gak bahagia, kamu boleh marah ke Mama."

Alka menggeleng. "Aku bahagia, Ma. Sekarang aja udah bahagia. Aku yakin Mas Arga bisa bikin aku cinta sama dia."

Ibu Alka mengangguk berulang kali. "Arga mencintai kamu bertahun-tahun lamanya. Bodoh kalau dia sampai nyakitin kamu setelah perjuangan dia buat dapetin kamu susah banget."

Alka terkekeh. Arga adalah sahabat Eno. Sejak kecil mereka bersahabat baik. Arga juga sering main ke rumah orangtua Alka sejak dulu. Bahkan tidak pernah terlintas di benak Alka kalau pria dewasa seperti Arga akan menyukainya.

"Ayo. Arga udah nungguin kamu."

Alka menoleh pada ketiga sahabatnya. Mereka kompak mengangguk, lalu beranjak mendekatinya. Alka diapit oleh Aleta dan Rania. Sedangkan Ella lebih dulu berlalu bersama ibu Alka, ibu mertua Ella juga.

Acara akad nikah telah usai. Alka sah menjadi istri seorang pria bernama Arga. Pesta pernikahan akan diadakan satu jam lagi. Alka akan berganti pakaian bersama Arga juga yang ikut dengannya.

"Tertekan gitu mukanya," goda Arga saat mereka memasuki kamar Alka yang sudah dihias semanis mungkin.

"Ih, mana ada," Alka tiba-tiba merona. Apalagi saat melihat senyum manis Arga yang membuat pria itu semakin bertambah tampan.

"Mas Arga bisa rebahan dulu ya sambil nunggu kita re-touch make up Mbak Brianna."

Arga mengangguk dan membiarkan tim MUA membimbing Alka menuju sebuah meja rias yang diterangi oleh lampu-lampu. Sedangkan Arga langsung melangkah ke ranjang Alka. Ia merebahkan dirinya dengan desah lega.

Hampir 10 tahun Arga memendam perasaannya. Penantian dan kesabarannya selama ini tidak sia-sia. Arga puas dengan hasil yang ia terima sebagai imbalannya. Alka menjadi miliknya secara sah.

Bibir Arga tidak berhenti tersenyum sejak ia menjabat tangan ayah Alka dan menyebut 'saya terima nikah dan kawinnya Brianna Alka Tunggadewi...' dengan satu tarikan napas.

Alka sesekali menoleh pada Arga yang memejamkan mata. Jantung Alka berdetak dengan kencang. Ia gugup ketika mata Arga terbuka dan pandangan mereka bertemu, kemudian saling terkunci.

Alka berdeham karena ia jadi salah tingkah saat tim MUA malah menggodanya. Maklum, pengantin baru. Alka hanya tersenyum malu-malu saja menanggapi godaan itu.

Berbeda dengan Arga yang sontak merekam ekspresi cantik Alka dan mempostingnya. Tidak lupa Arga sematkan emotikon hati tepat setelah nama Alka yang ia tandai.

SHORT STORY NEWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang