Chapter 32

141 16 3
                                    

Jiao Mi memegang keranjang bersisi binatang yang ia tolong. Tidak mungkin kan ia meninggal ular gadungan itu sendirian? Di belakang nya terdapat Jeje yang mengekor terbang tidak menapak ke tanah.

Beuh, kek hantu!

Gadis kecil itu melirik sedikit kebelakang dengan langkah kecil yang terus melangkah keluar dari lembah ini. Ia berbicara dengan Jeje melalui batin.

"Je, ini beneran kan jalan nya?"

"Awas aja kalo salah nih, terus kira kesasar nanti. Kepala lo, gue getak!"

Gadis kecil itu tetap sama, galak dengan sang sistem. Ia tidak bermurah hati dengan nya, sungguh malang sekali Jeje mendapatkan Tuan yang begitu galak.

Ding!

[Master, tidak bisakah anda bermurah hati terhadap saya?]

Jeje terlihat sedih dan tertekan menghadapi tingkah laku Tuan-nya yang bahkan jauh dari pemikiran ia sendiri. Ia membayangkan Tuan-nya ini begitu lembut dan perhatian. Tapi sayang, realita tidak seindah ekspektasi.

"Tidak." singkat, padat, dan menyakitkan.

Sudahlah, pupus sudah ekspetasi Jeje. Lebih baik jalani saja yang ada.

Ding!

[Sebenernya ada jalan pintas, Master. Mungkin akan lebih cepat jika kita melewati jalan itu,]

Gadis kecil itu menaikan sebelah alisnya. Jeje ini, kenapa tidak bilang daritadi coba? ia tidak perlu ngedumel sedari tadi kalo begitu. Hanya menghabiskan tenaga nya aja, sampe mulutnya berbusa pun Jeje tidak akan mendengarnya.

"Je, gue tampol lo lama-lama, ya!"

"Sumpah, nyebelin lo. enaknya gue geplak pala lo, sini!"

"Terus lewat mana jalan pintas nya? Kaga bohong kan, lo?!"

Ding!

[Lewat sini, Master.]

Byur!

°°°°°

Mengendap-endap layaknya seorang pencuri, seorang pemuda dengan lancar memasuki sebuah paviliun tanpa takut ketahuan. Mata elangnya itu menelisik seluruh bagian paviliun.

"Paviliun milik siapa ini? Mengapa keberadaan nya sampai di sembunyikan seperti ini?"

"Mungkinkah Kaisar Zhang menyembunyikan seseorang secara diam-diam?"

Pikiran nya menebak berbagai macam opini. Aneh, seperti ada yang di sembunyikan di Kekaisaran Zhang ini. Lebih baik ia mencari tahu saja sendiri, daripada bertanya. Takutnya mereka malah curiga terhadap nya.

Sopankah begitu?

Dilihat dari ukiran-ukiran serta barang-barang yang tersimpan rapi sesuai tempatnya, paviliun ini sepertinya milik seorang gadis.

Mata tajam itu tidak sengaja menemukan sebuah titik, dimana tepat sebuah lukisan terpanjang dengan indah nya. Langkah kaki nya yang tegap berjalan mendekati dengan diliputi rasa penasaran yang begitu tinggi.

Di lukisan itu, terhadap lukisan seorang Peri? Peri kecil, berpakaian hanfu sederhana dan memakai cadar. Tidak terlihat jelas rupa wajahnya, akan tetapi terlihat begitu cantik.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rebirth As An Imperial PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang