Chap 11 ✔️

3.4K 250 1
                                    

Udah mulai konflik.

Mengandung bawang⚠️⚠️⚠️

Selamat membacaaa.....














🐻🐻🐻



Jaemin melihat Haechan beberapa hari ini sangat berbeda. Kalau sebelumnya Haechan memiliki pipi gembul sekarang terlihat tirus, tubuhnya juga terlihat kurus dari biasanya, lingkaran hitam di mata Haechan terlihat jelas. Jaemin khawatir sekali lihat kondisi haechan sekarang.

Haechan yang dulu ceria dan sering tersenyum pada Jaemin sekarang Haechan sangat jarang tersenyum pada Jaemin. Jangankan senyum bertemu saja jarang.

Haechan benar-benar terlihat sibuk dan itu membuat Jaemin nambah khawatir. Belum lagi jika Haechan pulang pasti saja saudaranya menghina dan memukul Haechan dengan berbagai alasan yang tak masuk akal.

Seperti sekarang saja, Haechan yang pulang jam 12 malam disambut dengan pukulan dari Mark. Belum lagi pukulan dari Jeno yang benar benar brutal.

"Kemana saja kau ini hah?! Baru pulang setelah 2 hari tak dirumah. Kenapa kau pulang huh?! Lebih baik tak usah pulang lagi sama sekali" ucap Mark sebelum meninggalkan haechan.

Haechan ditinggal dengan Jeno disana. Sebenarnya Jeno sedikit kasihan dengan Haechan. Dilihat dari tubuh haechan saja tau bahwa dia sedang tak baik-baik saja. Tapi pikiran itu hilang saat Jeno mengingat bagaimana sikap Haechan saat dia bertemu didepan gerbang.

"Kenapa kau melakukan ini? Bagaimana saudara yang lain ingin memaafkan mu kalau kau terus membuat ulah? Tak cukup kah kau membuat kami menderita Haechan? Kenapa kau selalu membuat masalah? Kau tega sekali dengan saudara mu sendiri" ucap Jeno.

Jeno seharusnya sadar diri jangan seperti korban, yang korban itu bukan dirimu tapi Haechan.

Haechan berdiri lalu menatap Jeno tepat di mata Jeno. Mendengarkan dan memperhatikan Jeno lalu tersenyum sinis.

"Emangnya aku salah apa hyung? Sampai sampai aku butuh maaf dari kalian?" Tanya Haechan dengan senyum yang masih setia di wajahnya.

Jeno mendengar itu sedikit emosi dan meniju rahang Haechan yang membuat Haechan sedikit oleng. Lalu Haechan berdiri tegak lagi dan menatap Jeno tajam.

"Karena aku membunuh orangtuanya kita hyung?" Tanya Haechan lagi.

Jeno hanya diam saja melihat Haechan tak berniat menjawab dia berusaha menahan emosi untuk tak memukul Haechan lagi.

"Sudah berapa kali aku jelaskan aku tak membunuh mereka hyung, kalau aku membunuh mereka Seharusnya aku ada di penjara, owh apa karena saat itu masih kecil setidaknya aku mendapat pembelajaran dari pemerintahan. Tapi nyatanya tidak kan hyung? Aku sama sekali tak pernah kesana. Karena appa ingin memberikan hadiah padaku saat itu kalian bilang aku pembunuh?" ucap Haechan dan menghela nafas.

"Itu sebuah kecelakaan hyung, aku juga kecelakaan bukan hanya appa saja, jika aku membunuh appa seharusnya aku baik-baik saja bukan? Aku juga dilarikan ke rumah sakit hyung untuk mendapatkan perawatan. Bahkan aku koma selama 4 bulan hyung. Bukan berarti aku membunuh appa karena itu hyung, aku juga berusaha hidup atau mati. Aku di ambang kematian hyung. Aku lebih kuat dari appa makanya hanya aku yang bertahan hyung" ucap Haechan dengan air mata yang mulai menetes.

"Aku juga sedih saat aku bangun appa sudah tak ada, aku kecewa, aku juga menyalahkan diriku. Aku seharusnya yang menjadi paling sedih saat itu hyung, seharusnya aku merayakan ulang tahun ku. Seharusnya aku meniup lilin bersama appa. Malah aku ditinggal oleh appa. Aku menangis saat kalian mulai menyalahkan diriku. Aku tau karena appa ingin merayakan ulang tahun dengan ku, kecelakaan itu terjadi. Aku bukan bermaksud seperti itu hyung. Jika aku tau akan seperti itu aku juga tak mau hyung" ucap Haechan dengan air mata yang mulai deras.

Selembar Kertas || Haechan [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang