Thirty

4.7K 368 37
                                    

HAI HAI HAI GUA UPDATE LAGI.... PADA PENASARAN YAA? MAKANYA VOTE DULU BARU BACA...

.

.

.

.

.

MANA VOTE NYA? JANGAN LUPA VOTE SEBELUM BACA BIASAIN DONG BIAR TERBIASA GITU HAHA

YAUDAH SELAMAT MEMBACA YAAAAA....
HAPPY READING GAEZZZZZ.

"Ganti bajumu sekarang." Katanya lalu menutup teleponnya. Akupun masuk ke dalam kamar dan mengganti bajuku dengan sweater panjang berwarna hijau tua dan juga celana panjang berwarna hitam. Aku turun ke bawah untuk menemui Justin.

"Sudah lama sekali kamu tidak datang kesini." Aku mendengar Dad sedang berbicara dengan seseorang, akupun mempercepat jalanku dan saat sampai di ruang tamu ternyata Dad sedang berbicara dengan Justin.

"Itu dia Keira." Ucap Mom sambil melihat ke arahku, aku melihat senyum Justin yang dulu telah kembali.

"Kei, Justin datang untuk menjemputmu? Kenapa kau tidak cerita dengan Mom? Tanya Mom sedikit meledekku. Aku hanya terdiam menatap Mom dan memberi senyum garing.

"Om Tante, Keira nya aku bawa dulu yaa." Ucap Justin meminta izin pada orang tuaku.

"Bawa saja Jus, diakan kekasihmu. Tapi ingat jangan pulang terlalu larut malam." Ucap Dad sambil menyengir seperti kuda.

"Siap bos." Ucap Justin dan menaruh tangan di dekat alis seperti sedang hormat. Mom dan Dad malah tertawa, aku? Aku hanya tersenyum kikuk.

"Ayo Kei." Ajak Justin lalu aku berjalan ke arah Justin lalu keluar rumah. Aku masih diam seribu bahasa, entah kenapa aku menjadi seperti ini saat di dekat Justin. Dia yang membuatku berubah seperti ini. Justin membukakan pintu mobil untukku dan akupun masuk kedalamnya.

Hening! Hening sekali suasana di dalam mobil. Keadaan menjadi canggung, dingin dan segalanya yang tidak seperti kita sebelumnya. Sebelum gadis itu datang dan menghancurkan segalanya. Aku sempat melihat kearah Justin lalu fokus ke depan lagi, terkadang aku juga merasa Justin memperhatikanku. Hanya ada suara radio di dalam mobil ini tidak ada yang lain. Justin memberhentikan mobilnya tepat di depan kedai ice cream kesukaanku.

"Untuk apa kesini?" Tanyaku.

"Untuk menempati janji." Jawab Justin lalu turun dari mobil dan membukakan pintu mobil untukku. Akupun turun diantara semangat karena aku segera memborong ice cream kesukaan atau tidak semangat karena Justin yang sudah berubah sejak gadis itu datang. Kata-kata itu masih terngiang di dalam pikiranku, tidak akan pernah hilang. Justin menggandeng tanganku, kali ini aku melepaskannya.

"Kenapa?" Tanya Justin dengan seribu pertanyaan di dalam kepalanya, aku hanya menaikkan bahuku sambil tersenyum.

"Aku tau, aku memang banyak salah padamu. Tapi aku bisa menjelaskan semuanya." Katanya, aku hanya bisa tersenyum.

"Aku akan menjelaskannya ketika kita berada di dalam." Ujar Justin lalu kembali mengambil tanganku dan kali ini aku tak bisa melepaskan dari tangannya yang besar itu. Kita duduk di dekat jendela, lalu Justin memilihkan ice cream yang sering aku pesan. Ice cream vanilla chocolate with oreo biscuit. Itulah ice cream kesukaan dimana ice cream vanilla dan coklat dan diberi topping oreo dan juga biscuit yang sangat aku suka.

"Kau masih mengingatnya?" Tanyaku dan menatapnya dengan tatapan tak percaya.

"Apa?" Tanyanya kembali.

"Ice cream kesukaanku." Kataku lagi.

"Tidak akan pernah kulupakan." Katanya dengan tatapan yang aku sukai. Tatapan dengan mata yang berbinar berwarna hazel dan bulu mata yang sangat indah, tatapan yang sangat tulus.

Annoying Man ✖️ J.BTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang