19 (paksaan)

16 3 0
                                    

Heyoooo Readerssss

Keknya lapak Author makin sepi aja ni:) jujur rasa ingin menulis cerita tuh udah mulai hilang ditambah author sibuk makanya mau bikin cerita agak susah...sampe" author baca lagi dong cerita ini dari chap 1 karena udah lupa alur ceritanya:(
Terus cerita ini sepi jadi itu yang bikin Author gak mau lanjutin cerita ini tapi setelah dipikir" Author mau tamatin aja cerita PAIN GIRL. Bagaimanapun juga Author udah janji bakal tamatin cerita ini apapun yang terjadi

Maaf banget ya Readersss

So Readers, tetap setia ya baca cerita ini...and don't forget to voment!!!

Don't forget to voment!

Happy Reading Readers❤
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Kata-kata aja gak cukup untuk buat kamu tetap tinggal disamping aku"
-Hana Claire-

"Maaf"
-Hans Damian Adipta-

Hana menatap dirinya lewat pantulan cermin kosong. Kejadian kemarin masih membekas dalam ingatannya, dia tidak menyangka kalau hidupnya akan serumit ini.

"Berhenti memandang dirimu seperti itu. Dia sudah menunggumu daritadi jadi cepatlah siap-siap dan ke bawah," ucap Niko yang barusan datang di kamarnya Hana

"Dia? Siapa?" Tanya Hana tanpa menatap Niko

"Gaffar"

Tatapan Hana langsung sepenuhnya ke arah kakaknya itu, menatap dingin.

"Dia sudah membantu kita melewati masalah perusahaan jadi tidak ada salahnya untuk kita membalas kebaikannya"

"Tapi tidak dengan cara seperti ini! Kalian sama saja! Bukan menyembuhkanku malahan membuatku tambah sakit! Aku benci kalian!" Ucap Hana dingin

Niko memasukkan kedua tangannya di saku celananya. "Maaf kalau soal itu tetapi Kakak, Papi serta Mami sudah memikirkan hal ini baik-baik.  Kamu pantas dengan Gaffar dan bukankah itu yang kamu inginkan? Bersama dengan kekasih lamamu itu?"

"Aku maunya 'dia' bukan dia," ucap Hana singkat

Niko menatap Hana bingung.

"Maaf Hana kali ini kami sudah menyiapkan yang terbaik untukmu. Lupakan Hans dan kembali lagi bersama Gaffar"

Niko keluar dari kamarnya membiarkan Hana yang semakin larut dalam pemikirannya sendiri.

Hana benar-benar tidak habis pikir kalau ini semua menjadi lebih rumit dari sebelumnya, jauh dalam relung hatinya dia sangat merindukan Hans.

"Aku harap kamu gak tinggalin aku Hans," gumam Hana sendu

Selama pelajaran berlangsung Hans tidak bisa fokus. Dirinya gelisah, pikirannya jauh melayang pada seseorang yang begitu dia cintai alias Hana. Kali ini Hans sudah bertekad untuk mengambil apa yang sudah dimilikinya, sekalipun itu akan merusak nama baiknya dia tidak peduli. Demi Hana dia rela melakukan segalanya termasuk kehilangan nyawanya sendiri.

PAIN GIRL (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang