Double up karena 100K view lapak baru season 3 ini🥰
Jangan lupa vote sama komen!
Siapa tahu bisa triple up🌚
***
"Lo mau ke mana, Frey?"
Freya menoleh dengan gugup pada Fairish. Mana mungkin ia menjawab ingin ke parkiran bertemu dengan Fero. Bisa-bisa Fairish menggodanya.
"Ke toilet. Kebelet," jawab Freya tergesa dengan mimik wajah menahan sesuatu.
Fairish mengangguk saja mempercayai temannya itu. Fairish dan ketiga temannya yang lain keluar dari kelas, lalu menuju kelas lain yang akan mereka masuki. Berbeda dengan Freya yang langsung menuju parkiran mobil di mana kendaraan suaminya berada.
Freya menarik napas dan menghembuskannya. Ia lakukan itu berulang kali sebelum mendekati mobil Fero. Freya yakin Fero akan melakukan hal gila itu di dalam mobil. Freya yakin juga kalau ia tidak akan bisa menolak pria itu bagaimanapun nantinya.
"Ke—"
Belum sempat Freya bertanya 'kenapa' pada Fero, pria itu lebih dulu membungkam bibirnya. Fero memberikan tekanan yang cukup kuat di bibir Freya hingga wanita itu tidak bisa berkutik.
Hanya saling menempel beberapa detik sebelum Fero melumat kasar bibir Freya. Tanpa Freya ketahui, bibirnya adalah candu baru bagi Fero sejak tadi malam pertama kali ia mencicipinya.
"Kita di kampus," cicit Freya sambil meraup oksigen sebanyak mungkin ketika Fero menyudahi cumbuan mereka.
"Terus kenapa? Gue suami lo."
"Tapi gak ada yang tahu. Kita bisa aja dikira berbuat mesum," balas Freya mencoba menjelaskan ketakutannya.
"Persetan, Frey. Gue mau lo sekarang! Di sini!"
Fero menekan setiap kata yang ia ucapkan. Freya ingin menghindar, tapi pinggangnya lebih dulu didekap oleh lengan kekar Fero.
"Naik," titahnya tak terbantahkan.
Freya menurut meski dengan ragu. Ia berpindah duduk di atas pangkuan Fero setelah pria itu menurunkan sandaran kursi kemudi. Tidak lupa juga Fero mensetel jendela kacanya menjadi mode gelap.
Satu tangan Fero meraih ponsel miliknya. Ia mencari nomor seseorang, lalu mengirimkan pesan singkat. Setelahnya, Fero melempar ponsel miliknya ke kursi yang tadi Freya duduki.
"Lo mau begini atau pindah ke belakang?" tanyanya pelan.
Freya tahu ia tidak akan bisa lepas lagi. Fero sudah menjadi pria liar seperti tadi malam dan tadi pagi. Suara serak pria itu sudah menandakan bahayanya akan segera dimulai.
"Di sini aja, gue udah gak tahan," Fero melanjutkan tanpa sempat Freya berikan jawaban atas pertanyaan sebelumnya.
Fero mulai membuka kancing kemeja oversize yang Freya kenakan. Entah kenapa Fero merasa lega saat tahu wanita itu menyukai pakaian longgar ketimbang pakaian ketat seperti temannya yang lain.
"Ferhhh..."
Freya menumpukan dagunya ke atas kepala Fero saat pria itu berhasil melahap sebelah payudaranya dengan cukup kuat. Fero menghisapnya sama seperti yang ia lakukan tadi malam dan tadi pagi.
"Pelan-pelan," cicit Freya karena merasa perih pada puncak payudaranya yang digigit gemas oleh Fero.
"Gue gak bisa. Gue mau main kasar," kata Fero dengan senyuman miring yang membuat Freya seketika bergidik ngeri.
"AAHH..."
Hisapan demi hisapan Fero berikan pada kedua payudara Freya. Ia juga meninggalkan lebih banyak bekas dari sebelumnya. Fero merasa puas melihat tanda bibirnya di kulit dada dan leher Freya.
"Rambut lo diiket aja biar bekas bibir gue kelihatan," kekehnya.
"Jangan," larang Freya dengan gugup. Ia tidak mau dipandang hina oleh teman-teman sekelas bahkan anak kampus lainnya karena bekas cumbuan di kulitnya.
Fero melakukan semuanya dengan cepat dan tanpa hambatan. Ia berhasil membuka risleting celananya, lalu mengeluarkan kepemilikannya yang ia banggakan. Kemudian ia tarik ke samping celana dalam Freya agar ia bisa masuk dengan sempurna.
Freya masih sama seperti sebelumnya. Raut wajah takut saat dimasuki dan takut aka nada orang yang menyadari perbuatan mereka di sini.
Berbeda dengan Fero yang sangat menikmati penyatuan mereka di tempat umum begini. Ia menghentak dari bawah dengan kuat berulang kali. Teratur, lalu perlahan kencang. Begitu seterusnya hingga Freya mendapatkan pelepasan berulang kali.
***
Fero menatap Fairish dengan sebelah alis terangkat. Tumben sekali wanita itu banyak diam saat bersamanya. Biasanya Fairish akan begitu cerewet dan Fero yang muak dengannya.
"Lo kenapa? Gagal orgasme?" ejek Fero dengan kekehan menyebalkan.
Fairish menatap tajam pada pria itu. Ia memberikan ponselnya, lalu menilai raut wajah Fero yang perlahan berubah keruh.
"Bangsat. Itu si tua bangka gak ada puas-puasnya. Gue udah lunasin semua hutangnya, tapi dia masih aja gangguin bini gue."
"Makanya. Gue juga kesal. Kenapa bisa Freya punya paman gila harta kayak gitu."
"Lo bales aja. Gue bakal urus semuanya."
"Oke."
Fairish mengetikkan beberapa kata di ponselnya yang ia rampas dari tangan Fero. Kemudian ia menatap Fero lagi dengan tatapan tajam seperti sebelumnya.
"Apalagi sih anjir?" kesal Fero.
"Lo kapan mau perlakuin Freya dengan baik dan lembut? Gue sumpah ya. Mau cekik lo pas tahu malam pertama kalian begitu," kesal Fairish.
"Freya cerita?"
"Gue paksa. Emang anjing lo. Freya punya perasaan. Lo main lembut dikit kek. Anak orang asal lo genjot aja. Gue aduin Mami tahu rasa lo."
"Jangan bego. Rumah tangga gue mau lo beberin ke mana-mana. Gila lo," maki Fero.
"Gue malus ama Freya! Punya kembaran gila kayak lo."
Fero tertawa. "Gue gak tahu cara bilang perasaan gue ke Freya. Antara gengsi sama malu sih."
"Tolol," maki Fairish.
Fero mengacak kesal rambut kembarannya, lalu pergi sambil berlari karena takut diamuk Fairish. Ia berlalu ke kamarnya di lantai 2 di mana ada Freya yang terlelap setelah melayaninya hampir 2 jam di dalam mobil.
Tidak sepenuhnya 2 jam. Mereka juga punya jeda untuk beristirahat sebelum gairah Fero kembali memuncak menatap wajah lesu Freya.
Fero mendekati ranjang. Ia naik perlahan, lalu berbaring menghadap Freya yang tengah berbaring miring. Wajah wanita itu sungguh pucat. Apa Fero terlalu kasar seperti yang Fairish katakan?
Fero mengulurkan tangan untuk mengusap pipi putih Freya. Ia elus berulang kali dengan ibu jarinya sebelum jari itu perlahan turun ke bibir pucat Freya.
"Gue bingung sama perasaan gue saat sama lo, Frey. Gue sayang, tapi gue—"
Mata Freya yang perlahan terbuka membuat Fero pucat pasi. Apa wanita itu mendengarnya? Tidak. Jangan sampai. Fero belum siap.
"Haus," gumam Freya yang membuat Fero segera meraih segelas air di atas nakas.
"Lo... ngapain?"
"Gue mau lagi," kata Fero yang membuat Freya tersedak oleh air yang hendak ia telan.
"T--tapi..."
"Gue mau lagi, Freya. Dan gue gak suka lo nolak atau bantah. Lo mau jadi istri durhaka?"
Freya mengusap hidungnya, lalu meletakkan gelas yang isinya sudah ia habiskan setengah.
"Fairish ada di bawah," katanya pelan.
"Kamar gue kedap suara. Lo teriak minta ampun juga gak bakal ada yang dengar. Tenang aja."
***
Buset set set set...
Punya laki kayak Fero bisa-bisa sehari sebotol syampohhhh💆🏻♀😭
Btw, promo 7.7 sudah berakhir yaps!
PO sisa 8 hari lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHORT STORY NEW
Romance[MATURE 21+] Semua cerita hanyalah karangan penulis saja. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat atau kejadian, itu hanyalah ketidaksengajaan. Harap bijak dalam memilih bacaan sesuai usia. Follow dulu jika ingin mendapatkan notifikasi update. Start, 0...