Seven

8.5K 601 9
                                    

BUDAYAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA:) TERIMAKASIH.


"Aku ingin kau membantuku untuk membuatkan kue."

Apa ini? aku terlalu percaya diri kalau ia akan mengatakan sesuatu padaku. Dasar Keira bodoh.

"Baiklah," Jawabku sedikit jutek karena aku merasa malu, aku pikir ia mengatakan apa yang aku pikirkan.

"Sekarang kita kerumahmu." Ucapnya lantas ia membawaku keluar dari rumahnya dan masuk kedalam mobilnya, aku hanya mengikutinya saja.

--

"Kei, mengapa kau diam saja sedaritadi?" Justin mengendarai mobilnya. Aku mengacuhkannya. Dan tatapanku tetap melihat jalanan tanpa menoleh kepadanya.

"Kei, kau ini kenapa sih? Apa aku ada salah?" Katanya. Dia saja tak tau kalau dia memang punya salah.

"Ya!" Kataku singkat tanpa menoleh.

"Apa salahku? Sampai membuatmu berubah wajah menjadi seperti singa itu."

Justin meledekku dan disusul oleh tawanya. Dan mataku tertuju dengan matanya lalu bibirku manyun.

"Apa kau bilang tadi?" Aku menatapnya dengan sangar bak singa yang benara-benar sudah marah.

"Aku bilang wajah kau seperti singa. Haha..." Justin menatapku sambil tertawa.

"Kau senang sekali meledek kekasihmu ini.." Aku tak sadar kalau aku mengatakan itu. Sungguh, aku tidak sadar bukan karena sengaja.

"Apa kau bilang?" Katanya. Lalu berhentikan mobil secara mendadak.

"Justin! tak usah mendadak berhenti bisakah kau?" Aku berteriak kesal padanya. Karena hampir saja kepalaku terbentur.

"Tadi kau berkata apa?"

Justin menatapku serius. Aku mengerjap mata dengan cepat dan kurasa pipiku sudah memanas. Apa pipiku sudah menjadi merah seperti kepiting rebus? Katakan saja kalau memang benar begitu.

"Umm..a-apa..apa y-yang aku katakan? A-aku tak mengatakan apapun!"

Aku berbohong kalau saja aku berkata jujur abislah aku di ledeki lagi dengan Justin. Justin masih menatapku dengan senyumnya yang teerukir di bibirnya. Aku tak mengerti mengapa ia tersenyum seperti itu.

JUSTIN'S POV

Sekarang aku sedang dijalan bersama Keira menuju rumahnya. Karena aku meminta untuk membantu membuatkan kue untuk Mom. Besok adalah hari besar untuk Mom. Ya, Mom ulang tahun. Maka dari itu aku meminta Keira untuk membantuku membuat kue. Dan kami baru saja pulang dari mall untuk membelikan kado. Tapi semenjak aku selesai membayar tas pilihannya untuk Mom. Keira diam saja dan tak berbicara dan wajahnya sudah sangat sangar bak singa yang ingin mengamu. Ya tuhan mengapa ia selalu cantik dengan wajah seperti apapun? Apalagi matanya yang indah dan bibirnya yang terlihat sexy itu membuat aku sepertinya memang jatuh cinta padanya.

"Umm..a-apa..apa y-yang aku katakan? A-aku tak mengatakan apapun!"

Aku tau Keira sedang berbohong aku bisa liat matanya kalau ia berbohong pasti menatap ke atas. Dan aku hanya tersenyum melihatnya. Karena, jelas-jelas tadi aku mendengar kalau dia berkata seperti ini 'Kau senang sekali meledek kekasihmu ini..' Aku mendengarnya juga senang apalagi pas dia berkata 'kekasihmu' apa itu menunjukkan kalau Keira juga ingin menjadi kekasihku yang sebenarnya? Ahh...Apa yang sedang aku pikirkan? Jangan terlalu tinggi kau kalau mengahayal. Batinku.

"Tak usah berbohong. Aku mendengarnya, sweetheart." Kulihat pipi Keira sudah memerah seperti habis dipukuli.

"Lihatlah pipimu! Lihatlah kau harus melihatnya, sayang."

Annoying Man ✖️ J.BTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang