.
.
.
.
."Mommy, boleh aku bertanya? Apa alasan halmeoni menikahkan eomma dengan daddy? Aku hanya penasaran kenapa halmeoni berani menjilat ludahnya sendiri setelah pemakaman eomma, dengan terjadinya pernikahan mommy dan daddy" Si sulung bertanya penasaran.
Pertanyaan yang hinggap di benaknya bertahun-tahun akhirnya bisa diucapkan nya juga tanpa rasa sesak.
Jeno berpikir sejenak, masa lalu yang panjang sudah terlewati. Aah waktu tanpa sadar sudah membawa mereka sejauh ini, cepat sekali semuanya berlalu. Jisungnya sudah besar, dan Chenle tumbuh menjadi gadis dewasa yang berpikiran cerdas.
Ternyata masalah percintaan nya yang rumit sudah terjadi lama sekali. Sejak terakhir ia melihat Haechan dengan keadaan sekarat dengan selang oksigen di tubuhnya, "surat wasiat eomma mu berisi permintaan nya agar daddy menikahi mommy, Haechan—khawatir daddy tidak bisa menjaga Chenle dengan baik"
Nada suara Jeno terdengar sendu, sebagai sosok yang rapuh, bertumbuh dengan luka adalah hal biasa baginya. Tapi untuk luka yang ditebarkan oleh Haechan, rasanya itu tidak sesakit besetan silet yang dikenainya secara tak sengaja di ruang operasi tempo hari.
Ya, Haechan si putri konglomerat angkuh yang pernah menginjak nginjak harga dirinya memang terlihat dingin dan jahat dari luar. Tapi dia tetap manusia biasa yang mempunyai emosi, wanita yang memiliki segalanya itu hanya berusaha mempertahankan apa yang dianggapnya sebagai "hak milik".
Jeno tau diri, apa yang dilakukan nya dengan Mark dimasa lalu pasti sudah menyakiti hati Haechan. Menabur luka dengan garam, lagipula wanita mana yang mau dimadu oleh suaminya? Diselingkuhi dibelakang disaat citra pernikahan mereka baik baik saja? Yang pasti Jeno tidak mau!
Dia jelas mengerti dari sisi satu ini, perasaan Haechan yang dahulunya merebut Mark dari sisinya. Tapi begitulah kehidupan, yang kata orang jika kamu tidak ingin dipukul maka jangan memukul. Hukum tabur tuai, atau hukum mata ganti mata dalam adat yahudi.
Harusnya Jeno bahagia melihat Haechan sengsara dalam menjalani biduk pernikahan nya, dia tidak bahagia setelah menjadi orang ketiga. Wanita itu menuai apa yang ditaburnya dahulu, setelah mengambil paksa Mark dan menikah dengan nya. Bertahun-tahun kemudian, Haechan diselingkuhi dan tidak pernah dijadikan prioritas. Mark menusuknya dari belakang dengan pernyataan cinta pada dirinya, bahwa Mark Lee hanya mengintai Jung Jeno seorang.
"Tell me, tell me! I know maybe ini cerita yang mommy dan daddy berusaha tutupi dari Chenle. Who want to hear a creepy pasta for bedtime story? Everyone want to hear a fairytale. But now, i want to know the truth. What happening behind, kenapa eomma Chenle pergi ninggalin Chenle" gadis itu terdengar memaksa, tangan nya mencengkram lengan sang ibu sambung dengan mata yang berkaca kaca.
"Chenle—lepasin mommy. Biarkan daddy yang cerita, jika itu yang kamu mau....daddy akan berikan kisah yang sejujur-jujurnya untuk kamu, dan Jisung"
KAMU SEDANG MEMBACA
We're Never Meant To Be
Teen FictionHidup ini diibaratkan dengan cerita yang tertulis dalam sebuah buku, yang jika tidak dibuka maka tidak akan kita ketahui kisah yang berada didalam nya. Terkadang kisah yang tertulis dalam sebuah buku tidak selalu berakhir indah, seperti yang selama...