NTENTB 3 (It's over)

317 20 2
                                    

"Levi, aku mencintaimu. Aku akan selalu bersamamu bahkan jika takdir memisahkan kita."

Janji itu... Yah, aku ingat.
Bukankah itu yang kukatakan padanya saat kami berada di taman.

Apa yang terjadi? Mengapa tempat ini begitu gelap.

Dimana... Dimana ini?

Hei, siapapun keluarkan aku dari sini!!

Aku ingin melihatnya...

Aku ingin memeluknya...

Aku ingin menggandeng tangannya...

Apakah ini akhir? Aku bahkan tidak sempat mengucapkan kata perpisahan padanya.

"Eren.."

Apa? Siapa disana?

"Eren... Kembali lah, aku mohon..."

Suara ini.. Levi?

Perlahan air mata mengalir dari sudut mataku, dadaku terasa sakit. Seperti sebuah jarum besar menusuknya berkali-kali.

"Eren, tidakkah kau merindukanku?"

Levi? Tentu saja!

Aku sangat merindukanmu...

Aku ingin bertemu denganmu, melihatmu tersenyum, tertawa, marah, selalu mengumpat. Aku ingin kembali pada masa masa indah itu.

Levi...

Terlihat cahaya asing sontak menyilaukan pandangan Eren, perlahan kelopak matanya terbuka.

Manik Emerald itu nampak bercahaya walau terlihat sayu, manik itu bergulir ke arah kiri maupun kanan. Seakan sedang mencari sesosok disana.

"L.. le..vi?" gumamnya serak dan terbata-bata, perlahan ia menggerakkan tubuhnya yang terasa sangat kaku dan sakit luar biasa.

Namun, semua rasa sakit itu tidak sebanding dengan rasa rindunya pada sang kekasih hati. Surai Brunette itu bergerak, kepalanya mendongak melihat ke arah jendela.

"Le..Vi.."

Dengan tubuhnya yang begitu lemas, Eren tetap berusaha untuk bangun. Tangannya bergerak memegang pembatas kasur disampingnya.

Beruntung, Zeke masuk ke dalam ruangan itu dan menghentikan Eren yang lemah.

"EREN! Kau.. kau sudah sadar?" sontaknya tak percaya,

"Hei, hei tenanglah sobat. Tubuhmu masih begitu lemah kau tau itu, hampir setiap inci tubuhmu terluka untung saja kepalamu tidak." Zeke terus berceloteh sambil menahan Eren yang mencoba bangun.

Sebagai adik yang baik, dengan senang hati Eren mendengarkan celoteh itu. Bahkan, dia sampai memukul wajah sang kakak walau tidak terlalu keras.

"Diamlah, monyet...," keluh Eren dengan suara serak, dan dia membenci itu.

Namun, bagai telinga kakaknya itu tuli bukannya berhenti malah ia semakin gencar berceramah ini dan itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 04, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Heart is Only for YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang