Di pagi hari yang cerah, suasana hening dan sunyi tercipta di ruang makan istana.
Kaisar Zhang meletakan sendok makan dengan pelan. Ia sedikit mendongak menatap mereka yang hadir di meja makan. Pandangannya tertuju pada seorang wanita berbalut hanfu ungu muda dengan perhiasan mewah yang terdapat di bagian tertentu di tubuhnya. Benar-benar pemandangan yang membuat sakit mata.
Kaisar Zhang menghela nafas. "Bagaimana kabar keluargamu, Lu'er?" tanyanya basa-basi. Ia menatap sekilas wanita itu.
Wanita itu, Selir Agung Yu Mua Lu. Selir Agung Yu tersenyum tipis. "Mereka baik-baik saja, Yang Mulia." katanya lembut. Wajahnya nampak cerah dan berseri-seri.
Dari kejauhan, Ibu Suri An mendengus malas. Ia benar-benar muak dengan drama yang dibuat putranya. Apalagi saat tidak sengaja menatap wajah Selir Agung Yu beserta kedua putrinya. Membuatnya ingin cepat-cepat pergi dari ruangan ini.
Kaisar Zhang mengangguk singkat. Lalu, pandangan teralihkan kembali. "Bagaimana dengan kabar kalian?" Ia menatap kelima anak kecil berbeda jenis kelamin.
Gadis kecil berumur 9 tahun menjawab dengan lembut. Senyuman manis nampak terukir diwajahnya yang terlihat cantik. Mungkin.
"Shu'er, baik-baik saja, Ayah." tuturnya.
"Chu'er juga baik-baik saja, Ayah." gadis kecil berumur 9 tahun tidak kalah lembut saat menjawab. Ia hanya berbeda beberapa menit saja dengan sang Kakak.
Kedua gadis kecil itu, adalah Putri Pertama dan Putri Kedua. Zhang Yu Shu, dan Zhang Yu Chu. Mereka kembar tidak identik.
Kaisar Zhang hanya mampu mengukir samar senyuman tipis. Dalam hati, ia berdecih sinis saat mendengar jawaban mereka yang terdengar dilembutkan.
Para pelayan serta para prajurit disekitar hanya mampu menggeleng pelan melihat drama dihadapan mereka. Mereka nampak sudah terbiasa akan hal itu.
"Baik, Ayah." balas singkat anak kecil berjenis kelamin laki-laki. Raut wajahnya terlihat dingin. Tatapan matanya terlihat tajam. Namun, tidak bisa dipungkiri paras wajahnya terlihat sangat tampan. Dia, adalah Putra Mahkota Zhang Tian Zhu.
"Aku juga baik, Ayah."
"Begitupun denganku, Ayah."
Dua orang anak kecil berjenis kelamin laki-laki menjawab dengan bersamaan. Raut wajahnya terlihat datar. Namun, masih bisa mengumbar senyuman tipis. Serta, paras mereka berdua yang tidak kalah tampan dengan Putra Mahkota. Mereka berdua adalah Pangeran Kedua dan Pangeran Ketiga. Zhang Jian Ru, dan Zhang Lian Yi.
Permaisuri Ming tersenyum tipis melihat ketiga anak laki-lakinya. Syukurlah, mereka baik-baik saja.
Benar. Putra Mahkota, Pangeran Kedua, dan Pangeran Ketiga adalah putra kandungnya dengan Kaisar Zhang. Mereka bertiga terpaut usia 1 tahun dan beberapa bulan. Putra Mahkota baru saja berumur 8 tahun. Pangeran Kedua berumur 7 tahun. Dan Pangeran Ketiga juga berumur 7 tahun. Hanya berbeda beberapa bulan lebih muda dari Pangeran Kedua.
"Ayah, bolehkah aku bertanya?" tanya Jian Ru.
Kaisar Zhang menatapnya, lalu mengangguk pelan.
"Silahkan."
Ketiga anak kecil itu saling tatap. Seakan mereka berbicara lewat tatapan mata. Mata mereka sekilas menatap sang Ibu, Permaisuri Ming.
"Bukankah Ibu sudah melahirkan, Ayah? Lalu, dimana adik kita?" tanya kembali Jian Ru. Ia tidak suka berbasa-basi. Lebih baik menanyakannya saja secara langsung.
Ibu Suri An sedikit mengerutkan keningnya. Matanya melirik sekilas raut wajah Selir Agung Yu, dan kedua putrinya. Raut wajah mereka terlihat tenang, namun tidak dengan tatapan matanya. Tatapan itu terlihat waspada dan cemas menjadi satu. Ia berdecih sinis dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rebirth As An Imperial Princess
Fantasy[BUKAN NOVEL TERJEMAHAN] Violetta, seorang gadis yang mengalami perpindahan jiwa. Di umurnya yang menginjak 15 tahun, ia harus mengalami insiden kecelakaan yang mengakibatkan dirinya mengalami perpindahan jiwa ketubuh seorang bayi yang baru saja di...