Chapter 18

157 19 0
                                    


Kekacauan dimulai

Setelah serangan dari serigala tersebut. Rosé, Jennie, Lisa, Jisoo, Hana dan Hany memutuskan untuk beristirahat kembali. Sejujurnya mereka ingin sekali melanjutkan perjalanan. Namun, kondisi fisik mereka yang terluka membuat tidak bisa untuk banyak bergerak.

Entahlah ....

Firasat buruk terus menyelimuti mereka. Perkiraan-perkiraan hal buruk juga terus ada. Kenyataannya mereka tak bisa lagi berpikir positif. Bahkan Jennie dan Jisoo yang rasional pun menjadi was-was dengan apa yang akan terjadi pada mereka.

Mereka hanya mencoba untuk berdamai dengan keadaan, sembari merenung dengan apa yang akan terjadi pada mereka. Posisi mereka sekarang melingkar dan ditengah mereka terdapat tas-tas yang mereka bawa.

Suasana sudah menjelang malam. Suara-suara dari serangga dan binatang malam juga mulai menyeruak. Mereka seperti biasa sudah makan dengan cara yang sama yaitu membagi tugas masing-masing. Beruntungnya, mereka masih punya stok air bersih. Setidaknya itu cukup untuk minum atau dipakai ketika buang air besar.

Rosé melirik ke arah Hana dan Hany. "Semuanya akan baik-baik saja."

"Apa yang dikatakan Rosé itu benar." Lisa menambahkan.

Jennie menarik nafas lalu menghembuskannya. "Kita masih hidup, meskipun beberapa kali celaka. Jadi tidak usah risau atas apa yang akan terjadi."

"Jika dipikir-pikir kita memang beruntung bisa hidup sampai saat," celetuk Jisoo sembari sedikit terkekeh.

Hana dan Hany pun menenangkan diri mereka masing-mansing. Selain karena kejadian yang menimpannya beberapa saat yang lalu. Hana dan Hany masih sedih sebab teman-temannya yang hilang. Meskipun, sebenarnya mereka sudah memiliki teman baru.

"Terimakasih ....," ucap Hana pelan.

"Itu sangat berarti untuk kami ...." Hany menambahkan.

Perasaan Rosé menjadi tak karuan. Rosé menatap satu persatu dari teman-temannya tersebut. tatapan tersebut terhenti pada Hana dan Hany. Rosé menatap sejenak mereka berdua. Lisa yang berada tepat di samping Rosé menangkap ada sesuatu yang tidak beres pada diri Rosé.

"Rosé, ada apa?" tanya Lisa pelan.

Rosé menggeleng pelan. "Tidak apa-apa Lisa."

Lisa hanya mengangguk sebagai balasan. Lisa sebenarnya masih penasaran namun entah mengapa ia mengurungkan niatnya. Ia juga tak mau membuat temannya tak nyaman. Mereka memutuskan untuk beristirahat. Hana, Hany, Rosé dan Lisa langsung menidurkan diri mereka. Hanya tersisa Jennie dan Jisoo.

Jennie sekilas menatap teman-temannya yang sudah tertidur lalu menatap kea rah langit yang penuh dengan bintang-bintang.

"Indah sekali ya," sahut Jisoo.

Jennie lantas melirik ke sumber suara sahutan tersebut. "Jisoo ... kau belum mengantuk?"

"Sebentar lagi aku akan tidur ... sama sepertimu aku juga sedang melihat bintang-bintang." Jisoo melihat ke arah langit.

"Jisoo ... aku tak bisa berpikir apapun. Aku hanya ingin kita semua baik-baik saja."

"Aku pun sama, Jennie."

Jennie dan Jisoo menatap bintang dan berbincang ringan begitu lama. Lalu mereka pun memutuskan untuk beristihatat. Mereka berharap agar semua baik-baik saja, sebelum tidur mereka berdoa seperti itu.

Sinar mentari pun berbinar menyinari hutan belantara tersebut. Rosé dan Jennie sudah bangun terlebih dahulu. Mereka pun membersihkan diri disusul Hana dan Hany yang juga sudah bangun. Terkahir yang bangun adalah Lisa dan Jisoo.

Mereka berdiam sejenak. Kemudian melanjutkan dengan sarapan. Seperti biasanya mereka membangi tugas masing-masing. Beberapa saat setelah selesei makan. Mereka pun memutuskan untuk kembali melanjutkan perjalanan meski dengan luka yang ada. Mereka tak bisa hanya berdiam diri sebab bahaya bisa datang kapan saja, apalagi jika mereka hanya berdiam diri.

"Apa semua barang di tas kalian sudah dibawa?" tanya Jennie.

Semua menyiakan hal tersebut. Lalu, mereka pun berangkat hari sudah menjelang siang dan beruntung mereka bertemu dengan sungai kecil yang tidak terlalu deras. Mereka memutuskan untuk beristirahat sejenak di sana dan mandi. Mereka mandi secara bergantian, dua orang.

"Akhirnya kita bisa mandi lagi," ucap Jisoo.

"Aku ingat terkahir kita mandi dua hari yang lalu," sahut Jennie terkekeh.

"Tidak apa-apa, kita bahkan sudah terbiasa tidak mandi berhari-hari," ucap Rosé sembari tertawa kecil.

"Aku bahkan harus mengosok dengan keras kulitku untuk menghilangkan kotoran yang ada di kulitku ini," celetuk Lisa sembari menunjukkan kulitnya.

Hana dan Hany hanya terkekeh di sana. "Kami akan mengambil air untuk memasak dulu," ucap Hana.

Rosé, Jennie, Lisa dan Jisoo mengganguk dan mempersilahkan mereka pergi. Hana dan Hany berjalan tak jauh dari tempat mereka beristirahat. Hana dan Hany membawa botol-botol berukuran besar. Saat mereka hendak mengambil air. Tiba-tiba ada sedikit aliran darah yang mengalir. Hana dan Hany pun menatap aliran dari itu ke atas dan di sana terlihat ada sosok.

Tinggi tubuhnya sekitar dua meter. Tubuhnya besar dan kekar. Terdapat paku-paku di tubuhnya tersebut. dimulutnya terdapat perban yang ada bercak darah. Sekujur tubuhnya terdapat bercak darah.

Sosok itu tiba-tiba menerjang Hana dan Hany. Mereka sempat berteriak hingga Rosé, Jennie, Lisa dan Jisoo bisa mendengar. Mereka segera datang ke sumber suara tersebut. Hana dan Hany di sana sudah tersungkur di tanah sosok itu memukul Hana dan Hany hingga terpental. Beruntungnya mereka masih sadar.

"Jennie, Jisoo kalian tolonglah Hana dan Hany. Biar aku dan Lisa yang urus monster itu," ucap Rosé sembari melirik Hana dan hany.

Jennie dan Jisoo hanya mengangguk dan segera mendekat pada Hana dan Hany. Sosok itu mengeram namun Rosé dan Lisa dengan cepat bersuara agar fokus dari sosok itu teralih pada mereka. Lisa merogoh tas kecil yang ia bawa dan mengambil dua pisau.

"Ini Rosé."

Rosé menerima pisau itu dan bersiap untuk menyerang sosok tersebut. Sosok tersebut dengan cepat menerjang Rosé dan Lisa. ia memukul namun Rosé dan Lisa berhasil menghindar. Lisa menyayat kaki dari sosok tersebut. Sedangkan, Rosé menyayat pinggang dari sosok tersebut.

Sosok tersebut menggeram. Ia menghantam Rosé dan Lisa. Mereka berdua terpental dan terhuyung jauh dari sosok itu. Rosé menyisaratkan pada Lisa untuk menusuk kakinya dan ia akan menyayat leher dari sosok tersebut. Lisa mengangguk dan segera mendekat pada sosok tersebut.

Sosok tersebut mengeram dan menghantam Lisa. Namun, dengan cepat Lisa berhasil menunduk dan menusuk salah satu kaki hingga membuat sosok tersebut hilang keseimbangan. Sosok tersebut mengeram marah dan menghantam Lisa. Lisa kembali terpental di sana. Rosé tidak menyia-nyiakan kesempatan yang ada. Rosé dengan cepat menerjang leher sosok tersebut dengan pisau yang ia bawa.

Rosé menusuk leher sosok tersebut kemudian menyayat leher dari sosok itu. Geraman yang keras menjadi menurun. Aliran darah dari luka di kaki dan leher sosok tersebut terus keluar. Sosok tersebut tersungkur jatuh dengan perlahan. Pergerakan dari sosok itu sudah tidak ada lagi.

Rosé dengan cepat membantu Lisa. "Apa kau tidak apa-apa?"

"Hanya pusing dan beberapa memar-memar," balas Lisa pelan.

Rosé pun membawa Lisa dengan hati-hati. Rosé mengkalungkan lengan Lisa ke lehernya dan berjalan menuju tempat Jennie dan Jisoo. Di sana mereka sedang mengobati Hana dan Hany. 

Bersambung.

Comment and Vote.

Kill Or Die (Blackpink) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang