Chap 19

3.1K 236 7
                                    

Okeee....

Sebelum baca biasa vote dulu eaakkk.

Oh ya untuk disini mereka bakal ngomong pake bahasa inggris ya bukan pake bahasa korea. Kecuali waktu haechan sama 2 guru nya ngobrol.










Selamat membaca


















Hari yang ditunggu telah tiba. Hari ini adalah waktu untuk olimpiade math, haechan sangat antusias, dia tak sabar untuk melihat soal soal itu dan mengerjakan nya.

Bukan sombong yaah

Dia juga gugup oke? Tapi tetap saja dia ingin cepat terlaksanakan karena dia sudah rindu negara kelahirannya itu.

Haechan sudah ada diruangan tempat olimpiade itu dilaksanakan. Tadi sebelum masuk Kim Ssaem memberi sedikit nasihat pada haechan.

"Santai saja ya haechan, aku yakin kau bisa"

"Jangan gugup, menang kalah urusan belakangan"

"Satu lagi jangan terlalu terburu buru saat mengisi gunakan waktu sebaik mungkin"

Nasihat dari Kim Ssaem tentu diterima oleh haechan dengan senang, Kim ssaem beda dengan guru math lain nya, Kim ssaem sangat baik dan perhatian. Bukan seperti Lee ssaem (Guru math lama). Yang selalu memaksa haechan harus menang.

Soal sudah dibagikan, bukan menggunakan komputer tapi kertas. Bukan karena mereka tak mampu menggunakan komputer karena kata mereka lebih baik menggunakan kertas lebih terlihat jujur dan adil.

Haechan mulai mengerjakan soal itu dengan santai. Ada beberapa soal yang dilewatkan, sedikit bingung lebih baik mencari soal yang lain dan menjawab yang bisa terlebih dahulu.

Sistem olimpiade ini jika benar +4, salah -2, dan tak jawab -1. Makanya haechan harus teliti dalam menjawab salah hitung sedikit poin akan hilang. Lebih baik tak jawab daripada salah, setidaknya tak terlalu banyak kehilangan poin.

1 jam telah berlalu masih ada sekitar 45 menit lagi waktu yang tersisa. Haechan juga hampir selesai hanya ada beberapa soal yang sangat sulit sedang dikerjakan haechan. Menurut prinsip haechan dia akan menjawab soal sulit itu semampu nya kalau bisa semua soal harus ia isi dan benar semua.

Ngomong tentang soal, soal itu ada sekitar 135 soal, sangat banyak Bukan? Aku jika menjadi haechan kepala ku sudah keluar api. Hehe.

Saat mengerjakan sisa soal kepala haechan seperti dihantam batu besar, sangat pusing rasanya ingin pecah. Ditambah matanya yang sudah berkunang kunang, gelap. Haechan usap matanya agar kembali fokus pada kertas yang sedang ia isi. Haechan menatap ke bawah lalu berusaha untuk tetap membuka mata sebisa dia.

Hanya tersisa 3 soal lagi, soal yang sengaja haechan tinggalkan karena sangat sulit baginya. Haechan melanjutkan mengerjakan soal itu walau kepala dan matanya sudah tak sanggup. Setidaknya biarkan ia selesai kan terlebih dahulu soal ini.

Selesai.

Haechan berhasil menyelesaikan tepat waktu, sebenarnya haechan bisa selesai lebih cepat tapi akibat dari sakit yang ia tahan, ia lebih lama menyelesaikan nya.

Siswa lain berbondong bondong keluar tersisa haechan dan satu siswi disana, haechan tak mampu berdiri. Kepalanya sudah pusing bukan main. Belum lagi darah dari hidung nya mulai keluar. Siswi yang dari tadi memperhatikan haechan mendekat. Ingin membantu haechan.

"Hei, kau kenapa" Tanya siswi itu.

Haechan mendongak menatap siswi didepan nya. Haechan kembali menunduk. Siswi yang melihat hidung haechan langsung memberikan haechan tisu untuk darahnya itu.

Selembar Kertas || Haechan [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang