Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hari ini Nayla tak masuk, dan dari pagi hingga kini pukul satu siang yang gadis itu lakukan hanya duduk terdiam di atas ranjang single size nya dengan tatapan kosong lurus ke depan. Bahkan sepiring makanan yang diberikan mamanya sama sekali belum tersentuh, jangankan makanan, segelas air putih di sebelah piring tersebut pun masih terisi penuh.
Tak lama sang mama datang, terhitung sudah lima kali beliau mengunjungi kamarnya dan belum ada perubahan sama sekali.
"Nayla.. udah yuk makan, nanti kamu sakit sayang.."
Hening, lagi-lagi anak semata wayangnya itu tak menjawab.
Mamanya mengehela napas, ekspresinya begitu khawatir. Apa lagi yang harus ia lakukan? Ia tak bisa terus membiarkan putrinya seperti ini. Segala cara telah ia lakukan, mulai dari menghiburnya, memberikan kalimat motivasi, memeluk dan menenangkannya, namun semua itu tak berefek apapun. Anaknya bagaikan tersihir menjadi patung.
"Nayla.."
"Nayla udah dong.. di sini gak ada apa-apa, ada mama.. kamu aman sama mama."
Padahal kondisi beliau sendiri masih belum cukup pulih, tetapi melihat bahwa semalam gadis itu pulang dalam keadaan buruk—kedua tangan berdarah yang mencetak bekas gigitan makhluk buas—energinya jadi terisi penuh kembali.
Anak itu berkata jujur padanya bahwa dia habis diserang serigala liar saat perjalanan pulang dari supermarket, meski pelafalannya terbata-bata tapi ia bisa mendengar jelas apa yang dijelaskan putrinya itu. Ia langsung shock, saking terkejutnya, kepalanya sampai berdenyut ngilu, rasanya seperti ingin pingsan namun untungnya tak terjadi.
Salah satu dari kedua tangan Nayla yang diperban, kini terangkat. Menyeka buliran kristal yang mengalir dari ujung netranya.
"Nayla takut maa.."
Mendengar itu, sang mama langsung berhambur ke arahnya. Memeluknya dengan penuh kasih sayang lantaran akhirnya putrinya itu mulai membuka suara setelah sekian lama membisu.
"Iya, sayang.. udah ada mama di sini jangan takut lagi ya.."
Tepukan lembut mendarat di kepala gadis itu, tak lama mamanya pun melepaskan pelukannya.
Tok tok tok.
"Permisi.."
"Yaaa!" Teriak halus sang mama menyahuti seorang tamu di luar sambil mendongakan wajahnya ke samping kemudian kembali melihat Nayla.
"Mama tinggal sebentar ya." Ujar beliau, Nayla mengangguk.
Mamanya langsung bergegas keluar. Sesampainya di depan pintu, ia langsung menekan gagangnya dan menariknya hingga terbuka lebar.
Tak lama senyumnya mengembang otomatis setelah tahu siapa oknum yang berkunjung ke rumahnya saat ini.