Chapter 4

260 33 0
                                    


Pertemuan

Gadis yang menghampiri Rosé itu menatap dengan lekat.

Rosé menatapnya balik, tersirat banyak pertanyaan di sorot matanya. Namun, sepersikian detik kemudian gadis itu merengkuh Rosé ke dalam pelukannya.

"Aku tidak percaya, bisa bertemu kau di sini!"

"Iya Lisa, aku pun sama."

Lisa melepas rengkuhannya. "Ini rival dance-ku, Jisoo."

Rosé menatap Jisoo menyunggingkan senyuman hangat. Jisoo membalasnya dengan sedikit anggukan, datar, lalu merotasikan matanya ke arah lain.

"Ahh iya." Rosé menjeda kalimatnya. "Ini Jennie."

Lisa memberikan senyuman lebarnya. Jennie tak membalas, ia menatap dingin Lisa.

Lisa mengulum bibir bawah, ia sedikit mengusap tengkuknya, lalu melirik ke arah lain. Jujur saja Lisa tidak tau harus berkata apa saat Jennie menatapnya seperti itu.

"Bagaimana kalau kita beristirahat sejenak?" Rosé bertanya berusaha mencairkan suasana.

"Tidak." Jennie melirik Rosé. "Lebih baik, lanjutkan perjalanan." Lalu menatap dingin Lisa. "Kalaupun beristirahat hanya kita berdua 'kan, Rosé?" Kemudian ia menatap Jisoo lebih mendelik.

"Please Jennie, aku mohon kali ini kau bisa bersikap lebih bersahabat," bisik Rosé memelas.

Jennie menghela nafas kasar. "Terserah."

Jennie berbalik, lalu beberapa langkah menjauh dari Rosé dan Lisa. Rosé menatap dengan sorotan yang berkata untuk memaklumi sikap Jennie. Lisa membalas dengan senyuman tipis lalu mengangguk kecil.

"Jisoo, apa kau mau beristirahat?" tanya Lisa melirik Jisoo.

Jisoo tak bergeming, lalu sepersekian detik kemudian, ia menjauh dari Rosé dan Lisa. Ia melakukan apa yang Jennie lakukan.

Lisa menghela nafas lalu menatap Rosé. Ia yang sudah paham memberikan senyuman tipis pada Lisa.

Saat ini, mereka berempat berkumpul. Namun, Jennie dan Jisoo agak berjauhan, berbeda dengan Rosé dan Lisa yang saling berdekatan. Rosé dan Lisa duduk saling berhadapan, sedangkan Jennie dan Jisoo saling memalingkan wajah. Jennie di posisi dekat Rosé dan Jisoo di posisi dekat Lisa.

"Aku mau mendengar ceritamu, tentang bagaimana kau bisa sampai di sini." Rosé membuka perbincangan.

Lisa menarik nafas, lalu menghembuskannya. Ia pun memulai dengan menjelaskan bahwa ia kemarin sedang pulang sekolah. Namun, entah mengapa ia bisa sampai ke hutan ini. Rosé mengangguk, kejadiannya persis sama seperti kejadiannya dengan Jennie.

Rosé sekilas melirik tas yang di bawa Lisa lalu beralih ke tas Jisoo. "Lalu dari mana kalian mendapat tas ini?"

"Ohh ini." Lisa menepuk tas yang di bawanya tadi. "Jisoo, yang menemukannya."

Jisoo yang posisinya di samping Lisa. Hanya menyimak tanpa mengeluarkan suara.

Lisa menceritakan pada saat hari menjelang malam. Ia terduduk, sedangkan Jisoo memperhatikan sekitar. Hingga netranya menangkap sesuatu. Jisoo penasaran. Ia beranjak mendekati dan yang ia dapati adalah dua tas.

Jisoo pada saat itu memekikan nama Lisa. Lalu Lisa pun datang menghampirinya. Jisoo memberitaukan Lisa tentang apa yang ia temukan. Dan akhirnya Lisa membawa kedua tas itu.

"Ahh iya, ternyata sama juga," ucap Rosé sembari mengangguk beberapa kali. "Isi tas itu apa saja?"

Lisa menjelaskan apa saja barang-barang yang tersimpan di tas itu, dan semua yang disebutkan Lisa hampir sama dengan yang ia dan Jennie temukan.

"Ngomong-ngomong, bagaimana latihan kompetisi dance-mu?" Lisa mengubah topik pembicaraan. "Tapi kuyakin, rival-ku ini pasti latihan dengan keras."

"Iya, aku latihan dengan keras." Rosé tersenyum kecil. "Tapi, aku sudah tau siapa pemenangnya."

"No." Lisa menggeleng perlahan. "Kompetisinya saja belum dimulai, kita tidak tau siapa yang akan menang."

"I know." Rosé menjeda kalimatnya. "But, you are good dancer, and I know you can win."

"Kau juga, seorang penari yang bagus," ucap Lisa sembari menusuk-nusukan jemari telunjuknya ke pipi chubby Rosé. "And I think, you can win to."

Rosé dan Lisa menjadi rival dance sudah sangat lama, sejak sekolah menengah pertama. Mereka bertemu di beberapa kompetisi. Entah itu individu maupun group. Dulu Lisa itu tidak terlalu akur dengan Rosé. Ia sangat ambisius sekali untuk menang, berbeda dengan Rosé yang lebih menikmati kompetisi ini untuk bersenang-senang serta mengukur kemampuan dance-nya.

Dari total sepuluh battle dance individu, Rosé versus Lisa. Pemenang paling banyak itu Lisa, yaitu dengan enam kali kemenangan dan empat kali kekalahan. Rosé empat kali kemenangan dan enam kali kekalahan.

Kompetisi-kompetisi itulah yang membuat hubungan mereka, semakin lama semakin dekat. Namun, mereka hanya bertemu saat kompetisi saja, karena sekolah mereka yang berbeda, dan juga mereka bukan anak media sosial. Karena banyak melakukan aktifitas real life terutama fisik, entah itu untuk sekolah mereka atau untuk diri mereka sendiri.

Saat perbincangan berlanjut. Rosé teralihkan pandangannya pada Jisoo yang ada di samping Lisa.

"Dia adalah orang yang menyuruhku bergerak, hingga bisa bertemu denganmu." Lisa menoleh ke arah Jisoo. "Dia ini sangat pintar."

"Ahh iya-iya." Rosé mengangguk beberapa kali. "Sama seperti Jennie, ia juga sangat pintar."

Jisoo tetap diam dan tak bersuara sama sekali. Jennie menoleh ke arah Rosé lalu tersenyum tipis. Kemudian ia menatap Lisa dingin. Sebelum ia kembali ke posisinya.

Atas inisiatif Rosé, akhirnya mereka pun memutuskan untuk bersama, walaupun pada awalnya. Jennie menolak, dan Jisoo tak bersuara, namun dari ekspresinya sudah terbaca bahwa memang Jisoo juga tidak menginginkan kebersamaan itu.

Jennie dan Jisoo berpikir bahwa, lebih baik berjalan masing-masing.

Lisa ikut membujuk Jisoo, dan akhirnya Jisoo pun setuju. Walaupun ia sebenarnya tak mau. Rosé senang akhirnya mereka bisa bersama. Meskipun terlihat mereka tidak akur.

Jennie dan Jisoo. Mereka tak menyukai satu sama lain. Berbeda dengan Rosé dan Lisa, yang notabenenya adalah rival. Mereka sangat akur, walaupun jarang bertemu.

Mereka ber-empat bersama namun memiliki jarak. Kecuali Rosé dan Lisa, sejak awal bertemu sudah akur.

Mereka sekarang masih mengistirahatkan diri. Sembari berpikir juga apa yang harus dilakukan. Walaupun Jennie bilang untuk bergerak, namun dia sendiri tak tau harus ke mana. Jisoo memiliki pemikiran yang sama dengan Jennie. Ia juga sedang memikirkan selanjutnya bergerak ke mana dan harus apa.

Jisoo perlahan mengangkat tubuhnya sendiri. "Aku mau mencari udara segar, ke tempat lain."

Lisa melirik Jisoo sembari mendongakkan kepalanya. "Jangan terlalu jauh."

"Iya." Jisoo beranjak melangkah menjauh dari Lisa.

Rosé memperhatikan itu dan ia pun beranjak untuk mengikuti Jisoo

"Kau mau ke mana?" tanya Jennie penasaran.

Rosé tersenyum tipis. "Ada yang harus, aku lakukan."

Rosé berjalan beberapa langkah hingga ia berpapasan dengan Lisa.

"Rosé kau mau ke mana?" tanya Lisa melirik Rosé.

Rosé kembali memberikan senyuman tipis dan kali ini untuk Lisa. "Aku Ingin lebih dekat ...." Rosé menjeda kalimatnya. ".... dengan Jisoo."

Rosé mengekori Jisoo dengan jarak yang tak begitu jauh.

Bersambung

Comment and Vote

Kill Or Die (Blackpink) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang