Eleven

6.8K 470 5
                                    

"Syaratnya itu...."

"Katakan saja, tidak usah di potong-potong seperti itu!" Aku menatapnya kesal.

"Syaratnya kau harus datang ke party Ariana denganku." Ucapnya.

"Apa hanya itu saja?" Aku menaikkan satu alisku dan Justun tertawa kecil.

"Lihat saja nanti malam." Justin tertawa licik. Lalu pergi meninggalkanku.

"Kau ingin ikut tidak?" Tanyanya. Akupun mengangguk cepat lalu berlari mengejarnya yang terus berjalan cepat.

"Pelan-pelan! Langkah kau besar sekali!" Geramku.

Lalu terus berjalan mengikutinya. Ternyata kita menuju mobilnya denagn cegatan Justun membukakan pintu mobilnya untukku. Dan akupun langsung masuk ke dalam mobilnya. Justin juga masuk ke bangku pengendara di sampingku tepatnya. Ia menyalakan mesin mobilnya ini lalu di lajunya dengan perlahan.

"Kau ingin membawaku kemana?" Tanyaku.

Justin hanya melirik sekilas lalu menatap jalan lagi. Huh, sebenarnya apa yang sudah ia rencanakan untuk nanti malam? Perasaanku mengatakan kalau ia akan mengerjaiku. Gerutuku dalam hati. Justin memasuki mobilnya ke dalam parkir mall. Apa yang ingin dia lakukan ke dalam Mall? Tanyaku pada diriku.

"Mau apa kau ke Mall?" Tanyaku. Justin memarkirkan mobilnya lalu mematikan mesin mobilnya.

"Ikut saja, sayang."

Justin keluar dari mobil begitu juga denganku. Tanganku di gandeng oleh Justin. Aku hanya bisa pasrah saat dia menggandeng tanganku. Jujur aku senang saat dia menggenggam tanganku dan saat dia juga tersenyum kepadaku. Justin membawaku ke sebuah toko gaun. Untuk apa dia membawaku ke tempat ini? Batinku.

"Mau apa ke sini?" Tanyaku.

"Duduk saja di sini, aku akan memilihkan gaun untukmu, sayang." Katanya lalu beranjak memilih gaun. Gaun? Untuk apa ia membelikan aku gaun? Aku tak perlu gaun! Gaun dari Mom dan Dad sudah terlalu banyak. Aku mengerdipkan mata saat Justin sibuk mencari-cari gaun yang tepat untukku, mungkin. Lalu Justin kembali membawa banyak gaun.

"Banyak sekali?" Tanyaku.

"Sudah cepat coba satu-satu di ruang ganti, aku ingin melihat mana yang lebih pantas untukmu." Justin mendorong tubuhku ke ruang ganti.

"Tidak usah mendorongku, aku bisa jalan sendiri." Aku berbalik menghadapnya.

"Iya iya, yaudah cepatlah."

Aku mendengus kecil. Lalu aku memasuki ruang ganti dan memakai salah satu dari gaun itu yang berwarna putih dengan tali satu dan juga terlihat mewah. Lalu aku keluar dari ruang ganti dan Justin langsung melihatku memakai gaun ini dan ia menggelengkan kepala yang artinya tidak cocok denganku. Aku memajukan bibir mungilku lalu masuk lagi dan mencoba gaun yang berwarna hitam yang tidak ada lengan dan juga berkonsep sangat indah, jujur aku menyukai gaun ini. Aku keluar lagi dan Justin masih saja menggelengkan kepalanya.

"Apa maumu? Yang tadi tidak dan yang ini juga tidak? Aku suka dengan gaun ini." Omelku padanya.

"Sudah cepat ganti lagi aku mau lihat yang lainnya." Katanya.

Apa maunya? Kenapa ia begitu menyebalkan sekali? Walaupun menyabalkan tapi kenapa aku menyukainya? Apa menyukainya? Oh tidak, tidak. Buang jauh-jauh pikiran ini, Kei. Batinku. Aku masuk lagi ke dalam sambil mengomel-omel sendiri. Aku coba lagi gaun berwarna hijau tosca yang terlihat simple dengan sebuah manik yang membuat lebih indah dan juga keindahan susunan pada bagian bawah. Aku keluar lagi dan Justin masih menggelengkan kepalanya. Aku mencoba banyak gaun lagi lebih dari 3 mungkin. Dia gila, memang Justin gila. Justin membawakan satu gaun lagi berwarna pink soft dan aku menyukainya. Gaun ini lebih indah di bandingkan dari gaun hitam yang tadi. Gaun ini tidak mempunyai lengan dan juga panjangnya hanya sampai lututku. Aku langsung memasangkannya di tubuh mungilku. Lalu aku keluar lagi dan melihat Justin yang sedang menunggu sambil berjalan mondar-mandir.

Annoying Man ✖️ J.BTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang