Freya Anargya Almeera (end)

14.9K 1.4K 23
                                    

Freya mendekat pada Fairish yang kini tengah menyantap makan malam seorang diri. Freya tahu wanita itu kesepian meski hidupnya bergelimang harta. Bahkan tanpa Fairish ceritakan pun, Freya tahu Fairish butuh teman di rumah sebesar ini.

"Lo masak?" tanya Freya.

"Hm. Mbak lagi libur, kan, dua hari. Besok baru masuk lagi. Lo lapar?"

Freya menggeleng pelan. Ia hanya haus. Kebetulan air minum yang Fero sediakan di kamar sudah habis. Jadi terpaksa Freya turun ke bawah untuk mengambil minum.

"Sorry soal tadi. Gue kira lo masih tidur."

Pipi Freya sontak memerah. Ia malu saat Fairish memergokinya dan Fero tengah bercumbu di dalam kamar. Fero juga salah karena tidak mengunci pintu sehingga Fairish kira pria itu tidak sedang melangsungkan kemesumannya. Freya tidak mau membahas itu sehingga ia memberikan gelengan pelan.

"Gue boleh minta sesuatu gak, Frey?"

"Hm?"

"Lo harus ngetes Fero soal perasaannya. Gue tahu banget kalau sekarang Fero ketergantungan soal hubungan ranjang sama lo. Gue bersyukur dia gak jajan sembarangan lagi. Karena lo udah ada buat dia, gue juga harus berterima kasih."

Fairish tampak menarik napas panjang sebelum menatap Freya yang kini duduk di sebelahnya. Ia tersenyum, lalu meraih sebelah tangan Freya untuk ia genggam.

"Lo harus tegasin ke Fero. Kalau diam au lo tetap ada buat dia, lo harus bisa bikin dia jadi suami yang nurut. Gak nakal lagi. Gak ganggu anak-anak kampus lagi. Pokoknya gak bikin ulah lah."

Freya meringis seketika. Membuat Fero nurut padanya? Yang benar saja. Yang ada malah Freya yang selalu nurut dengan segala pemaksaan pria maniak seks itu.

"Caranya gimana? Gue takut," kata Freya dengan jujur.

"Gak usah takut. Gue yakin kalau Fero gak bakalan berani main tangan sama lo. Dia mungkin kasar. Tapi gue jamin dia gak akan nyakitin cewek yang dia sayang."

"M—maksud lo?"

Fairish menghela napas kembali. Kali ini lebih berat dari sebelumnya. Ia harus menjelaskan lebih cepat sebelum Freya semakin tersakiti. Fero tidak akan berani menyatakan perasaannya dalam waktu dekat. Fairish tidak mau Freya salah paham dan menganggak Fero hanya mempermainkannya.

"Gue bakal ceritaian rahasia anatara gue dan Fero. Dari cerita itu nanti, lo bisa simpulin sendiri,"

Freya mengangguk. Ia juga penasaran dengan rahasia kedua saudara kembar itu. Selain mereka merahasiakan identitas di kampus, apalagi rahasia lainnya?

"Paman lo gak jual lo ke Fero."

Satu fakta yang membuat Freya mengernyit tidak paham. Bukankah sangat jelas kalau pamannya lah yang menjual Freya pada keluarga Fero demi uang?

"Fero yang minta lo dengan imbalan hutang paman lo ke Papi lunas tanpa sisa. Lo tahu berapa hutang si tua bangka itu?"

Freya menggeleng pelan. Ia benar-benar tidak tahu menahu soal uang dan harta. Bahkan warisan kedua orangtuanya habis tak bersisa karena ulah pamannya yang hobi berjudi.

"Sepuluh milyar."

Mulut Freya sontak menganga mendengar nominal yang Fairish katakan. Gila. Pamannya benar-benar gila memiliki hutang sebanyak itu. Bagaimana bisa? Dan untuk apa uangnya? Bahkan biaya sekolah Freya sejak SMA hingga kuliah sekarang ia dapatkan dari beasiswa.

"Perjanjiannya, paman lo harus lepasin hak asuh atas diri lo dan nikahin lo sama Fero. Dan alasan lainnya yak arena Fero udah tertarik sama lo sejak lama. Dia cuma caper selama ini. Soal dia gak kenal lo, dia bohong. Fero diam-diam selalu nanyain lo ke gue."

SHORT STORY NEWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang