12

554 87 11
                                        

Happy Reading!

Happy Reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Srrkk!

Hyunjin spontan menunduk, menatap pucuk kepala Nayla yang masih di dekapannya. Gadis itu baru saja menarik ingusnya sekuat tenaga usai menangis. Ia sedikit terkesiap karena suara yang dihasilkan cukup besar sampai membuat semua penjual di kantin mengalihkan perhatiannya ke arah mereka berdua.

Lantas secara perlahan Hyunjin mendorong bahu Nayla hingga pelukan mereka terlepas. Ia mengamati raut wajah gadis itu yang masih terisak kecil kemudian satu tangannya bergerak mengambil kacamatanya yang sudah sangat berembun dan meletakannya di meja. Setelah itu Hyunjin menarik dua lembar tisu lalu melipatnya dan mengarahkannya pada wajah gadis itu.

"Jangan nangis lagi. Muka lo lagi bonyok, ngilu gue liatnya." Ujarnya seraya tangannya sibuk membersihkan sisa sisa air mata di wajah gadis itu dengan tisu.

Pergerakannya begitu lembut dan terlihat sabar membuat Nayla tanpa sadar terpaku, netranya mengabsen setiap inci pahatan dari wajah lelaki itu dengan tatapan terpukau.

Namun tak lama Hyunjin mendengus geli.

"Biasa aja liatin guanya." Celetuknya selesai membersihkan wajah gadis itu.

Merasa terciduk, Nayla spontan mengedipkan matanya berkali-kali lalu menunduk dan menelan salivanya gugup sambil menggaruk-garuk kepalanya.

Sedangkan Hyunjin hanya tersenyum kecil seraya mengambil kacamata gadis itu yang sebelumnya ditaruh di meja kemudian ia pun membersihkan lensanya dengan tisu.

"Liat sini." Pinta Hyunjin membuat gadis itu mengangkat wajahnya, dan detik selanjutnya Hyunjin sontak memasangkannya kacamata yang baru saja dibersihkan tadi.

Demi apapun, rasanya jantung Nayla hampir copot sekarang saking terlalu pesat detakannya.

Ini betul-betul Hyunjin si pemuda dingin dan cuek yang ia kenal? Pemuda pemilik wajah aspal berlapis?

Nayla semakin dibuat speechless terhadap perlakuannya hari ini.

Kalau dibilang senang, ya pasti senang, kapan lagi laki-laki jangkung galak itu bersikap hangat padanya?

Tapi pasti dia seperti itu karena sedang merasa kasihan saja.

Ya memang apa yang ia harapkan? Ia hanyalah seorang gadis penakut, cupu, tidak asik, menyusahkan, otak pas-pasan dan tak punya kemampuan apapun, berharap lebih dengan orang yang derajatnya tinggi seperti Hyunjin itu rasanya tidak pantas.

"E-eum, kak. M-maaf ya udah bikin seragam kakak basah." Cicitnya kemudian.

Sementara Hyunjin hanya menanggapinya dengan senyuman tipis.

Scars | Hyunjin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang