Srek..
"KYAAAA.. JEJE! ADA ULAR WARNA PUTIH!"
Jeje menatap Tuan-nya dengan datar. Ia tahu didepan mereka itu ada seekor ular. Tapi, tidak perlu teriak juga, kan? Ia tidak tuli ngomong-ngomong.
"Ih, gemesin,"
Ding!
[Terserah Master saja, lah. Saya lelah dengan sikap Master sebenarnya,]
Jiao Mi memutar bola matanya malas. Halah, lelah apanya? Palingan omongan belaka. Jeje di percaya.
"Ya, ya, ya. Serah lo," ketus Jiao Mi. Langkah mungil gadis kecil itu perlahan mendekati ular putih itu.
Ding!
[Hati-hati, Master. Jangan terlalu gegabah. Saya bisa merasakan aura kuat dari ular itu,]
Jeje memperingatkan Tuan-nya untuk berhati-hati. Gadis kecil itu mengangguk yakin dan menenangkan Jeje agar tidak terlalu khawatir.
Awalnya, Jiao Mi mengulurkan jarinya yang mungil kepada sang ular mencoba untuk mendekati secara perlahan. Ular itu mendesis memperingatkan untuk tidak menyentuhnya sedikit pun. Jiao Mi mendengus dalam hati sebelum menarik jari mungilnya.
"Galak banget, njir. Padahal gue baru mau pegang. Buset, dah, ni ular kek ketemu musuh sama gue."
Jiao Mi mengukir senyum tipis dibalik topeng. Ia mengatakan kata-kata menenangkan dengan tutur sedikit lembut. Ingat, sedikit.
"Tenanglah, saya tidak akan menyakitimu. Saya hanya ingin menolong mu, Tuan Ular." tutur gadis kecil itu meyakinkan. Jiao Mi yakin ular ini berjenis kelamin laki-laki. Maka dari itu ia memanggilnya dengan sebutan itu. Ular itu kemudian memandang lekat tepat di matanya.
"Sial, perasaan meyakinkan apa, ini?!"
"Siapa gadis kecil itu? Beraninya dia mendekatiku,"
"Entah kenapa ada suatu perasaan menyeruak dalam hatiku. Sialan, aku benci ini."
Melihat itu, Jiao segera mendekatkan diri lalu mengangkat ular itu dalam kedua tangan mungilnya yang terbuka. Netra indah itu meneliti dengan lekat. Ada beberapa luka tercipta dalam tubuh ular itu.
"Terluka, ya? Kasian sekali Tuan Ular malang ini," celetuk gadis kecil itu begitu saja. Jeje mendengus mendengarkan. Tuan-nya ini memang tidak pernah berbaik hati.
"Jeje, gue perlu bahan obat-obatan buat nyembuhin luka ini ular." kata gadis kecil itu kemudian ia menambahkan.
"Gue juga perlu tempat buat bawa ular ini. Ya, kali, gue bawa beginian. Pegel nanti tangan gue yang ada." pintanya sambil melirik sang sistem yang terdiam sedari tadi. Cosplay jadi patung kali.
Ding!
[Bagaimana jika Master mengobati nya nanti saat di paviliun penginapan saja? Lagipula, luka ular itu terlihat biasa saja. Jadi, sekarang Master fokus saja mencari jalan keluar dari Lembah Huanglong. Master ingin tetap berada disini terus menerus?]
Jiao Mi mengangguk setuju, ia protes atau membantah kali ini. Keselamatannya lebih penting, jika ia selamat ia bisa juga mengobati ular ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rebirth As An Imperial Princess
Fantasy[BUKAN NOVEL TERJEMAHAN] Violetta, seorang gadis yang mengalami perpindahan jiwa. Di umurnya yang menginjak 15 tahun, ia harus mengalami insiden kecelakaan yang mengakibatkan dirinya mengalami perpindahan jiwa ketubuh seorang bayi yang baru saja di...