Mari lupakan haechan yang sudah kembali terlelap setelah pingsannya itu.
Dan kita akan lihat bagaimana tegang disalah satu ruang yang membuat semua orang takut 🙈.
......
Selamat Membaca
☀️🐻
Dikamar Mark. Ada Renjun dan Mark, tentu saja. Renjun sejak tadi berusaha membuat kakaknya itu untuk tenang, pasalnya Mark masih saja marah tak jelas. Renjun juga ingin tau sebenarnya apa yang terjadi hingga membuat Mark emosi sekali.
Tak lama itu Jeno masuk ke kamar Mark untuk menanyakan apa yang sebenarnya terjadi.
"Hyung" panggil Jeno saat sudah masuk kamar Mark. Mark menoleh saja tanpa minat untuk menjawab.
"Kenapa bisa semarah ini? Jika dia mati orangtua kita juga bakal marah" tanya Jeno
"Aku sedang banyak pikiran Jeno-yaa" jawab Mark.
Dia tau adik adiknya bingung dengan sikap Mark kali ini. Saat ini Mark sangat banyak pikiran emosi nya sedang tidak stabil juga.
"Iya setidaknya kau jangan memukul dia sampai begitu hyung. Kau membuatnya pingsan" ucap Jeno lagi. Renjun hanya diam dan mendengar saja.
"Ck, kenapa kau jadi perhatian dengannya eoh?" Kesal Mark. Pasalnya Jeno seperti ingin membela Haechan.
"Tidak, aku hanya tak mau dia mati hyung bagaimana pun dia masih saudara kita. Jika kau mau memukulnya boleh saja hyung tapi jangan keterlaluan. Aku hanya takut dia mati dan mengadu pada orang tua kita haha" jelas Jeno dengan sedikit tertawa diakhir.
"Iya iya terserah mu sajalah" timpal Mark.
"Lalu apa masalah di kantor hyung? Sepertinya ada masalah di kantor?" Tanya Renjun setelah lama diam.
Mark menatap mereka dan menghela nafas kasar. Emosi dia akhir-akhir ini memang sedang tidak stabil, apa lagi ditambah masalah Tuan Hwang ini.
"Masalah yang kemarin. Tuan hwang yang mencabut saham dan membatalkan kerja sama" jawab Mark.
"Bukankah sudah ada S. Corp?" Tanya Renjun lagi.
Setelah hwang Corp memutuskan kontrak mereka perusahaan mengalami kesulitan dan datanglah S. Corp yang baik hati untuk menawarkan bantuan. Perusahaan mereka tidak kalah besar dari perusahaan milik Tuan Hwang.
"Iya tapi mereka ingin mengetahui lebih dalam dulu tentang kita jadi dia mengajak untuk makan malam dirumah kita malam ini" ucap Mark.
"Malam ini?" Tanya Jeno lagi.
Tentu saja mereka kaget, kenapa harus malam ini? dan secepat ini?
"Iya, makanya aku telpon tuh bocah tapi diabaikan dan dia pulang malam" ucap Mark dengan emosi
"Tapi bisa saja kan kita tak anggap dia ada" ucap Renjun.
Harusnya bisa saja mereka makan tanpa menunggu Haechan. Tapi tak semudah itu.
"Tidak bisa Injun, pimpinan mereka tau kalau kita 7 saudara. Mereka ingin melihat kita semua begitu" ucap Mark lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selembar Kertas || Haechan [TERBIT]
Teen FictionAku tulis pesan ini dengan selembar kertas. Aku harap kalian mengerti dengan yang aku rasakan selama ini. Matahari harus selalu bersinar untuk bumi. Matahari kian meredup dan terganti oleh bulan. Matahari pergi yang tersisa hanya kegelapan, lalu dat...