07

607 84 7
                                        

Happy Reading!

Malam minggu pukul 19:15, Nayla sudah siap dengan setelan kaus hitam dan celana training untuk melaksanakan ekskul di sekolahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam minggu pukul 19:15, Nayla sudah siap dengan setelan kaus hitam dan celana training untuk melaksanakan ekskul di sekolahnya. Ia memasukkan tumbler miliknya yang telah terisi air mineral ke dalam tas beserta dompet dan ponsel. Setelah itu mengenakan jaket coklatnya yang diambil dari gantungan samping lemari baju. Kemudian tangan kecilnya terangkat, menguncir asal rambutnya.

Saat hendak memakai tas, tiba-tiba saja mamanya masuk ke dalam kamarnya dan berjalan ke arahnya lalu duduk di tepi kasur.

"Hati-hati ya sayang," ucapnya seraya memandang teduh sang putri.

"Tapi mama heran ya kok kamu tiba-tiba pengen masuk bela diri," tambahnya.

"Biar kuat, ma kayak aderai." Balas Nayla seadanya sambil memperagakan gestur sedang memperlihatkan ototnya dengan menekuk kedua tangannya yang terkepal di udara.

Mamanya mendengus geli seraya menggelengkan kepala, "Anak mama kan udah kuat,"

"Iya biar tambah kuat,"

"Mama dong ikut biar kuat juga." Canda beliau.

"Mama ntar aku ajarin aja kalo aku udah jago,"

Sang mama tersenyum lembut, "Yaudah, mau berangkat sekarang?" Nayla mengangguk.

"Gak ada yang ketinggalan?"

"Enggak, orang bawaannya cuma dikit. Minum, hp, uang sama kartu bis." Mamanya mengangguk.

"Aku berangkat ya, ma." Pamit gadis itu lalu meraih tangan lentik sang mama untuk salim sebelum akhirnya beranjak pergi.










































Nayla memandang ruang tari yang kini sudah ada di depannya, ia menarik napasnya dalam-dalam dengan mata terpejam kemudian mengembuskannya perlahan. Setelah itu tanganmya terangkat menyentuh knop pintu masuk lalu menekannya dan mendorongnya hingga terbuka.

"Permisi," ucapnya pelan sambil memijakkan kakinya ke dalam, ia tahu itu tak akan terdengar namun itu adalah refleksnya ketika memasuki sebuah ruangan.

"Permisi," ucapnya pelan sambil memijakkan kakinya ke dalam, ia tahu itu tak akan terdengar namun itu adalah refleksnya ketika memasuki sebuah ruangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Scars | Hyunjin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang