Berjalan tak tentu arah itulah yang sedang dilakukan oleh seorang remaja berwajah tampan. Dalam hati ia sedikit mendengus memikirkan nya. Ayolah, dia merupakan seorang tamu di Kekaisaran ini, namun ia malah dibiarkan berkeliling seorang diri. Sedangkan penghuni Kekaisaran ini entah kemana, terlebih lagi ketiga Pangeran itu.
Sepanjang jalan ia bertemu dengan beberapa pelayanan yang berjalan kesana kemari membawa sesuatu tidak lupa juga ada beberapa pelayan yang sibuk bergosip ria. Para pelayan itu menyapa nya dengan raut wajah yang terlihat malu-malu, terbukti dengan semburat merah di kedua pipi yang terlihat jelas.
Remaja itu hanya mengangguk kepala nya sedikit sebagai tanda mengiyakan perkataan mereka. Bosan bertemu dengan para pelayan, ia sedikit mempercepat langkah kakinya agar terhindar dari beberapa pelayan yang terlihat sekali mencoba menggodanya.
Langkah kakinya terhenti ketika tiba di sebuah tempat. Tempat itu ada jejeran paviliun yang terlihat indah dengan ukiran dan ciri khas masing-masing. Ia sedikit terpesona dengan keindahan ukiran nya, terlebih lagi ia sedikit menyukai hal tentang seni. Melihat pemandangan jejeran paviliun ini merupakan hal tersendiri baginya.
Dapat ia simpulkan masing-masing paviliun itu merupakan paviliun milik sang Kaisar, Permaisuri, Ibu Suri, para Pangeran, seorang Selir, serta para Putri Kekaisaran ini. Terkesan tidak sopan, namun jangan salahkan dirinya. Salahkan saja ketiga Pangeran itu yang membawanya kemarin namun tidak dapat menemani.
Kerutan keningnya terlihat, ia bergumam ketika menyadari sebuah kejanggalan. "Kenapa saya merasa sedikit aneh dengan area ini?" ia sendiri merasa ada sesuatu di sekitaran area paviliun. Melangkah sedikit demi mencari keanehan itu, ia berdiri tepat di antara paviliun besar yang mengelilingi. Beruntung, tempat ini terlihat sangat sepi. Akan tetapi ia tetap memasang sikap waspada, karena tidak mungkin jika paviliun ini tidak di jaga dengan baik.
Dirinya tidak bodoh untuk menyadari area ini di jaga oleh ribuan prajurit bayangan. Beruntung sebelumnya, ia sudah melakukan penyamaran sebelum memasuki area paviliun ini. Dikelilingi dengan berbagai macam formasi arai yang membuatnya tidak terlihat selama beberapa jam. Formasi khusus itu ia pelajari sewaktu kecil, diajarkan langsung oleh Kakek-nya sendiri.
"Paviliun lain? tapi, milik siapa?" monolognya penasaran. Xu Feng dapat melihat sebuah paviliun besar yang berdiri kokoh di tengah paviliun yang lain.
"Formasi nya cukup sulit, diperlukan mana yang besar agar bisa menembusnya."
Karena terlalu penasaran dengan paviliun yang di anggap nya misterius, Xu Feng mulai mencoba menembus formasi dengan menggunakan aliran mana yang cukup banyak. Mungkin tenaga nya agak terkuras sedikit.
Selang beberapa menit, akhirnya ia berhasil menembus paviliun itu. Meskipun ia mengeluarkan banyak mana. Terlebih lagi terdengar bunyi bising setelahnya.
"Siapa disana?" mendengar itu, Xu Feng segera memasuki area paviliun agar tidak ketahuan oleh para penjaga bayangan itu. Tidak lupa, ia sedikit membenarkan formasi nya kembali.
"Mungkin hanya perasaan kau saja. Sudah lah, lebih baik kembali bertugas."
Mendengar suara-suara itu sudah tidak kembali terdengar, Xu Feng sedikit bernafas lega. Jika saja ia ketahuan menyelinap diam-diam, maka sudah dapat dipastikan ia akan menerima hukuman.
Mata nya menelisik ke depan, seketika ia menyadari jika ada sebuah paviliun lain di balik formasi arai tadi.
Bibirnya tertarik keatas membentuk sebuah senyuman kecil penuh arti.
"Paviliun Naga?"
°°°°°°
"Nah, kan, gara-gara kebanyakan drama," ketus Jiao Mi kesal. Setelah menghabiskan banyak waktu yang terlalu lama di ruang dimensi miliknya, ia akhirnya kembali ke lembah Hualong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rebirth As An Imperial Princess
Fantasy[BUKAN NOVEL TERJEMAHAN] Violetta, seorang gadis yang mengalami perpindahan jiwa. Di umurnya yang menginjak 15 tahun, ia harus mengalami insiden kecelakaan yang mengakibatkan dirinya mengalami perpindahan jiwa ketubuh seorang bayi yang baru saja di...