6 (jarak)

32 3 0
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak!

Happy Reading Readers❤
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Hana mengusap kalung yang dipakainya lembut. Inisial nama yang begitu dirindukan Hana meski Hana tahu sosok itu tidak akan pernah kembali padanya.

Tanpa Hana sadari Hans menatapnya lama. Tatapan Hans begitu dalam pada gadis yang sangat dicintainya ini.

"Apa aku bisa menggantikannya untukmu?" Gumam Hans lirih

Hans berjalan menjauhi Hana yang masih berada di depan lokernya sambil memegang kalung tersebut erat.

Dikelas Venaya mengetuk-ngetuk jarinya gelisah di atas meja. Venaya dibuat khawatir karena Hana belum datang juga padahal sudah bel daritadi, tidak biasanya Hana datang terlambat seperti ini.

Apa terjadi sesuatu padanya? Pikir Venaya semakin khawatir. Venaya takut Hana melakukan hal aneh pada dirinya sendiri namun segala kekhawatirannya lenyap setelah melihat Hana masuk dengan tampang dinginnya.

"Astaga Hana kamu dari mana saja? Aku menunggu daritadi," ucap Venaya kesal

Hana yang barusan duduk menatap Venaya aneh. "Aku sudah datang sebelum bel berbunyi tapi ada sesuatu yang ku urus"

"Apa itu?"

Venaya mengerutkan dahinya menatap Hana bingung. Kenapa sahabatnya ini diam? Venaya semakin menatap Hana lebih intens dan langsung menarik tangan Hana kasar membuat yang empunya kaget.

"Kamu masih memakai kalung itu?" Ucap Venaya kaget

"Hm," jawab Hana dingin

Venaya melepaskan genggamannya pada tangan Hana perlahan. Venaya menghela napas kasar menandakan bahwa gadis mungil ini sedang mengontrol amarahnya pada Hana.

"Sejak kapan?"

"Hm"

"Sejak kapan Hana?" Tanya Venaya paksa

"Sejak kapan aku memakainya itu bukan urusanmu!" Balas Hana dingin

Seisi kelas menatap Hana dan Venaya. Kedua sahabat ini jarang sekali bertengkar apalagi di sekolah. Hans dan Leynox yang baru saja masuk terlihat kaget akan pertengkaran Hana serta Venaya di pagi hari.

"Dengarkan aku Hana. Maaf jika aku berlaku kasar tadi padamu tapi aku tidak ingin kamu semakin jatuh dalam jurang yang tak ada jalan keluar Hana," ucap Venaya lirih

Tentu saja Hana mengerti yang dimaksud Venaya meskipun begitu Hana ingin memakai kalung ini selamanya. Ya, selamanya.

"Aku ingin menebus kesalahanku dengan cara memakai kalung ini," ucap Hana datar

"Sepertinya aku pernah melihat kalung itu," gumam Leynox yang didengar Hans

"Dimana?" Tanya Hans penasaran

Leynox mendecak kesal. Haruskah dia mengingatkan kembali Hans akan kenangan yang buruk itu?.

"Tanpa kubilang pun kamu sudah mengerti Hans"

DEG

Hans mengepalkan kedua tangannya erat. Tidak. Ini tidak mungkin. Tapi bagaimana bisa? Apa dia harus tanya langsung pada Hana sekarang?. Hans ingin menghampiri Hana tapi dihalangi Leynox.

"Minggir brengsek!" Ucap Hans dingin

"Kontrol emosimu Hans jangan sampai kamu menghancurkan kelas ini hanya karena tingkah cerobohmu itu. Saat ini Hana dan Venaya berada dalam situasi yang menegangkan, jika sampai kamu datang kesana dan melakukan sesuatu yang membuat Hana marah jangan salahkan aku kalau Hana semakin membenci dirimu," ucap Leynox panjang lebar

PAIN GIRL (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang