5 (mencari tahu)

26 3 0
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak!

Happy Reading Readers❤
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Maafkanku Hana tapi aku harus pergi"

"Tidak...aku tidak ingin kamu pergi"

Hana terus menangis sambil memukul-mukul dada orang itu dengan kuat melampiaskan perasaannnya.

"Aku mencintaimu," ucap Hana

"Aku juga tapi takdir ingin memisahkan kita"

"Kamu tahu kan aku akan kehilangan arah jika tidak ada dirimu. Jadi aku mohon jangan pergi"

Orang itu membawa Hana ke dalam pelukannya. "Aku sangat mencintaimu Hana"

Detik itu juga tangis Hana makin menjadi. Mengapa seperti ini? Hana tidak terima.

Kedua bola mata Hana terbuka. Kenapa Hana harus memimpikannya lagi? Hana turun dari ranjang perlahan menuju kamar mandi. 15 menit Hana berada dalam kamar mandi dan setelah selesai, gadis dingin itu membuka jendela dan menyingkirkan gorden ke samping. Membiarkan angin pagi masuk dalam kamarnya.

"Aku benci hari minggu," ucap Hana

Bagi Hana hari minggu adalah hari yang paling menyebalkan dan Hana tidak suka itu. Hana ingin terus beraktivitas sampai dirinya benar-benar merasa lelah dan melupakan segala hal yang dia rasakan selama ini itulah mengapa Hana lebih suka hari-hari lainnya dibandingkan hari minggu.

Hana menatap sekeliling rumahnya lewat jendela kamarnya yang terlihat sepi. Biasanya para pembantu akan pulang di hari sabtu sebab hari minggu adalah hari cuti mereka lalu kembali lagi pada hari senin.

Dring...dring...dring

Suara deringan handphone membuyarkan lamunannya. Hana menatap ke arah meja belajar dan mengerutkan alisnya bingung, Hana pun mengangkat telpon tersebut sekaligus mencari tahu siapa yang menelponnya.

"Hana"

"Siapa?" Tanya Hana dingin

"Ini aku Hans, kamu_

"Dapat nomor ini dari siapa?"

Hana dapat mendengar helaan napas dari Hans.

"Kemarin aku membawa Venaya di mansionku. Kita berdua membahas kedua orangtuaku lalu aku memintanya untuk memberikan nomormu dan_

"Aku benci kamu"

BIP

"Sahabat sialan!" Ucap Hana dingin

Sedangkan di sebuah mansion yang besar nan mewah terdapat Hans yang menatap handphone-nya lirih.

Hans semakin bingung untuk mendekati Hana dengan cara apa. Apa dia harus menyerah begitu saja?.

Hans menggelengkan kepalanya. Dia tidak akan menyerah sampai kapanpun meski 1000 kali pun Hans ditolak Hana namun Hans tetap mencari cara 10001 kali demi mendapatkan Hana.

"Aku pastikan hatimu yang dingin itu luluh padaku Hana," ucap Hans yakin

PAIN GIRL

Hana duduk sendirian di ruang tamu sambil melihat datar ke arah bingkai foto yang besar. Sebuah foto keluarga begitu harmonis terlihat Hana yang tersenyum menampakkan giginya disertai lesung pipi di bawah kedua matanya.

PAIN GIRL (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang