Holaa 👋
Semoga kalian betah dan tetap setia 🫰Selamat membacaaa
☀️🐻
Haechan pulang pukul 7 malam. Melewati waktu pulang sekolah biasanya. Pikiran Haechan kacau, ia sedang memikirkan sesuatu yang membuat kepala nya ingin pecah.
Bukan masalah di sekolah. Bukan itu tapi ada hal lainnya yang belum tepat jika ku beritahu sekarang.
Haechan membuka pintu utama dengan pelan dan mungkin ia akan mendapatkan amukan dari saudaranya.
Heol.... ini melelahkan dan ia ingin cepat beristirahat.
"Hebat yaa mau jadi anak pembangkang" ucap Renjun saat Haechan Baru menginjakkan kaki nya di rumah.
Ternyata hanya harapan nya saja untuk cepat beristirahat.
"Bertengkar dan membantah guru merupakan hal yang benar kah?" Tanya Renjun dengan sinis.
Renjun lebih sering menggunakan mulut daripada tangan. Akan sia-sia menggunakan tangannya yang mulus itu untuk menyentuh anak seperti Haechan.
Haechan hanya diam tanpa ada niat untuk membalas ucapan sang kakak. Bisa bisa ia akan lama beristirahat.
"Dasar anak tak berguna dan menyusahkan" ucap Renjun lagi.
Sepertinya Renjun marah karena tak dapat reaksi apapun dari saudaranya itu tang membuat ia harus melemparkan vas bunga didekatnya.
Plasshh
Bunyi vas bunga yang di lemparkan, membuat vas itu hancur tak berbentuk di dekat kaki Haechan. Vas bunga mahal, salah satu hiasan di rumah mereka. Sayang sekali harus pecah dengan sia-sia.
Jaemin, Jisung, dan Chenle yang berada di ruang keluarga langsung berlari ke ruang tamu saat mendengar vas pecah. Jaemin yang melihat Renjun marah pada kembarannya hanya takut jika kembarannya kembali dipukul.
"Drama yang tak pernah henti" ucap Chenle sinis.
Jaemin mendengarnya dan sudah sering dia membela tapi percuma saja semua orang akan bilang dia terlalu baik dan naif.
Padahal bukan Jaemin yang terlalu baik dan naif, hanya saja mereka yang tidak punya hati.
"Apa mau hah?!" Tanya Renjun dengan wajah merah menahan emosi.
"Maaf" ucap Haechan.
Mungkin hanya itu yang bisa ia ucapkan. Sebenarnya ia tak mau minta maaf tapi tak apa setidaknya dia bisa menyelesaikan masalah dengan cepat.
"Seharusnya kau minta maaf pada teman mu itu bocah bukan padaku. Kau memukulnya bodoh" ucap Renjun
"Aku rasa aku tak perlu meminta maaf padanya karena aku tak salah hyung" ucap Haechan.
Haechan tidak salah, lalu mengapa ia harus minta maaf? Tidak akan pernah Haechan meminta maaf pada Hyunjin itu.
"Bodoh, kau memukulnya bocah" ucap Renjun
"Dia juga memukul ku hyung, kenapa kau sangat peduli padanya?" Tanya haechan.
Aneh sekali bukan, seharusnya hyung nya itu lebih peduli pada dia bukan? Tapi jika dipikirkan lagi, tidak mungkin jika dia akan peduli pada Haechan.
"Astaga kepala ku sakit sekali. Dengar bodoh orang yang kau pukul itu anak dari dari Tuan Hwang yang memberi saham besar di perusahaan Mark hyung. Ah Mark hyung pasti marah dengan kau bodoh, liat saja nanti" ucap Renjun dengan memijit pelan pelepis matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selembar Kertas || Haechan [TERBIT]
Teen FictionAku tulis pesan ini dengan selembar kertas. Aku harap kalian mengerti dengan yang aku rasakan selama ini. Matahari harus selalu bersinar untuk bumi. Matahari kian meredup dan terganti oleh bulan. Matahari pergi yang tersisa hanya kegelapan, lalu dat...