Melindungi
Lisa terduduk dengan kondisi memeluk lututnya. Ia tidak tau apa yang harus dilakukan. Sesekali tatapannya melirik ke arah Jennie.
Jennie di sana hanya terdiam. Meskipun beberapa kali, Lisa memberikan senyuman. Jennie membalasnya dengan acuh tak acuh.
Lisa ingin sekali dekat dengan Jennie. Perbincangan-nya dengan Rosé sesekali membahas tentang Jennie—yang dikata mirip dengan teman dekatnya Jisoo.
"J-Jennie ..."
Lisa gugup dan terbata memanggil nama Jennie. Ia mencoba untuk membuka perbincangan dengannya. Walaupun, ia tau akan diabaikan oleh Jennie.
Jennie melirik Lisa, sebab panggilan yang gadis berponi itu ucapkan. Namun, Jennie tak menyahut, ia hanya mengangkat alisnya sembari beraut muka dingin.
Lisa menarik garis senyum di wajahnya, hingga itu membuat kedua sisi pipi-nya menjadi lebih chubby. "Aku hanya ingin kita semua menjadi lebih dekat."
Jennie merotasikan netranya, mengalihkan pandangan ke arah lain. "Aku tidak mau dekat denganmu apalagi berteman, terutama dengan gadis bernama Jisoo itu."
Lisa menghela nafas atas balasan dari Jennie. Namun, ia tidak menghilangkan senyum di wajahnya itu. "Aku yakin, kita bisa berteman."
Jennie tak bergeming atas ucapan Lisa. Sebab ia tidak perduli.
Berteman dengan orang asing? Tidak mungkin!
Batin Jennie benar-benar tidak mengingingkan hal itu.
Dia hanya butuh teman seperti Rosé. Hanya dia saja. Tidak perlu yang lain.
.
.
Jisoo mencoba berjalan membawa langkahnya menjauh dari tempat ia singgah—dengan tiga lainnnya.
Hutan ini, memiliki pepohonan yang menjulang tinggi dan di sini udara-nya pun sejuk.
Tunggu sebentar ....
Seharusnya, Jisoo mencari tau kenapa ia bisa berada di hutan ini.
Rosé dari kejauhan mengekori Jisoo, ia tidak tau apa yang sedang gadis itu pikirkan. Namun, yang jelas ia harus menemaninya takut-takut sesuatu terjadi padanya.
Jisoo tidak terlalu menyukai pertemuan ini. Terlebih ke gadis bernama Jennie itu. Dia sepertinya tidak menyukai Jisoo.
Jisoo tau itu dari sorot netranya. Kentara sekali.
Untuk Rosé sepertinya ia bisa lebih bersahabat dengannya. Walaupun sebenarnya, ia masih belum bisa akrab dengan gadis itu.
Saat Jisoo melangkah tiba-tiba ia mendengar suara geraman. Jisoo melirik sesuatu yang melangkah dari salah satu pohon di sana.
Itu serigala.
Serigala berwarna hitam melangkah. Ia mengeluarkan suara geraman sembari menyeringai. Deretan gigi tajam serigala itu terlihat, liurnya terus bertetes.
Jisoo memekik.
Rosé lantas melangkahkan kakinya dengan tergesa-gesa setelah mendengar jeritan dari Jisoo. Ia juga melihat serigala itu dari jaraknya.
.
.
Jennie sontak terkejut setelah mendengar suara pekikan itu. meski ia tau itu bukan suara milik teman dekatnya Rosé.
Namun, Rosé di sana, dan Jennie sangat khawatir.
Ia takut, sesuatu yang buruk terjadi pada Rosé.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kill Or Die (Blackpink) - END
Fiksi PenggemarRosé, Jennie, Lisa dan Jisoo adalah siswa yang yang bersekolah di salah satu sekolah menengah atas negeri di Seoul. Namun saat pulang sekolah. Secara tiba-tiba mereka berpindah ke tempat lain. Hutan Belantara. "Ugh ... Rosé kita ada di mana?" "Aku...