.
.
.
.
.Disudut pandang Mark, dia kira Jeno sudah melepaskan dirinya sepenuhnya dan berpaling pada yang lain. Hanya mengeluarkan berbagai ekspresi wajah palsu yang menjadi topeng, menyembunyikan fakta bahwa hubungan pernikahan nya hanya sebatas hubungan diatas kertas,
Formalitasnya menjalankan peran sebagai suami dan kepala keluarga atas Haechan dan Chenle—putri mereka—
Siapa bilang Mark bahagia? Pria bermarga Lee itu belom bisa merelakan hubungan cintanya yang kandas karena turut campur sang ibu. Ia masih punya perasaan yang sama pada Jeno nya, cinta pertama dan terakhir yang ada di hatinya.
Jika dilihat sekilas keluarga mereka memang terlihat harmonis, cerminan keluarga yang sempurna. Jelas akting Mark Lee berhasil mengelabui seluruh penjuru Korea, dokter muda yang tampan dan mapan, memiliki istri dari kalangan keluarga ternama dan dikaruniai seorang putri di usia pernikahan mereka yang masih terbilang muda.
Mark memang selalu memperhatikan Haechan, menjadikan nya yang terutama saat didepan umum, hanya untuk menjaga citra kedua keluarga mereka. Pernikahan dengan cinta sepihak yang dipaksakan tidak malah membuatnya jatuh hati pada sang istri, apalagi begitu tahu persepakatan yang dilakukan oleh ibunya dan ibu mertuanya.
Di hari pernikahan mereka, sang ibu mencampurkan obat perangsang di minuman keduanya dan mengunci kamar pengantin hingga pagi. Akhir nya lahirlah Chenle, gadis berpipi tembam bak mochi itu terlihat seperti boneka hidup. Ia lucu dan menggemaskan, namun sayang Mark tidak menghabiskan banyak waktunya bersama sang putri, tentu saja alasan utamanya adalah karena ia menghindari haechan.
Dari lubuk hati nya yang paling dalam, ia tidak membenci kehadiran Chenle di kehidupan nya dan Haechan. Namun rasa benci terhadap ibu dari gadis kecil itu lebih besar, pria itu bahkan tak sudi untuk menghabiskan waktu bersama keluarga kecilnya.
Ia hanya akan pulang untuk mengambil beberapa pakaian dan menyiapkan materi untuk kuliah lanjutan nya sebagai spesialis penyakit dalam. Mark bekerja sebagai tim dokter di rumah sakit ternama di jantung kota Seoul.
Kesibukan nya sebagai mahasiswa dan dokter membuat waktunya terkikis untuk sang putri, tak ayal Chenle selalu memprotes ketidakhadiran Mark. Tak hanya sang ayah yang tidak memperdulikan nya, Haechan pun sama gilanya.
Wanita elite itu berpikir dengan adanya anak maka sifat Mark akan melembut padanya, perlahan lahan pria lee itu akan punya perasaan padanya. Namun apa yang terjadi? Pernikahan sudah yang berjalan selama tiga tahun itu sama sekali tidak memberikan kebahagiaan padanya.
Mark selalu tahu tempat untuk menyenangkan hatinya, hanya ketika keluarga mereka berkumpul dan acara perusahaan digelar maka pria itu akan menjadi sosok yang berbeda. Meskipun masih sama acuhnya, namun segala sentuhan nya tidak akan ditepis kasar seperti biasa.
Dengan hobinya sebagai pecinta brand-brand ternama, seringkali Haechan terbang ke negara-negara Eropa hanya untuk membeli pakaian, tas, ataupun hanya sekedar cuci mata. Meskipun ia tidak mendapat cinta dari Mark, Haechan bersyukur ia bisa menghabiskan limit kartu kredit atas nama sang suami tanpa menghiraukan putri mereka kekurangan kasih sayang dari kedua orang tua.
Keegoisan keduanya harus berakibat fatal pada Chenle, di usia mudanya ia kehilangan kasih sayang yang harusnya didapat dari Mark dan Haechan. Sepanjang tiga tahun itu, hanya sosok babysitter yang menjaganya di mansion besar Keluarga Lee.
"Jen, kamu dimana? Aku frustasi nyari keberadaan kamu selama ini. Please tell me that you still love me the same way that i do, you still mine right?" Mark menutup bandul kalung berbentuk love yang ada di tangan nya begitu suara ketukan heels dari arah tangga terdengar,
"Aku denger semua ucapan kamu, kenapa kamu bodoh banget masih ngeharepin jalang itu? Buka mata kamu lebar-lebar, aku itu istri kamu! Kita berdua udah sah dan bahkan ada Chenle sebagai buah cinta kita. Harus nya kamu kasih cinta ke aku, mana tanggung jawab kamu sebagai suami?" Wanita itu bersidekap didada dengan angkuhnya, namun ucapan Haechan dihiraukan oleh yang lebih muda, malah pria itu berjalan kearah kamar Chenle dan menggendongnya kearah teras depan.
"Dad, kita jalan jalan yaa?" Bujuk Chenle dengan tatapan penuh bujuk, membuat sang ayah terkekeh pelan dan mengesekan hidungnya dengan sang putri. "Yes princess, everything what you want, will daddy grant itu today" balasnya pada si kecil sebelum menoleh pada Haechan,
"Kamu nanya apa tanggung jawab aku kan, aku jaga Chenle disaat kamu pergi keluar negeri dan seneng seneng ngehabisin duit aku. Dan kedua, setiap bulan kartu kredit aku sampai di batas limit itu semua tagihan punya kamu, masih kurang apa lagi?" Tanya nya super datar sebelum pergi ninggalin rumah, ngelajuin mobilnya dengan kecepatan sedang.
"MARK SIALAN! JANGAN HARAP KAMU BISA DAPETIN JENO LAGI, BAKAL AKU BUNUH DIA"
.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
We're Never Meant To Be
Novela JuvenilHidup ini diibaratkan dengan cerita yang tertulis dalam sebuah buku, yang jika tidak dibuka maka tidak akan kita ketahui kisah yang berada didalam nya. Terkadang kisah yang tertulis dalam sebuah buku tidak selalu berakhir indah, seperti yang selama...